Ternyata Bukan Cuma Bima KKN di Desa Penari, Kisah Pria Meninggal Usai Bercinta dengan Kuntilanak
Cerita misteri KKN di Desa Penari yang mengegerkan jagad dunia maya sampai sekarang masih menjadi topik pembicaraan hangat oleh warganet.
lihat foto
"Saat berada di rumah saya, bapak mengaku kalau dia sudah kawin dengan kuntilanak dan punya anak. Si kuntilanak ini meminta tumbal dari anggota keluarga kami. Tetapi bapak menolak dan menjadikan dirinya sebagai tumbal," ungkap Oma.
Sebelum menghilang pada Rabu pai, saat Selasa malam Simon sudah meminta untuk pulang kembali ke rumahnya di tepi Embung Toblopo.
Simon Talan bahkan sempat merobek-robek sarung bantal dan memaksa untuk pulang.
Karena khawatir melihat sikap sang ayah, Oma memutuskan untuk memanggil pendoa, untuk mendoakan sang ayah.
Usai berdoa, sang pendoa meminta agar Oma dan keluarganya yang lain untuk terus memperhatikan sang ayah.
Karena jika tidak sesuatu yang buruk akan terjadi pada sang ayah.
Baca: HARI INI, Kualifikasi Piala Dunia 2022 Timnas Indonesia vs Malaysia, Cara Live Streaming Mola TV
Baca: Ajudan Akhirnya Buka Mulut, Aktivitas Sehari-hari Prabowo Subianto yang Tak Diketahui Orang
Akhirnya, Rabu pagi sekitar pukul 05.30 WITA Oma dan sang suami mengantarkan Simon kembali ke rumahnya.
Setiba di rumah, Simon sempat duduk sebentar di dalam rumah sebelum keluar kembali untuk memanjat pohon kelapa untuk diambil buahnya.
Saat keluar dari rumah, Simon melihat pancing miliknya, bukannya pergi memanjat pohon kelapa, ia justru pergi memancing ikan di Embung.
Simon masih menunjukkan gelagat yang wajar, tapi ternyata hari itu adalah puncak dari perjanjiannya dengan si kuntilanak.
Diduga Simon Talan melakukan aksi bunuh diri di Embung Toblopo.
Simon Talan ditemukan tewas mengambang di Embung Toblopo, Soe, NTT.
Dikatakan Oma, sebelum korban tenggelam di Embung Toblopo pada Rabu (28/8/2019), "Saat bapa duduk pancing di pinggir Embung itu saya juga ada sementara cuci pakaian kotor milik bapa. Bapa masih tanya saya cuci apa dan saya masih sempat jawab. Saat saya naik ke rumah untuk siap makan siang, tiba-tiba bapa sudah tidak ada lagi di tepi Embung," tutur Oma.
Oma bersama keluarga sudah sempat berkeliling mencari korban kehutan, kebun dan rumah tetangga namun tidak menemukan keberadaan korban.
Awalnya, Oma dan keluarga tak menduga kalau korban tenggelam di Embung karena korban diketahui pandai berenang.
