Karhutla di Jambi
Kisah Ayam Aminah Terkecoh Langit Merah Muarojambi, Ingat Cerita 1000 Candi Rara Jonggrang?
Dalam cerita Rara Jonggrang dan Candi Prambanan, Bandung Bondowoso diberi syarat bila ingin mempersunting Rara Jonggrang
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Duanto AS
Ditunggui oleh Siti Amina, dan suaminya yang tinggal di sebelah Puskesmas pembantu itu.
Kepada Tribunjambi.com, ia mengatakan suasana gelap di siang hari sudah berlangsung sejak satu minggu terakhir.
"Paling parahnya siang tadi, jam 11 siang terasa seperti magrib," katanya.
Ia bercerita sempat terheran saat mendengatkan azan Dzuhur yang terasa sempat dikiranya adzan Magrib.
Ditambah lagi ayam peliharaannya di belakang rumah tiba-tiba naik bertengger layaknya menyambut malam.
"Sempat heran aku kira magrib tadi, karena tadi sempat ketiduran. Dengan suara adzan di depan udah mulai gelap," katanya.
"Pas kebelakang mau wudu nengok ayam udah naik ke kandang, eh ternyata baru Zuhur. Pas lihat jam ternyata baru jam 12.00 siang, jangankan kito ayam aja bingung masih siang dikira Magrib," sambungnya.
Siti Amina sudah bekerja sebagai bidan sejak lama di pustu Desa Pulau Mentaro, ia mengatakan dalam satu minggu terakhir kabut asap disertai partikel abu memang sangat pekat hingga ke dalam rumah.
Bahkan dalam empat hari terakhir, setidaknya tiga hingga empat orang warga datang memeriksakan kesehatan kesehatan umumnya yang dikeluhkan adalah sesak napas, mata perih dan berair hingga asma yang kambuh.
"Meningkat memang dalam satu minggu ini, tiap hari ada aja warga yang datang meriksa keluhannya kalau tidak ISPA, diare, ada juga kasus anak-anak demam tinggi," ujarnya.
Bahkan beberapa warga dalam beberapa hari terakhir terpaksa dirujuk ke rumah sakit di Kota Jambi karena mengalami gangguan pernapasan karena kabut asap.
"Satu minggu ini tiga orang pasien dirujuk ke rumah sakit di Jambi, satu lansia dan dua orang anak-anak. Penanganan kita di sini kita berobat jalan, tapi kalau harus di rawat terpaksa dirujuk ke rumah sakit karena peralatan kami tidak memadai," ujar Siti Amina.
Ia juga mengatakan, untuk persediaan oksigen di puskesmas pembatu di Desa Pulau Mentaro hanya ada satu tabung kecil oksigen.
Hal ini menurut Amina tidak memadai jika ada pasien dengan riwayat asma yang datang untuk berobat.
"Kami juga keterbatasan masker, stok kita sedikit sementara hampir tiap hari warga ada yang datang minta masker. Kalau bisa dibantu masker," ujarnya.