Kapolri Tito Karnavian Copot 3 Kapolda, Adakah Kaitan Dengan Karhutla Hingga Kerusuhan?

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memutuskan untuk memutasi tiga kepolisian daerah (kapolda) Papua, Riau, dan Sulawesi Tenggara, ada apa sebenarnya?

Editor:
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian usai mengunjungi Aiptu Agus Sumarsono, anggota Polsek Wonokromo korban serangan terduga teroris di RS Bhayangkara Polda Jatim, Senin (19/8/2019). Dalam kesempatan itu, kapolri juga memberi keterangan pers terkait kerusuhan di Manokwari, Papua. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNJAMBI.COM - Marak kebakaran hutan dan lahan  dan kerusuhan hingga unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa dalam menolak UU KPK,

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memutuskan untuk memutasi tiga kepolisian daerah (kapolda) Papua, Riau, dan Sulawesi Tenggara, ada apa sebenarnya?

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memutasi tiga kepala kepolisian daerah ( kapolda) untuk wilayah Papua, Riau, dan Sulawesi Tenggara, Jumat (27/9/2019).

Mutasi tersebut tertuang dalam surat telegram bernomor ST/2569/IX/KEP.2019 tertanggal 27 September 2019.

Surat telegram tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.

 

 

Baca: Begini Isi Pesan KKB Sebelum Tembak Mati Pemilik Kios di Papua

Baca: AKIBAT Sering Nonton Film Dewasa di Ponsel, 2 Bocah Ingusan Lepaskan Syahwatnya kepada Ibu Kandung

Baca: VIDEO: Cari Tau Lebih Jauh Apa itu Rokok Elektrik (Vape) dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Ketika ditanya apakah mutasi ketiga kapolda terkait sejumlah peristiwa menonjol di daerah tersebut, Dedi tak menjawab secara pasti.

Menurut dia, mutasi rutin dilakukan termasuk dalam rangka peningkatan kinerja organisasi.

"Mutasi dalam organisasi Polri hal yang biasa dalam rangka tour of duty dan area, serta untuk meningkatkan kinerja organisasi dan dalam rangka binkar (pembinaan karir)," kata Dedi ketika dihubungi Kompas.com, Jumat malam.

Seperti diketahui, kerusuhan sempat terjadi di sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat. Terbaru, kerusuhan terjadi di Wamena dan Jayapura, Papua pada Senin (23/9/2019).

Kemudian, dua mahasiswa tewas dalam demo mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019).

Terakhir, kebakaran hutan dan lahan di Riau termasuk yang terparah di tahun 2019.

Riau menjadi provinsi dengan karhutla terluas. Per Agustus 2019, 49.266 hektare lahan terbakar di sana.

Baca: Mengejutkan! Peneliti Temukan Bahaya di Kantong Teh Celup, Sayangi Tubuh Ini Tips Sehat Menyeduh Teh

Baca: Shandy Aulia Tak Mau Wajah Anaknya Mirip Sang Suami, Beber Doa dan Harapan Sebenarnya

Baca: Gubernur Jambi Ajak Semua Komponen Masyarakat Jaga Keamanan, Dialog Hasilkan Deklarasi Jambi Damai

Berdasarkan mutasi, Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja akan dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Sabhara Baharkam Polri. Sementara, Irjen Paulus Waterpau akan diangkat sebagai Kapolda Papua.

Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo akan menduduki jabatan sebagai Pati Baintelkam Polri dengan penugasan pada BIN. Eko akan bertukar jabatan dengan Irjen Agung Setya Imam Effendi.

Terakhir, Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto akan menjabat sebagai Irwil III Itwasum Polri. Brigjen Pol Merdisyam akan menduduki jabatan Kapolda Sultra. (Kompas.com/Devina Halim)

 

Muhammad Yusuf Kardawi, mahasiswa UHO Kendari meninggal dunia. (TribunMataram Kolase/ (KOMPAS.COM/ KIKI ANDI PATI))

Sempat Koma, 1 Lagi Mahasiswa UHO Kendari Tewas di Demo DPRD Sultra, Cedera Kepala hingga Pendarahan

Sempat koma hingga harus jalani operasi, satu lagi mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari meninggal dunia dalam demo di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (27/9/2019).

Muhammad Yusuf Kardawi (19), mahasiswa Teknik Sipil UHO harus meninggal dunia secara tragis seperti temannya Immawan Randy (21) dalam demo menolak UU KPK di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara.

Muhammad Yusuf Kardawi meninggal dunia setelah mengalami cedera serius di kepala yang membuatnya harus menjalani operasi karena kehilangan banyak darah.

"Iya, pasien Muhammad Yusuf Kardawi (19) yang menjalani perawatan intensif pasca dioperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sultra, meninggal dunia sekitar pukul 04.00 Wita," kata Plt Direktur RSU Bahteramas dr Sjarif Subijakto, seperti dikutip dari TribunMataram.com dari Kompas.com, Jumat (27/9/2019).

Sjarif mengatakan, tim dokter yang menangani Yusuf sudah berbuat maksimal.

Namun, nyawa mahasiswa tersebut sudah tidak tertolong.

Almarhum Yusuf tercatat sebagai mahasiswa jurusan Teknik D-3 Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.

Sedangkan, korban meninggal dunia sebelumnya adalah Immawan Randy (21), yang merupakan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO.

Yusuf adalah pasien rujukan dari RS Ismoyo Korem 143/Haluoleo.

Yusuf harus menerima tindakan operasi, karena cedera serius saat aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Sultra, Kamis kemarin.

Kepala Polres Kendari AKBP Jemi Junaidi yang dikorfirmasi terkait kematian Yusuf tidak bersedia memberikan penjelasan.

"Silakan konfirmasi ke Polda Sultra," kata Kapolres Jemi saat dihubungi.

Pada Kamis malam, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, Ketua DPRD Sulawesi Tenggara Abdurrahman Shaleh, dan jajaran Forkopimda menjenguk Yusuf Kardawi di ruang perawatan RSU Bahtermas.

 

Koma dan luka di kepala

Sjarif Subijakto mengatakan, Yusuf mengalami benturan di kepala dan terdapat sekitar lima luka dengan panjang sekitar 4 sampai 5 sentimeter.

“Pas masuk di sini sudah koma, dan sampai sekarang kondisinya juga koma dan sementara dirawat,” ujar Sjarif pada Kamis malam.

Menurut dia, luka di kepala Yusuf itu tidak beraturan posisinya, sehingga saat dilakukan tindakan operasi oleh dokter membutuhkan tambahan darah.

Namun, belum dapat dipastikan benturan yang menyebabkan luka di kepala mahasiswa D3 itu dari benda tajam atau benda tumpul.

“Diagnosanya itu dia banyak terkena benturan laporan dari teman-teman. Posisi lukanya beda-beda, cukup banyak, sekitar lima,” kata Sjarif.

Yusuf mendapat perawatan insentif di RSUD Bahteramas Kendari usai mengikuti aksi di depan Gedung DPRD Sultra.

Yusuf awalnya dilarikan ke RS Ismoyo Kendari oleh kawan-kawannya.

Namun, karena kondisinya kritis, mahasiswa Universitas Halu Oleo tersebut terpaksa dirujuk ke RSUD Bahteramas untuk mendapat perawatan intensif.

Mahasiswa UHO Tewas Ditembak saat Demo di Sulawesi Tenggara, Luka Dada Sedalam 10 cm, Kakak Histeris

Sebelumnya, aksi demo menolak UU KPK dan UU RKUHP telah terlebih dahulu memakan korban jiwa, mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara tewas karena luka tembak di dada.

Nahas dialami Immawan Randy (21), mahasiswa UHO yang tewas saat demo di Kendari, Sulawesi Tenggara rusuh.

Immawan Randy, mahasiswa Universitas Halu Oleo ( UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, tewas karena luka tembak di dada saat demo di gedung DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (26/9/2019).

"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam.

Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata dokter Yudi Ashari yang menangani korban di Rumah Sakit Ismoyo Kendari, Kamis malam.

Yudi mengatakan, untuk memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, tim dokter masih menunggu hasil otopsi.

"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart mengatakan, dalam pengamanan aksi unjuk rasa mahasiswa di gedung DPRD Sultra, pihaknya membekali anggota dengan tameng, tongkat, water canon dan gas air mata.

"Anggota tidak pakai peluru tajam,  peluru karet maupun peluru hampa dalam pengamanan aksi hari ini.

Untuk cari penyebab korban meninggal dunia masih kita tunggu hasil otopsi di RS Kendari," kata Harry kepada sejumlah awak media di sekitar gedung DPRD Sultra.

Dalam aksi demo berujung rusuh itu, ada 15 orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.

15 orang itu di antaranya 11 mahasiswa, 1 staf DPRD, dan 3 polisi. Selain itu ada beberapa fasilitas yang dibakar, seperti gedung DPRD dan motor.

Sebelumnya diberitakan, satu mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, Randy (21), tewas saat demo di DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019).

Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart mengatakan, tewasnya mahasiswa itu terjadi saat kerusuhan di depan Gedung DPRD Sultra. Saat itu mahasiswa sedang berdemo mulai pukul 11.30.

"Kami mengawal Ketua DPRD Provinsi (Sultra) bersama anggota DPRD lain menemui mahasiswa," ujar Harry saat diwawancarai Kompas TV, Kamis.

Ketua DPRD Sultra minta perwakilan mahasiswa untuk melakukan audensi. Sebagian mahasiswa sempat menyepakati hal itu.

Namun, tak berapa lama massa terbelah. Ada yang berupaya masuk ke dalam Gedung DPRD.

Sekitar pukul 15.30 dari kerumunan massa, diketahui ada mahasiswa yang terluka.

Mahasiswa itu dibawa ke Rumah Sakit Korem yang paling dekat denga DPRD Sultra untuk mendapat perawatan.

"Pada saat dibawa dan sudah berada di korem dan dilakukan tindakan medis dokter korem, (mahasiswa ) sudah meninggal," ujar Harry. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Kapolri Tito Karnavian Mutasi 3 Kapolda Papua, Sultra & Riau, Ada Kaitan dengan Peristiwa Besar?


Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved