Jadi TKW Usia 17 Tahun, Carmi Menghilang 31 Tahun, Keluarga Terus Mencari Sampai Hampir Jual Rumah

Tahun ke-7, keluarga kehilangan kontak dan berupaya mendatangi perusahaan dan KBRI di Jakarta. Sayangnya, perusahaan yang memberangkatkan tutup

Editor: Nani Rachmaini
TribunMataram Kolase/ Instagram/ Kompas.com (MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)
Ilyas (85) dan Warniah (75), menangisi Carmi, putri pertamanya yang menjadi TKW dan juga belum kunjung pulang kampung setelah 31 tahun menjadi buruh migran. Keduanya serta sanak keluarga memohon pada pemerintah membantu dan memulangkan Carmi. 

Carmi pun berjanji akan mengirimkan uang.

Di surat pertamanya, Carmi meminta foto Ilyas dan Warniah serta foto keluarga lainnya.

Bahkan Carmi pun sempat meminta dikirimkan terasi khas daerahnya.

PT tutup dan tetangga yang memberangkatkan meninggal

Ilyas (85) dan Warniah (75), menangisi Carmi, putri pertamanya yang menjadi TKW dan juga belum kunjung pulang kampung setelah 31 tahun menjadi buruh migran. Keduanya serta sanak keluarga memohon pada pemerintah membantu dan memulangkan Carmi.
Ilyas (85) dan Warniah (75), menangisi Carmi, putri pertamanya yang menjadi TKW dan juga belum kunjung pulang kampung setelah 31 tahun menjadi buruh migran. Keduanya serta sanak keluarga memohon pada pemerintah membantu dan memulangkan Carmi.(MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Sejak kedatangan surat pertama, kabar Carmi semakin kabur.

Tahun ke-7, keluarga kehilangan kontak dan berupaya mendatangi perusahaan dan KBRI di Jakarta.

Sayangnya, perusahaan yang memberangkatkan tutup dan bangkrut.

Keluarga pun beberapa kali mendatangi Sarkum, tetangga yang memberangkatkan Carmi.

Keluarga saat itu berniat melaporkan kehilangan Carmi ke polisi, namun niat tersebut dicegah oleh Sarkum.

Hingga Sarkum meninggal dunia, jejak Carmi di Arab Saudi belum ditemukan.

Namun Ilyas tetap berusaha agar anak pertamanya pulang. Ia mendatangi sejumlah pihak yang mengaku bisa memulangkan Carmi.

Namun upaya itu tidak gratis.

Warniah dan suaminya, Ilyas menjual lebih dari 40 ton stok garam di gudang, menjual kambing, dan menjual sebagian hartanya.

Bahkan Warniah menyebut, suaminya sempat ingin menggadaikan harta satu-satunya yang mereka miliki, yakni rumah.

“Berjuta-juta. Apa maning kie, apan diborek-kaken, borek-kaken engko sedina-dina bocah apan tinggal ning endi? (apa lagi ini rumah, mau digadaikan. Kalau digadai, nanti sehari-hari anak-anak mau pada tinggal dimana?),” kata Warniah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved