Kejanggalan Jenazah Lily Wahidin TKW Ternate Tewas di Malaysia, Ada Banyak Jahitan Panjang di Tubuh
Sebenarnya apa yang menimpa Lily Wahidin. Mengapa tubuh jenazah tenaga kerja wanita ini penuh jahitan.
Terakhir, kata dia, ia berkomunikasi dengan istrinya pada 29 Agustus 2019, itupun dengan menggunakan ponsel milik majikannya di Malaysia.
Komunikasi itu juga hanya belangsung beberapa menit, setelah itu putus.
“Istri saya hanya bilang kalau dia sudah tiba di rumah majikannya. Hanya itu, langsung putus, padahal saya masih ingin bicara lagi lebih banyak dengan dia,” ujar Mahrus.
Keesokan harinya, pada 30 Agustus 2019, sekitar jam 4 sore, dia menerima telepon dari nomor +60, dia sangat yakin bahwa nomor yang diawali dengan angka itu adalah dari Malaysia, dan ternyata dari pihak agengsi.
Dalam pembicaraan itu, pihak agengsi mengatakan bahwa, “istri bapak sakit tapi kelihatan tidak sakit atau pura-pura dan saya sudah ambil dari rumah majikan untuk dibawa ke agengsi di sana selama dua hari”.

“Saya langsung jawab, kalau memang begitu, tidak bisa lagi kerja, lebih baik istri saya dipulangkan saja, terus katanya tidak bisa karena harus membayar ganti rugi sebesar Rp 30 juta. Saya tanya lagi, apakah Rp 30 juta sudah termasuk biaya dia kembali hingga ke Ternate atau belum, terus katanya sudah,” kata Mahrus.
“Saya bilang juga, kalau ada istri saya di situ saya ingin bicara. Dan memang ada, saya tanya sakit apa, terus katanya pusing, cuma itu,” kata Mahrus lagi.
Setelah itu, komunikasi pun tiba-tiba putus padahal menurut Mahrus, dia masih ingin menanyakan ke mana uang sebesar Rp 30 juta itu ditransfer agar bisa mempercepat kepulangan istrinya.
“Dari situ saya mulai gelisah, karena saya hubungi nomor tadi dari agengsi tapi tidak bisa. Kemudian, Senin tanggal 2 September 2019, saya menelepon kantor pusat perusahaan yang ada di Jakarta. Orang perusahaan itu katakan bahwa dirinya baru saja berkomunikasi dengan agengsi yang ada di Malaysia, tapi tidak menyampaikan bahwa ada satu orang tenaga kerja yang sakit,” kata Mahrus.
Masih di hari yang sama Senin 2 September, Mahrus menuju kantor cabang PT Maharani Tri Utama Mandiri yang beralamat di Jalan Lingkungan Marikurubu RT 011 RW 006, Kelurahan Marikurubu, Kota Ternate.
Di sana, Mahrus langsung bertemu dengan Kepala Cabang Tri Cahyo Edy Prasetyo, orang yang menerima berkas dari Lily.
Kepala cabang katanya langsung menelepon pihak agengsi.
“Tapi anehnya, dari awal pembicaraan sampai terakhir, kepala cabang cuma bilang ya, ya, ya,” ujar Mahrus.
Usai menelepon, Tri Cahyo hanya menjanjikan bahwa akan ke rumah sebentar sore.
Hanya saja ditunggu sampai malam, Tri tak kunjung datang.
Nanti sekitar jam 12 malam, Mahrus menerima SMS dari Tri Cahyo bahwa dia besok pagi akan ke rumah.
“Besoknya tanggal 3 September sekitar jam 9 pagi memang datang ke rumah tapi dia hanya mengatakan bahwa Lily sudah tiada,” ujar Mahrus.
“Mendengar itu saya dan keluarga sangat kaget, saya pun menelepon ke agengsi, menanyakan kapan meninggalnya dan bagaimana kepulangan jenazah hingga ke Ternate,” kata Mahrus.