Berita Viral
Begini Nasib dari Mbah Pani Usai Jalani Ritual Topo Pendem, Dikubur 5 Hari Tanpa Makan dan Minum
Begini Nasib dari Mbah Pani Usai Jalani Ritual Topo Pendem, Dikubur 5 Hari Tanpa Makan dan Minum
Mbah Pani mengaku masih sakit kepala dan kondisinya belum fit usai tuntas melaksanakan ritual tapa pendem.
Tujuan Tapa Pendem
Mbah Pani mengaku tujuannya menjalani tapa pendem ialah demi keselamatan dan kekuatan dirinya sekeluarga.
"Sementara, saya baru kuat kasih keterangan ini. Kalau ada kekeliruan ucap saya mohon maaf sebesar-besarnya. Lain hari, kalau ada kesempatan saya siap membicarakan lebih lanjut," ujar Mbah Pani.
Adik sepupu Mbah Pani, Abdul Qohar, kembali menegaskan bahwa kondisi Mbah Pani belum memungkinkan untuk berbicara banyak.

Menurutnya, kondisi Mbah Pani sehat.
Namun, kemungkinan inderanya belum kembali sempurna.
Ia masih perlu beradaptasi setelah berhari-hari dalam kegelapan di bawah tanah.
Hingga pukul 21.00 lewat, warga masih terus berdatangan ke rumah Mbah Pani.
Mereka duduk lesehan di hadapan Mbah Pani yang duduk lemah di kursi ruang tamunya.
Air Obat
Setelah berkunjung, sebagian warga tampak membawa keluar satu jeriken kecil berisi air.
Air tersebut ialah air tanah yang disedot dari tempat pertapaan Mbah Pani.
Menurut Abdul Qohar, air tersebut diyakini bisa untuk obat.
Pihak keluarga mempersilakan siapa pun untuk membawa pulang air tersebut selama belum habis.
Tapa Terakhir
Tribunjateng.com menemui Mbah Pani, beberapa saat sebelum menjalani prosesi tapa pendem.
Mbah Pani mengatakan, tapa pendem kali ini merupakan yang ke 10 atau terakhir.
Sebelumnya, dia sudah melakukan ritual yang sama sebanyak sembilan kali.
Dalam menjalani ritual tapa pendem itu, ia dikubur selama tiga hari tiga malam dalam liang di dalam rumahnya.
Dan dua kali dijalani di luar desanya yaitu di desa Ketip, tetangga desa.

Mbah Pani yang juga Ketua Ketoprak Desa Bendar, Juwana ini tampak tenang saat bertemu wartawan.
Sebelum berganti pakaian dengan kain kafan sebagaimana kain untuk orang yang akan dikubur, Mbah Pani menjawab singkat.
"Karena ini yang terakhir, nanti tidak cuma tiga hari, tapi lima hari," kata Mbah Pani di rumahnya.
Ditanya mengenai tujuan dan hal lainnya, Mbah Pani enggan memberi keterangan sebelum ritual tuntas dilaksanakan.
Lubang Pernapasan
Suyono, anak angkat Mbah Pani, mengatakan, ritual tapa pendem dilakukan Mbah Pani dengan menguburkan diri di dalam tanah yang diberi lubang untuk pernapasan.
"Topo pendem seperti ini sudah dilakukan beliau sebanyak sembilan kali. Dan hari ini adalah yang ke-10," ungkapnya.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, terakhir kali Mbah Pani melakukan ritual ini adalah 2001 lalu.
Sebelumnya, Mbah Pani melakukan ritual ini setahun sekali, setiap bulan Suro.
Adapun ritual terakhir ini dilakukan 18 tahun berselang.
Dalam tapa pendem, Mbah Pani diperlakukan hampir sama seperti jenazah yang akan dikubur.
Ritual
Sebelum dikuburkan, Mbah Pani dipakaikan kain kafan.
Layaknya pemulasaran jenazah, disediakan bunga-bunga.
Hanya saja, tidak ada prosesi azan supaya tidak sepenuhnya seperti prosesi penguburan jenazah.
Ukuran liang kubur untuk ritual tapa pendem atau topo pendem sekitar kedalaman 3 meter, panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter.
Di dalam liang kubur itu, sudah disediakan peti untuk tempat pertapaan.
Di dalamnya disediakan pula bantal dari tanah.
Ketika prosesi ritual mulai dilaksanakan, hanya pihak keluarga dan tokoh masyarakat setempat yang diperkenankan masuk rumah.
Lihat videonya :
Warga lain menyaksikan dari luar rumah.
Saat digali, kondisi lubang itu berair. Namun segera disedot dikeringkan saat Mbah Pani sudah mengenakan kain kafan.
Sebagaimana proses pemakaman biasa, Mbah Pani juga dikafani dan dimasukkan ke dalam peti.
Ada pipa untuk saluran pernapasan yang menghubungkan Mbah Pani dari dalam kubur ke permukaan tanah. (Mazka Hauzan Naufal/Tribujateng.com/TribunnewsBogor.com)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Begini Nasib Mbah Pani Setelah Lakukan Topo Pendem Dikubur Hidup-hidup 5 Hari Tanpa Makan dan Minum
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: