Gara-gara Terjerat Pinjaman Online, Gadis di Bali Diminta Jual Diri Hingga Minum Racun Serangga!
seorang gadis berusia 23 tahun asal Tabanan mengakhiri hidupnya dengan meminum pembasmi serangga lantaran terjerat pinjaman online
Ia sudah mengerti dan langsung menginstal aplikasi yang disarankan. Tak berpikir panjang, Mawar kemudian mencoba meminjam sebesar Rp 1 juta di aplikasi kedua yang ia unduh.
“Ternyata yang kedua ini sama dengan yang sebelumnya, potongannya banyak. Saya pinjam sejuta, tapi dikasih delapan ratus ribu sekian, mereka bilangnya dipotong uang admin, inilah, itulah. Saya ngikut saja, yang penting uang saya cair. Setelah cair, saya bayar hutang di aplikasi sebelumnya,” tuturnya.
Namun bak terhipnotis, Mawar tergiur lagi dengan rayuan si pemberi pinjaman online yang pertama, sehingga membuatnya kembali meminjam uang.
Pemberi pinjaman itu mengatakan bahwa untuk pinjaman berikutnya tidak akan ada potongan dan intimidasi seperti sebelumnya.
Orang dari fintech yang menghubunginya itu beralasan, cara penagihan pinjaman yang pertama memang demikian untuk memastikan klien mau membayar utang secepatnya.
Namun kemudian hari, untuk pinjaman berikutnya di aplikasi yang sama, ternyata Mawar tetap mendapatkan perlakuan yang sama.
“Entah kenapa saya tergiur dan mengajukan lagi pinjaman Rp 2 juta setelah lunasi pinjaman sebelumnya dari duit minjam di fintech kedua. Pokoknya saya seperti terhipnotis dengan tawaran-tawarannya. Kini saya sampai pakai 10 aplikasi pinjaman online, dan total hutang saya jadi Rp 15 juta, karena gali lubang tutup lubang. Saya bingung mau gimana, dan ingin sekali lepas dari ini,” ujar perempuan yang tinggal di Denpasar ini.
Mawar menyadari dirinya harus membayar utang tersebut, karena ini merupakan tanggungjawabnya sebagai peminjam.
Namun, yang ia persoalkan adalah cara penagih utang dari pihak fintech yang sampai membuka privasinya ke teman, keluarga, dan tempatnya bekerja. Padahal, ia sudah berjanji akan membayar secepatnya.
“Selain itu, kata-katanya juga keras dan kasar. Saat nelpon, si penagih langsung nyerocos tanpa memberi kesempatan saya untuk tanya-tanya,” ujar Mawar.
Ia berharap pihak-pihak terkait bisa menertibkan aplikasi-aplikasi pinjaman online agar tidak semakin banyak orang yang hidupnya tertekan seperti yang ia alami.
“Untung saya masih kuat, tidak sampai bunuh diri. Pokoknya jelek banget rasanya diteror terus,” curhat mawar.(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Waspada Jeratan Pinjaman Online di Bali, Ada yang Diteror Penagih Utang hingga Bunuh Diri , https://bali.tribunnews.com/2019/08/26/waspada-jeratan-pinjaman-online-di-baliada-yang-diteror-penagih-utang-hingga-bunuh-diri?page=all.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara
Editor: Ady Sucipto