Mama Fajar Kaget Bukan Kepalang Intel Densus 88 Sering Main Mobile Legend Bareng Anaknya

Ternyata, Iron kembali menggunakan seragam polisi. Dia datamg mengenakan seragam polisi lengkap dengan senjata laras panjang di tangannya

Editor: Duanto AS
Kolase/TribunJambi
Ilustrasi Densus 88 

Mereka takut mendekat karena cemas bom yang ditemukan di rumah terduga teroris MA (20) di kawasan tersebut meledak.
Adapun MA ditangkap setelah polisi mengembangkan tujuh terduga teroris lain yang ditangkap di Bekasi.

Setelah menangkap Arsad, polisi menggeledah kediamannya dan menemukan sejumlah barang bukti untuk membuat bom.

Ilustrasi Suasana saat Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dan Tim Gegana lakukan penggeledahan yang diduga bahan peledak seberat 30 Kg di kediaman rumah Simanjuntak, Jalan Kutilang, Kelurahan Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan.
Ilustrasi Suasana saat Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dan Tim Gegana lakukan penggeledahan yang diduga bahan peledak seberat 30 Kg di kediaman rumah Simanjuntak, Jalan Kutilang, Kelurahan Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan. (Tribun Medan /istimewa)

Bahkan, tim Densus 88 menemukan sebuah bom aktif berjenis TATP berdaya ledak tinggi di kediaman Arsad.

Bom aktif itu langsung diledakkan Polisi di sebuah lahan kosong yang tak jauh dilokasi mengingat bom tersebut sangat sensitif.

Wanita penjinak bom

Gegana Brimob, pasukan khusus Polri yang menangani kejahatan dengan tingkat bahaya tinggi sering dikaitkan dengan profesi kaum laki-laki.

Melansir Tribunjogja.com, pasukan yang dibentuk pada 1974 ini baru menempatkan seorang polisi wanita (polwan) pada 1990, atau 17 tahun setelah pasukan itu berdiri.

Wanita pertama yang masuk Brimob kala itu beranggotakan empat polwan dan ditempatkan di pasukan Gegana.

Saat memasuki Gegana, mereka masih berusia 20 tahunan.

Keempat wanita gagah berani itu adalah Ina Rochmatin (22), Atanasia Tri Basuki (21), Serda Sayekti (20) dan Reny Irawati (20).

Sebagai wanita, tentu saja menjadi anggota Gegana Brimob tidak mudah. Sebab latihan fisik dan tantangan lainnya pun lebih berat dari kepolisian pada umumnya.

Apalagi Gegana Brimob ditugaskan untuk berurusan dengan bom, radio aktif, bahan kimia dan perlawanan teror.

"Kalau sudah masuk Brimob, hidup mati kami hanya untuk Brimob. Kami memang sudah teken kontrak mati," kata Ina Rochmatin yang saat itu berpangkat Sersan Dua seperti dikutip dalam Harian Kompas edisi 1 September 1991 di artikel "Empat Polwan Brimob Pertama Di Indonesia: "Kami Sudah Teken Kontrak Mati".

Ina dan ketiga rekannya mengikuti pendidikan dasar bintara Brimob Jawa Timur dengan rutinitas 60 persen latihan di lapangan.

Briptu Rachel
Briptu Rachel ()

Pendidikan lapangan itu berupa halang rintang lanjutan (merayap, melompat jurang), lintas alam (mendaki gunung, melewati sungai dan gua),

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved