Berita Nasional

Menguak Sejarah Selekon Mataram, Tempat yang Buat Geger Warga Yogyakarta saat Ditemukan Jasad Bayi

Menguak Sejarah Selekon Mataram, Tempat yang Buat Geger Warga Yogyakarta saat Ditemukan Jasad Bayi

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Jogja
Selokan Mataram 

"Aliran air semalam juga cukup deras. Hanya siang ini saja baru terlihat sangat tenang," ujarnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tim forensik Polsek Kalasan, bayi tersebut lahir secara prematur. Sebab diperkirakan ia lahir saat baru berusia 6 bulan di kandungan.

Mengikuti hasil pemeriksaan, Candra mengatakan bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut memiliki berat sekitar 5 ons dengan panjang 20 cm.

"Waktu ditemukan masih ada ari-arinya utuh. Namun saat itu tidak tercium bau sama sekali," tutur Candra.

Kapolsek Kalasan, Kompol Iman Santoso, turut membenarkan laporan adanya temuan jasad bayi tersebut. Menurut Iman, penemuan bayi terjadi sekitar pukul 08.30 WIB.

Pihak kepolisian sendiri sudah melakukan olah TKP, selain meminta keterangan saksi serta memeriksa kondisi bayi yang ditemukan.

"Kami akan memproses dan mendalami data-data yang sudah diperoleh untuk mencari pelakunya," kata Iman melalui pesan singkat. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Cerita Penemuan Mayat Bayi dalam Kaleng Biskuit di Selokan Mataram Kalasan, Seperti Ini Kronologinya

Sejarah Selokan Mataram

Aliran sungai itu dikenal dengan nama Selokan Mataram yang dibuat pada masa kolonial Jepang.

Selokan Mataram atau yang memiliki nama lain Kanal Toshiro merupakan Monumen "Tahta untuk Rakyat" peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.  

Kanal Toshiro dibangun atas lobbying yang dilakukan Sri Sultan HB IX dengan tujuan untuk melindungi rakyatnya dari kerja paksa romusa.

Keberhasilan lobbying yang dilakukan Sri Sultan HB IX kepada Jepang untuk membangun aliran sungai menjadikan kemakmuran dan  kemandirian warga Jogja yang dapat dirasakan sampai sekarang.

Dahulu, saluran ini juga dibuat untuk mengairi sawah dan ladang petani terutama di bagian utara Yogyakarta agar bisa berproduksi sepanjang tahun.

Pembangunan Selokan Mataram ditujukan untuk mengairi lahan pertanian di Yogyakarta karena pada masa itu,  wilayah pertanian Yogyakarta cenderung gersang dengan hasil pertanian yang minim.

Baca: Pembukaan Acara Semirata Dekan PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu Pertanian di Rumah Dinas Gubernur Jambi

Baca: Jambi Tuan Rumah Seminar Nasional Dekan BKS PTN Wilayah Barat Bidang Pertanian

Baca: Serda Rikson Anggota TNI yang Gugur Terkena Panah di Papua Berasal Dari Kodam II Sriwijaya

Baca: KPK Sebut Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Jambi Bergerak Positif

Aliran irigasi Selokan Mataram memiliki panjang lebih dari 30 km dari Sungai Progo bagian barat sampai Sungai Opak bagian timur.

Namun,  sejarah ini ini sering kali dilupakan bahkan tidak disadari oleh kebanyakan masyarakat Yogya maupun masyarakat luar Yogya yang menetap di Yogya untuk sementara waktu.

Hal ini tentu sangat disayangkan. Alangkah baiknya jika masyarakat yang berada di Yogya baik yang menetap sebentar atau menetap lama dapat mengetahui sejarah fenomenal tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved