Karhutla
Kisah Tim Karhutla Berjibaku Padamkan Api, Nyaris Terpanggang, Loyal Meski Digaji Rp 750 Ribu
Berikut ini kisah bagaimana petugas yang tergabung dalam tim penanggulangan kebakaran hutan bekerja, dalam situasi yang bisa mengancam nyawa.
Kisah Tim Karhutla Berjibaku Padamkan Api, Nyaris Terpanggang, Loyal Meski Digaji Rp 750 Ribu
TRIBUNJAMBI.COM-Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi beberapa waktu ini sudah dalam kondisi gawat.
Korban jiwa sudah berjatuhan, sementara petugas terus berjibaku di lapangan, berusaha untuk memadamkan titik api.
Kondisi ini dialami di Sumatera dan Kalimantan.
Beberapa daerah dengan titik api yang masif di antaranya di Riau, dan Provinsi Jambi, serta Sumatera Selatan.
Berikut ini kisah bagaimana petugas yang tergabung dalam tim penanggulangan kebakaran hutan bekerja, dalam situasi yang bisa mengancam nyawa.
Kebakaran di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) hingga kini masih terus terjadi.
Tim gabungan Satgas Darat Karhutla yang terdiri dari unsur TNI, Polri, TRC BPBD dan masyarakat berjibaku memadamkan api hampir setiap hari.
Mereka rela meninggalkan anak, istri dan keluarganya di rumah hingga mengorbankan waktu istirahatnya demi sebuah tugas mulia.
Terkadang mereka tidak sempat lagi istirahat, karena baru pulang memadamkan api tiba-tiba mendapat laporan di tempat lain juga terjadi kebakaran.
Tak ada pilihan lain, demi tugas mereka terpaksa langsung menuju lokasi yang dilaporkan tersebut untuk memadamkan api agar tidak meluas.Tugas mereka tidak boleh dianggap remeh, sebab mereka bertaruh nyawa melawan kobaran api yang memakan setiap tumbuhan di atas lahan yang terbakar.
Bahkan mereka beberapa kali nyaris terpanggang jadi santapan api saat berupaya memadamkan kebakaran hutan, kebun dan lahan.
"Saro, nanggong nian kami, kulit raso ngelupas galo," cerita salah seorang anggota Satgas Karhutla, Ari Wijaya pada Tribunsumsel, Minggu (22/9/2019).
Meski demikian, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muratara itu tetap semangat memadamkan api.