Kapolri dan Panglima TNI Bakal Ke Papua Besok dan Menginap Seminggu, Ini Agenda yang Bakal Dilakukan

Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan mengunjungi Papua dan Papua Barat guna memantau

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
(Istimewa)
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengunjungi Posko Terpadu Cikopo, Jawa Barat, Jumat (31/5/2019) 

Kapolri dan Panglima TNI Bakal Ke Papua Besok dan Menginap Seminggu, Ini Agenda yang Bakal Dilakukan

TRIBUNJAMBI.COM - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan mengunjungi Papua dan Papua Barat guna memantau kondisi terkini pascakerusuhan di daerah tersebut.

Kunjungan tersebut diagendakan mulai 2 September besok.

"Saya sendiri dengan Bapak Panglima TNI kemungkinan besar besok akan ke sana ya, untuk mengendalikan betul-betul situasi terkendali dan melakukan langkah penegakan hukum," kata Tito di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (1/9/2019).

Tito memperkirakan dirinya akan tinggal di Papua selama sepekan. Hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan pascakerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Sejauh ini, polisi telah menerjunkan 6.000 personel gabungan serta menyiagakan pesawat dan helikopter di Papua dan Papua Barat.

"Saya akan (tinggal di Papua) paling tidak mungkin empat, lima hari, seminggu. (Saya) akan ada di situ sampai situasi benar-benar aman," kata dia.

Kendati demikian, Tito memastikan kondisi keamanan di Papua dan Papua Barat sudah berangsur kondusif.

Sebelumnya, Kamis (29/8/2019), ribuan warga menggelar aksi unjuk rasa memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Masjid Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/6/2019).
Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Masjid Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/6/2019). (KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN)

Aksi unjuk rasa berujung anarkistis. Massa membakar ruko, perkantoran pemerintah, kendaraan roda dua dan roda empat, serta merusak fasilitas lainnya. Kondisi itu membuat aktivitas di Kota Jayapura lumpuh total.

Selain itu, terjadi pula kontak tembak antara aparat dengan kerumunan massa yang berunjuk rasa di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019). Peristiwa itu menyebabkan seorang personel TNI gugur. Lima personel Polri juga dilaporkan terluka.

Peristiwa bermula dari unjuk rasa yang diikuti sekitar 150 orang. Mereka meminta bupati menandatangani persetujuan referendum.

Aparat sempat berhasil melakukan negosiasi. Namun, tiba-tiba massa dalam jumlah yang lebih banyak datang dari segala penjuru sambil membawa senjata tajam.

Mereka pun menyerang aparat, baik TNI maupun Polri yang sedang melakukan pengamanan.

Baca: Lirik Lagu Isyana Sarasvati Judul Untuk Hati yang Terluka Berikut Videokli, Mewakili Diri Pribadinya

Baca: Deretan Hutan yang Paling Identik Cerita KKN di Desa Penari, Analisis Sederhana tapi Viral Facebook

Wasekjen Gerindra Minta Presiden Jokowi Kantor di Papua

Politikus Gerindra Andre Rosiade
Politikus Gerindra Andre Rosiade (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Andre Rosiade menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berkantor di Papua.

Sarannya tersebut, agar dapat mendinginkan suasana di Papua yang belakangan terjadi gejolak berupa kerusuhan.

Terlebih, ia menyebut bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019, berhasil merebut lebih dari 90 persen suara masyarakat Papua.

"Saya usulkan Pak Jokowi dan jajaran kabinetnya segera berkantor di Papua. Sebagai pemenang lebih 90 persen Pilpres 2019 di Papua tentu bisa menyejukkan suasana di Papua," ujar Andre kepada wartawan, Jumat (30/8/2019).

Selain itu, Andre menyarankan Jokowi untuk blusukan di bumi Cendrawasih. Sekaligus, kata Andre, melatih diri dengan lingkungan baru, yang akan memindahkan ibu kota ke Kalimantan.

"Apalagi kalau bapak blusukan naik motor bersama Ibu Iriana. Selain itu, sekalian latihan kan katanya mau pindah ibu kota," sindirnya.

Baca: Deretan Artis Super Cantik yang Menikah dengan Pria Bule, Ada yang Status Sang Laki-laki sudah Duda

Baca: Cerita Horor KKN di Desa Penari Dibuat Novel, Begini Ulasan Psikolog Batas Wajar Rasa Takut Manusia

Rusuh Papua Kata Jokowi

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi (Istimewa)

Kerusuhan Papua yang memuncak beberapa waktu lalu, akhirnya ada tanggapan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Melalui tayangan Satu Meja Kompas TV edisi Rabu (21/8/2019), Jokowi panggilan karibnya disapa pun mengungkapkan akar dari kerusuhan yang terjadi di Papua.

Menurut Jokowi, ujung induk dari kerusuhan di Papua adalah karena masalah ketersinggungan. Karenanya, Jokowi pun meminta kepada semua pihak untuk saling memaafkan.

"Ini masalah ketersinggungan. Untuk itu saya sampaikan, marilah kita saling memaafkan. Karena dengan saling memaafkan kita harapkan saling menghargai, saling menghormati sehingga erat hubungan kita sebagai saudara sebangsa setanah air," ujar Jokowi dilansir TribunnewsBogor.com.

Lebih lanjut, Jokowi pun mengurai lebih dalam soal kerusuhan yang terjadi di Papua. Menurutnya, kerusuhan yang ada di Papua itu tidak sesederhana seperti apa yang disaksikan.

Melalui tayangan tersebut, Jokowi pun menilai ada pihak yang memboncengi peristiwa kerusuhan tersebut sehingga semakin keruh. Jokowi pun menyebut ada penumpang gelap yang sengaja membuat suasana Papua semakin panas.

Meski begitu, Jokowi bersyukur sebab TNI dan Polri menurutnya sudah bisa meredam kerusuhan di Papua.

"Ya bisa saja dalam sebuah peristiwa itu ada yang membonceng, ada penumpang gelap, biasa lah menurut saya. Tapi yang paling penting TNI Polri sudah bisa mengatasi persoalan yang ada di lapang," kata Jokowi.

Atas kerusuhan yang terjadi di Papua, Jokowi pun memaparkan bahwa dirinya akan segera menuju ke ujung timur Indonesia itu.

Lebih lanjut, Jokowi pun mengaku bahwa fokusnya untuk membangun Papua akan tetap ia prioritaskan.

"Kami ingin mendahulukan pembangunan Papua di segala bidang. Karena ketertinggalan yang ada harus kami kejar," ungkap Jokowi.

Seorang pria kibarkan bendera merah putih di tengah kerusuhan di Fakfak (ISTIMEWA)
Pembangunan Papua yang ingin sekali dilakukan Jokowi secara cepat bukan tanpa alasan. Bagi Jokowi, dirinya harus segera mengejar ketertinggalan dalam membangun Papua.

Berkaca dari kerusuhan yang terjadi di Papua, Jokowi meminta agar semua pihak tidak mengungkap ujaran kebencian. Terutama yang bisa memicu konflik seperti yang terjadi di Papua.

Jokowi pun berpesan kepada semua pihak agar tidak mengutarakan pendapat yang bisa menyinggung perasaan suku lain.

"Jangan lagi kita mengulang ujaran kebencian di dalam media sosial. Hati-hati juga pemimpin daerah. Jangan sampai kita mengeluarkan ujaran kebencian yang menjadikan suku lain tersinggung gara-gara apa yang kita sampaikan terutama pejabat publik," ujar Jokowi.

Kerusuhan yang terjadi beberapa hari di Papua tak membuat Jokowi gusar. Jokowi bahkan telah memiliki rencana guna memenangkan kembali hati warga Papua.

Strategi khusus yang disiapkan Jokowi untuk merangkul kembali warga Papua itu adalah dengan cara pendekatan kesejahteraan.

"Ya kami rangkul dengan pendekatan kesejahteraan. Karena itu lah yang ingin kami lakukan. Pendekatan kesejahteraan, bukan yang lain," ucapnya.

Pendekatan yang ingin dilakukan Jokowi itu rupanya melanjutkan dari perangai yang selama ini ia lakukan. Sebab diakui Jokowi, dirinya memang sudah sering bolak-balik mengunjungi Papua.

Baca: Jadwal Liga Inggris Hari Ini, Ada Arsenal vs Tottenham Hotspurs Live Streaming Mola TV Malam, Seru

Bahkan menurut Jokowi, Papua adalah daerah yang paling banyak ia kunjungi di Indonesia.

"Saya ini ke Papua enggak tahu sudah berapa kali. Paling banyak dibanding provinsi lain, 11 12 kali," kata Jokowi.

Seolah jadi pembuktiannya, Jokowi pun menceritakan soal keteguhannya kala mengunjungi wilayah Papua. Kala itu, Jokowi sempat dilarang untuk masuk ke daerah di Papua karena masalah keamanan.

Namun karena merasa bahwa daerah tersebut masih masuk wilayah NKRI, Jokowi pun tetap ngotot ke sana.

"Saya ke Nduga dua kali. Saat itu kalau boleh saya informasikan, (Jokowi) tidak diperbolehkan (masuk ke wilayah tersebut) oleh panglima TNI dan Kapolri karena urusan keselamatan. Tapi saya sampaikan kabupaten Nduga itu juga masuk dalam wilayah NKRI sehingga saya perlu tahu kondisinya seperti apa," ujarnya. (*)

Baca: Ramalan Zodiak 2 September 2019 Bintang Mana yang Bakal Beruntung dan Merugi, Masalah Percintaan

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved