Berita Bungo
Kemarau Zaman Nabi Musa dan Dosa 40 Tahun, Kisah Ini Disampaikan di Lapas Klas IIB Muara Bungo
Mereka berkumpul di sebuah tempat lapang dan memohon hujan di sana. Istisqa. Namun, hujan tidak kunjung turun.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Duanto AS
Ketua Komda Lansia Kabupaten Bungo ini juga mengatakan, lembaga pemasyarakatan bukanlah tempat yang hina.
Justru barangkali, kata dia, dari sanalah lahir orang-orang yang bertobat dan menjadi orang yang mulia di masa depan.
"Orang yang baik bukan orang yang tidak pernah berbuat kesalahan, namun orang yang baik adalah orang yang melakukan kesalahan kemudian dia bertobat. Dia berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi," demikian kata Apri.
Lembaga pemasyarakatan, jelasnya, bisa jadi akan tempat yang akan membina kita. Tempat yang mulia.
Tidak ada orang yang hina. Sebab, ampunan Tuhan lebih luas daripada dosa yang dimiliki hamba-Nya.
Tujuh orang laki-laki itu manggut-manggut. Diperhatikannya dengan saksama apa yang disampaikan.
Senyum di wajah keriput itu merekah ketika menerima bingkisan. Ada juga buah-buahan yang diparsel dalam keranjang dan dibungkus plastik.
Mereka dipidana karena bermacam kasus, dijerat perkara yang berbeda-beda.
Satu di antara petugas Lapas bilang, masa tahanan mereka cukup lama, karena perkara yang menjerat mereka cukup berat.
Namun, mereka tetap menjalani hari-hari sebagai warga binaan di sebuah lembaga pemasyarakatan.
Satu di antara mereka memberanikan diri untuk bercerita. Disalamnya beberapa orang di sana.
Senyumnya kelihatan, menampakkan sebaris gigi yang belum ompong semuanya.
Dia dari Jujuhan, katanya.
Manggut-manggut dia sambil menyampaikan kabar gembira.
Rupanya, dia akan bebas bersyarat pekan depan.
Ucapan selamat mengiringi, dan dia berjanji tidak akan mengulangi tindakan yang pernah dia lakukan hingga menjebloskannya ke balik jeruji besi itu.