Berjuang di Pedalaman Papua, Dokter Soeko Tewas Dibacok Massa Saat Kerusuhan di Wamena!

Pahlawan di bidang kesehatan, dokter Soeko Marsetiyo (53) menjadi salah satu korban tewas kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua

Editor:
HO Dinkes Papua via Antaranews.com
dr Soeko Marsetiyo (53) 

"Sementara sudah 75 sampai 80 persen yang disisir, banyak sekali kerusakan," katanya.

Oleh karena itu, ia meyakini masih ada korban tewas yang belum ditemukan.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa itu. 

 

"Pemerintah Papua dan masyarakat Papua mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang terjadi pada hari Senin (23/9/2019)," ujar Lukas setelah mengunjungi para korban  kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).

Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.

Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.

Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.

Sementara Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar atau hoaks.

Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.

Pascakerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada 23 September lalu, sebanyak 5.000 warga mengungsi.

Baca: BACAAN SURAT YASIN LENGKAP Dilengkapi Arti Dalam Bahasa Indonesia Dalam Bahasa Indonesia dan Doa!

Baca: TAMPARAN Atta Halilintar Usai Bebby Fey Ungkap Skandal Bersamanya, Udah Puas? Sekarang Giliran Saya!

Baca: Ada 10 Warga Suku Anak Dalam, Diantara 43 Tersangka SMB yang Dilimpah ke Jaksa Penuntut Umum

Gubernur Papua Lukas Enembe yang pada Rabu (25/9/2019) menemui para pengungsi meminta mereka untuk menghilangkan rasa takut dan kembali ke rumahnya masing-masing.

"Kami harap mereka ibu-ibu yang sakit dan anak-anak boleh mengungsi, tapi yang lain kita tidak boleh mengungsi dan takut. Kita ini Indonesia, berada di wilayah Republik Indonesia," tutur dia.

Namun, Lukas juga menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua akan mengakomodir kebutuhan warga selama mereka masih mengungsi.

Bagi korban yang kehilangan tempat tinggal, Lukas memastikan Pemprov Papua akan memberikan bantuan.

"Kami akan bantu mereka yang rumahnya terbakar, namun kami menunggu pendataan termasuk pembangunan kantor pemerintah," kata dia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved