Kabut Asap
Berdampak saat Melaut, Nelayan di Perairan Tanjung Jabung Timur Diimbau Gunakan GPS
Kabut asap juga berdampak bagi nelayan saat melaut. Karena jarak pandang yang terbatas. Mengantisipasi keselamatan para nelayan
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Kabut asap juga berdampak bagi nelayan saat melaut. Karena jarak pandang yang terbatas.
Mengantisipasi keselamatan para nelayan saat melaut, Dinas Perikanan Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur) mengimbau nelayan agar menggunakan GPS atau Radio Control sebagai petunjuk.
"Kita imbau kepada para nelayan untuk memanfaatkan teknologi seperti GPS atau minimal Radio control saat melaut. Ditambah saat ini beberapa kawasan laut mulai diselimuti kabut dan jarak pandang terbatas," ungkap Kepala Dinas Perikanan Tanjab Timur, Ibnu Hayat.
"Selain itu, perlu juga dipertimbangkan terkait keamanan dan safety. Seperti pelampung dan lainnya," tambah Ibnu Hayat.
Menurutnya, saat ini masih banyak dijumpai para nelayan maupun pemilik kapal motor yang tidak memiliki GPS sebagai alat pandu saat berada di laut.
Karena saat musim kemarau dan berkabut seperti ini, GPS sangat berguna bagi penuntun kapal.
"Terutama untuk kapal yang melakukan jarak tempuh 7 mil ke laut sudah harus memiliki wajib menggunakan GPS," paparnya.
Saat ini pemerintah daerah sendiri belum bisa melakukan pengajuan untuk bantuan GPS tersebut.
Selain anggaran yang cukup besar untuk satu unit GPS, jika pun harus bantuan kementerian, namun kementerian baru menyalurkan bantuan tersebut harus melalui kelompok.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/kabut-semakin-tebal-di-laut-nelayan-di-tanjab-timur-gunakan-gps-dan-pengamatan.jpg)