Berita Bungo

Kemarau Zaman Nabi Musa dan Dosa 40 Tahun, Kisah Ini Disampaikan di Lapas Klas IIB Muara Bungo

Mereka berkumpul di sebuah tempat lapang dan memohon hujan di sana. Istisqa. Namun, hujan tidak kunjung turun.

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Mareza Sutan AJ
Wakil Bupati Bungo, Safrudin Dwi Apriyanto dalam kunjungan di Lapas IIB Muara Bungo. 

Kemarau Zaman Nabi Musa dan Dosa 40 Tahun, Kisah yang Disampaikan di Lapas Klas IIB Muara Bungo

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO - Tujuh orang laki-laki duduk di kursi, sisi sebelah kiri ruangan itu.

Warna rambut mereka kian memutih. Kulit yang membungkus badan itu kelihatan keriput.

Mereka adalah tujuh warga binaan lansia yang menjalani masa tahanan di Lapas Klas II B Muara Bungo. Pada Kamis, (5/9/2019), mereka disambangi Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia) Kabupaten Bungo.

Mereka mendengarkan apa yang disampaikan di Ruang Pertemuan Lapas Klas II B Muara Bungo itu.

Sekali waktu pada zaman Nabi Musa, terjadi kemarau panjang. Kekeringan melanda di mana-mana. Nabi Musa dan umatnya memohon agar hujan diturunkan.

Mereka berkumpul di sebuah tempat lapang dan memohon hujan di sana. Istisqa. Namun, hujan tidak kunjung turun.

Baca Juga

 Kronologi Kerusuhan Suporter Indonesia saat Timnas Indonesia vs Malaysia, Batu-batu Berhamburan

 Cowok Tapi Pipis Melalui V4gin4, AR (3) Akhirnya Pilih Punya Alat Kelamin Pria, Apa Itu Hipospadia?

 Foto Gisel Pakai Baju Ketat sedang Dugem Beredar, Terekam Kamera Asyik Joget Dengan Cowok

 Maudy Ayunda Ngotot Nggak Mau Putus! Rela Pergi ke Amerika Susul Pria Ini

 Padahal di Penjara, Al Ghazali Keceplosan Dapat WhatsApp dari Ahmad Dhani Saat Ulang Tahunnya?

Nabi Musa kemudian bertanya pada Allah, kenapa hujan tidak turun. Apa yang menyebabkan hujan tidak kunjung turun, sedangkan ribuan umatnya sudah berkumpul.

Mereka memohon hujan turun, tapi tidak setetes pun air jatuh dari langit.

Allah kemudian menjawab pertanyaan Nabi Musa. Ada seorang di antara kaumnya yang telah melakukan dosa selama 40 tahun.

Itulah penyebab hujan tidak turun.

Semua doa yang dipanjatkan saat itu tidak dikabulkan, karena ada satu di antara mereka yang telah melakukan dosa selama 40 tahun.

Nabi Musa terkejut.

Dia kemudian berang, bertanya pada semua kaumnya.

Siapa di antara mereka yang telah melakukan dosa selama 40 tahun?

Karena satu orang itu, semua umatnya dilanda kekeringan.

Hujan tidak diturunkan karena ada satu di antara mereka yang berdosa selama 40 tahun.

Dia melantangkan suaranya.

Wakil Bupati Bungo, Safrudin Dwi Apriyanto dalam kunjungan di Lapas IIB Muara Bungo.
Wakil Bupati Bungo, Safrudin Dwi Apriyanto dalam kunjungan di Lapas IIB Muara Bungo. (Tribun Jambi/Mareza Sutan AJ)

Ditanyakannya, siapa di antara kaumnya yang telah berdosa selama 40 tahun itu.

Jika ada di antara mereka telah melakukan dosa selama 40 tahun, maka keluarlah dari rombongan itu. Sebab, itulah penyebab hujan tidak diturunkan.

Seorang di antara umatnya menyadari siapa yang dimaksud Nabi Musa.

Namun jika dia keluar dari rombongan itu, maka semua orang di sana tahu siapa yang telah berbuat dosa selama 40 tahun.

Dia merasa sangat menyesal, berserah pada Yang Mahakuasa. Dia bertobat.

Belum sempat dia keluar dari rombongan itu, hujan turun.

Doa-doa Nabi Musa dan umatnya dikabulkan, padahal tidak satu pun di antara mereka yang keluar dari rombongan itu.

Nabi Musa bertanya pada Tuhan-nya, siapa di antara umatnya yang telah melakukan dosa selama 40 tahun itu.

Allah menjawab, selama 40 tahun dia melakukan dosa, Allah tidak pernah buka aibnya, bagaimana mungkin ketika dia sudah bertobat Allah bukakan aibnya untuk diketahui banyak orang.

Demikianlah kisah yang disampaikan Wakil Bupati Bungo, Safrudin Dwi Apriyanto dalam kunjungan itu.

Dia mengatakan, sebanyak apapun dosa yang dilakukan, pintu tobat selalu terbuka.

Ketua Komda Lansia Kabupaten Bungo ini juga mengatakan, lembaga pemasyarakatan bukanlah tempat yang hina.

Justru barangkali, kata dia, dari sanalah lahir orang-orang yang bertobat dan menjadi orang yang mulia di masa depan.

"Orang yang baik bukan orang yang tidak pernah berbuat kesalahan, namun orang yang baik adalah orang yang melakukan kesalahan kemudian dia bertobat. Dia berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi," demikian kata Apri.

Lembaga pemasyarakatan, jelasnya, bisa jadi akan tempat yang akan membina kita. Tempat yang mulia.

Tidak ada orang yang hina. Sebab, ampunan Tuhan lebih luas daripada dosa yang dimiliki hamba-Nya.

Tujuh orang laki-laki itu manggut-manggut. Diperhatikannya dengan saksama apa yang disampaikan.

Senyum di wajah keriput itu merekah ketika menerima bingkisan. Ada juga buah-buahan yang diparsel dalam keranjang dan dibungkus plastik.

Mereka dipidana karena bermacam kasus, dijerat perkara yang berbeda-beda.

Satu di antara petugas Lapas bilang, masa tahanan mereka cukup lama, karena perkara yang menjerat mereka cukup berat.

Namun, mereka tetap menjalani hari-hari sebagai warga binaan di sebuah lembaga pemasyarakatan.

Satu di antara mereka memberanikan diri untuk bercerita. Disalamnya beberapa orang di sana.

Senyumnya kelihatan, menampakkan sebaris gigi yang belum ompong semuanya.

Dia dari Jujuhan, katanya.

Manggut-manggut dia sambil menyampaikan kabar gembira.
Rupanya, dia akan bebas bersyarat pekan depan.

Ucapan selamat mengiringi, dan dia berjanji tidak akan mengulangi tindakan yang pernah dia lakukan hingga menjebloskannya ke balik jeruji besi itu.

"Tidak lagi. Awak (saya) tidak mau lagi," katanya.

Di luar, beberapa warga binaan lain melakukan aktivitasnya.

Ada yang di masjid, ada pula yang duduk-duduk sambil bercengkerama sesama warga binaan.

Ada 449 warga binaan dari kapasitas Lapas yang hanya sebanyak 156 orang. Ada 426 pria, 12 wanita, dan empat anak. Sisanya, tujuh orang lansia yang menjalani hari-hari tua di sana.

Mereka dibina di sana karena berbagai kasus.

Sebanyak 213 di antaranya karena narkotika, sedangkan sisanya sebanyak 236 terjerat kasus pidana umum lainnya.

Sebanyak 99 di antaranya adalah tahanan dan selebihnya sebanyak 350 orang adalah narapidana.

Mereka tetap menjalani hari-hari di sana.

Hanya saja, tempat mereka tak seluas ketika di luar.

Namun, sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, tempat itu tempat yang mulia, dan mungkin akan melahirkan orang-orang yang mulia juga setelah keluar dari sana. (Mareza Sutan A J / Tribunjambi.com)

 Kronologi Kerusuhan Suporter Indonesia saat Timnas Indonesia vs Malaysia, Batu-batu Berhamburan

 Maudy Ayunda Ngotot Nggak Mau Putus! Rela Pergi ke Amerika Susul Pria Ini

 Lucinta Luna Beberkan Fakta Mengejutkan, Keunggulan Muhammad Fatah dari Syahrini Diklaim Begini

 Download Lagu MP3 Dangdut Koplo Full Album 2019, 25 Lagu Nella Kharisma dan Via Vallen

 Cowok Tapi Pipis Melalui V4gin4, AR (3) Akhirnya Pilih Punya Alat Kelamin Pria, Apa Itu Hipospadia?

 Misteri Hilangnya Calon Paskibra Bogor Terungkap, Begini Kondisi Audri Viranti Sekarang

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved