Dikenai Pasal Pembunuhan Berencana, Prada DP Dituntut Seumur Hidup, Dipecat, Nangis di Ruang Sidang
Serli dan Prada DP sebelumnya sempat menjalin hubungan asmara saat duduk di bangku sekolah.
Dikenai Pasal Pembunuhan Berencana, Prada DP Dituntut Seumur Hidup, Dipecat, Nangis di Ruang Sidang
Setelah mendengar tuntutan dari oditur, Prada DP pun menangis di tengah ruang sidang.
"Siap Yang Mulia, dituntut membunuh berencana dan dipecat dari satuan TNI,"ucap Prada DP.
TRIBUNJAMBI.COM-Sidang kasus pembunuhan dan pemutilasian kasir Indomaret, Vera Oktaria (21), kembali berlanjut, dan diketahui pembunuh Vera Oktaria, Prada DP dituntut hukuman penjara seumur hidup, Kamis (22/08/2019).
Selain tuntutan hukuman penjara seumur hidup, Prada DP juga dituntut pemecatan sebagai anggota TNI.
Adanya keputusan Prada DP dituntut penjara seumur hidup hingga Prada DP dipecat dari satuan TNI, membuat Prada DP menangis di ruang sidang.
WartaKotaLive melansir Kompas.com, Oditur tuntut Prada DP hukuman penjara seumur hidup.
Hal itu, dikarenakan Prada DP terbukti bunuh dan mutilasi Vera Oktaria, sang pacar.
Dalam pembacaan tuntutan, Oditur Mayor CHK D Butar Butar menyatakan, Prada DP terbukti melanggar Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana yang telah tega menghilangkan nyawa Vera.
"Kami menilai unsur kesengajaan terpenuhi berdasarkan Pasal 340 KUHP"
"Kami mohon terdakwa dikenakan penjara seumur hidup dan dipecat dari kesatuan," kata oditur dalam sidang di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (22/8/2019).
Setelah mendengar tuntutan dari oditur, Prada DP pun menangis di tengah ruang sidang.
"Siap Yang Mulia, dituntut membunuh berencana dan dipecat dari satuan TNI,"ucap Prada DP.
Hakim ketua memberikan waktu kepada Prada DP untuk menanggapi tuntutan dari oditur.
Sidang pun langsung ditutup dan akan dilanjutkan pada Kamis (29/8/2019).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prada DP Menangis Dituntut Penjara Seumur Hidup dan Dipecat dari Satuan"

Kejanggalan
Melansir TribunSumsel, kenapa Vera Oktaria mau berhubungan badan dengan Prada DP atau Deri Permana padahal hamil anak pria Lain?
Ada banyak kejanggalan yang dilihat hakim dari kasus Mutilasi Vera Oktaria
Hakim di pengadilan Militer I-04 Palembang, melihat banyaknya kejanggalan dalam keterangan yang disampaikan Prada DP saat membeberkan kasus pembunuhan serta Mutilasi terhadap pacarnya Vera Oktaria (21).

Kejanggalan itu salah satunya adalah Prada DP yang nekat membawa korban Vera ke penginapan Sahabat Mulya di Kecamatan Sungai Lilin, kabupaten Musi Banyuasin, pada 8 Oktober 2019.
Hakim anggota Mayor CHK Syawaluddin menduga ada unsur perencanaan yang dilakukan Prada DP.
Di mana, terdakwa ingin menjauhkan korban dari rumah.
Sebab, jarak antara Palembang dan Musi Banyuasin memakan waktu sekitar 3 jam hingga sampai ke penginapan.

Syawaluddin pun menyebutkan, Prada DP telah empat hari berada di Palembang, tepatnya pada 4 Mei 2018.
Saat menghubungi Vera Oktaria, Prada DP mengaku hanya ingin curhat kepada korban.
Namun nyatanya langsung membawa Vera ke tempat bibinya.
"Terdakwa membawa tas dan mengaku baru kabur pendidikan. Padahal sudah 4 hari. Di Jembatan Kertapati ngaku ingin curhat, tapi dibawa ke Musi Banyuasin? Ini ada kesengajaan ingin menjauhkan korban?" tanya Syawaluddin.
Prada DP pun mengaku menginap di Penginapan Sahabat Mulya lantaran kondisi hari yang sudah larut malam.
Namun, ia tak mengetahui alamat pasti bibinya tersebut.
"Kami menginap karena sudah malam, rencananya besok mau mencari lagi rumah Bibi Elsa. Tapi malam itu kami ribut, sehingga saya membunuh Vera," ujarnya.
Lalu, Syawaludin mempertanyakan alasan Prada DP nekat berangkat ke Serang Banten dengan alasan untuk belajar mengaji usai membunuh.
"Di sini banyak, kenapa harus Banten?" tanya Syawaluddin lagi.
Mendengar pertanyaan itu, Prada DP langsung menundukkan kepalanya dan enggan melihat hakim sembari menangis.
"Saya ketemu sama guru ngaji namanya Abah Syari," ucap Prada DP.
Syawaludin pun lantas membeberkan riwayat dari guru ngaji yang diucapkan Prada DP.
Berdasarkan catatannya, Abah Syari yang dimaksud Prada DP pernah terjerat kasus akibat menyembunyikan tahanan yang kabur pada 2013-2014.
"Saya juga tahu kalau dia nolak kedatangan kamu. Takut bermasalah lagi, makanya kamu dialihkan ke tempat muridnya. Benar apa tidak?" ungkapnya.
Usai dibeberkan penjelasan Hakim, Prada DP akhirnya bungkam tanpa berani menjawab pertanyaan itu.
Ia pun hanya tertunduk sembari menangis.
Berhubungan badan dengan Sherli
Akhirnya terungkap misteri asmara Prada DP (Prada Deri Pramana) dengan dua wanita sekaligus, Vera Oktaria dan Sherli di Pengadilan Militer-04 Jakabaring, Palembang, Kamis (15/8/2019).
Pada sidang kelima ini, Prada DP dicecar berbagai pertanyaan.
Mulai dari oditur, majelis hakim yang terdiri dari tiga orang, serta kuasa hukumnya secara bergantian bertanya kepadanya.
Sebab, sidang telah memasuki agenda mendengarkan keterangan terdakwa.
"Saya membunuh Vera karena kecewa dengan pernyataannya. Dia bilang sudah hamil dua bulan.
Padahal selama beberapa bulan ke belakang, saya ikut pendidikan militer. Jadi tidak berhubungan sama sekali dengan dia (Vera)," jelas Prada DP saat menjawab pertanyaan oditur terkait hal yang mendasari niatnya membunuh Vera.
Di hadapan majelis hakim dan seluruh pengunjung sidang, Prada DP mengungkapkan hal mengejutkan.
Prada DP mengatakan bahwa dulu Vera pernah hamil akibat hubungan pacaran mereka yang melebihi batas.
"Vera dulu pernah hamil sama saya.
Soalnya waktu itu pernah ke dokter sama-sama," ucapnya.
Dikatakannya saat berpacaran, mereka pernah beberapa kali keluar malam.
Namun hal itu tidak terlalu sering dilakukan.
"Orang rumah Vera juga tidak terlalu memberikan reaksi keras saat kami pulang malam," ujarnya.
Tak hanya itu, fakta mencengangkan lain juga terungkap dalam pernyataan Prada DP.
Dia menuturkan kisah hubungannya dengan Sherli yang disebutnya sebagai teman dekat.
"Selama saya kabur dari pendidikan, waktu itu Sherli datang ke kosan. Di situ kami berhubungan badan. Selama empat kali Sherli datang, empat kali juga kami berhubungan badan," ucap Prada DP.
Dikatakan Prada DP, saling kenal sejak awal SMA, selama ini Sherli yang menaruh hati padanya.
Tapi Prada DP menganggap Sherli hanya sebatas teman dekat, sehingga lebih memilih Vera sebagai kekasih.
"Sherli yang suka sama saya. Sedangkan saya tidak suka sama dia," ujarnya.
Saat ditanya mengenai perasaannya saat ini, Prada DP mengaku sangat menyesali perbuatannya yang telah membunuh Vera.
Dalam doanya, dia juga mengaku selalu mendoakan almarhumah Vera.
"Saya juga sangat ingin minta maaf pada keluarga Vera.
Walaupun tidak dimaafkan, sampai kapan pun saya akan menganggap mereka sebagai keluarga saya sendiri," ujar Prada DP sembari menangis tersedu-sedu.
Dalam sidang sebelumnya terungkap Prada DP dan Sherli bertemu tanggal 5 Mei malam sementara pembunuhan terhadap Vera terjadi pada 7 atau 8 Mei 2019 malam.
Dalam sidang Selasa (6/8/2019), Sherli mengatakan pada tanggal 4 Mei 2019 ia bertemu dengan Prada DP dan dijemput di rumah oleh terdakwa untuk menginap di sebuah kos-kosan kawasan seberang Ulu.
Oditur sempat bertanya apakah Serli saat ini memiliki pacar?
"Punya pak," katanya.
Kemudian Oditur bertanya apakah saat bertemu pertama kali dengan Prada DP tanggal 4 Mei apakah masih punya pacar dan Serli menjawab masih.
Saat itu, saksi mengaku tak mengetahui bahwa Prada DP telah melarikan diri dari tempat pendidikan militer.
"Setelah di kosan tempat kami menginap dia baru cerita kalau sudah kabur.
Katanya ada masalah dengan sesama rekannya TNI," kata Sherli saat memberikan keterangan.
Prada DP pun sempat mengajak Serli kabur ke desanya agar tidak dicari oleh satuan TNI.
Namun, ajakan itu ditolak olehnya karena saat itu masih kuliah.
Pada tanggal 5 Mei 2019 Prada DP bercerita kepada Sherli bahwa ia kecewa dengan Vera.
Sebab, korban tak kunjung mau datang ke rumahnya untuk dikenalkan dengan orangtua terdakwa.
"Dia cerita dengan saya, Vera itu yang biayai sekolahnya si DP. Hp yang dipakai Vera itu dari dia, Vera kan sering di rumah. DP sering ke rumah Vera bawa makanan, tapi Vera tidak pernah mau kalau diajak ke rumah DP," ujarnya.
Sherli pun sempat menanyakan hubungan Prada DP dengan Vera saat itu.
Dengan tegas terdakwa pun menyatakan tak lagi menjalin hubungan asmara dengan Vera.
"Saya sudah putus, saya sudah kesal," ujar Sherli menirukan ucapa Prada DP waktu itu.
Namun, pada 7 Mei 2019 Serli melihat notifikasi chat pesan whatsapp di handphone milik Prada DP yang diletakkan di atas meja.
Pesan tersebut diketahui dari Vera Oktaria kekasih dari terdakwa.
Sherli yang mengetahui bahwa itu adalah pesan dari Vera tak mau ambil pusing.
Ia lalu kembali tidur, sementara Prada DP masih bermain handphone di dalam kamar kos tempat mereka berdua menginap.
Saat terbangun sekitar pukul 03.00 WIB, Serli terkejut bahwa Prada DP tak ada lagi di dalam kamar.
Sementara ponsel miliknya telah dibawa kabur oleh terdakwa.
Sherli akhirnya terpaksa berteriak minta tolong kepada warga yang ada di kosan sebelah agar dibukakan pintu dari luar.
"Saya tidak tahu dia (Prada DP) ke mana. Dia hanya meninggalkan tas berisi baju dan celana, sementara saya dikunci dari dalam," ujar saksi.
Setelah berhasil keluar, Sherli meminjam ponsel temannya dan menghubungi nomor ponselnya yang dibawa kabur oleh Prada DP.
Namun, ponsel tersebut telah dititipkan Prada DP kepada Ikbal yang merupakan teman terdakwa.
Pada pukul 17.00 WIB, sore Ikbal pun memberikan ponsel itu kepada saksi tanpa memberikan informasi terkait keberadaan Prada DP.
"Pada tanggal 8 Mei, dia (Prada DP) menghubungi saya lagi. Terus saya jawab apa, setelah itu tidak dijawab lagi," ungkapnya.
Serli pun tak menyangkal memiliki hubungan spesial dengan Prada DP.
Serli dan Prada DP sebelumnya sempat menjalin hubungan asmara saat duduk di bangku sekolah.
Namun, kisah asmara mereka kandas karena Prada DP meninggalkannya tanpa sebab yang jelas.
Takut Ketinggian
Terungkap alasan Prada DP melarikan diri dari pendidikan militernya.
Dia mengaku kabur dari pendidikan infantri di Baturaja karena tidak ingin ikut dalam proses rekrutmen menjadi tim komando. Sebab Prada DP mengaku takut pada ketinggian.
Alasan kaburnya Prada DP dari pendidikan militer terungkap pada sidang kelima dengan agenda mendengarkan keterangan terdakwa..
Sidang digelar pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (15/8/2019).
"Mulai ada masalah sejak proses seleksi calon tim komando. Sebelumnya saya sudah diputuskan, tapi dipanggil lagi. Padahal saya takut ketinggian," kata Prada DP.
Atas alasan tersebut, Prada DP akhirnya memutuskan untuk kabur.
Padahal pada tanggal 3 Mei 2019, tepatnya siang hari sebelum kabur, prada DP mengaku telah menandatangani surat pernyataan setuju mengikuti tes calon anggota komando.
"Malam itu, pertama saya ke kantin untuk minta kantong plastik hitam agak besar ke ibu kantin. Tujuannya untuk bisa masukkan baju saya ke dalam kantong. Saya tidak ada ngomong rencana kabur itu ke orang lain," ujarnya.
"Setelah itu saya menyelinap ke belakang kelas. Terus merayap melalui kawat duri di belakang kelas itu," sambungnya.
Setelah berhasil kabur, Prada DP kemudian memutuskan untuk datang ke pemukiman warga yang berjarak sekitar 500 meter dari tempat pendidikannya.
Di sana dia nekat mencuri baju, celana dan sendal jepit di jemuran rumah seorang warga.
"Saat keluar itu, tidak ada pikiran mau kemana-mana. Saya cuma hanya ingin segera keluar saja dari tempat itu," ungkapnya.
Selanjutnya, dikarenakan hari sudah larut malam dan takut tertangkap karena kabur dari pendidikannya, Prada DP memutuskan untuk bersembunyi di rumah salah seorang warga yang pintunya terbuka.
Di rumah tersebut dia bertemu dengan seorang perempuan paruh baya yang dipanggilnya ibu lontong.
"Sempat dinasehati biar kembali lagi ke pendidikan karena masuk TNI itu susah. Tapi saya tetap tidak mau kembali kesana (mengikuti pendidikan)," ungkapnya.
Keesokan harinya, tepatnya pada 4 Mei 2019, Prada DP diantar pulang ke arah kota Palembang oleh calon menantu ibu lontong.
Kemudian naik travel seorang diri menuju ke kota Palembang.
"Sampai di Palembang tidak langsung pulang ke rumah karena takut. Saya takut mengecewakan orang tua," ujarnya.
Prada DP lantas menemui Iqbal yang sebelumnya pada sidang perdana sudah memberikan kesaksian di hadapan majelis hakim. Pertemuan tersebut terjadi di Banten plaju kota Palembang.
Serta dia juga mengaku menghubungi Serli yang sebelumnya disebut-sebut sebagai kekasih lain dari Prada DP.
Sebelum menceritakan kronologi kaburnya Prada DP, ketua majelis hakim Letkol Chk Khazim SH bertanya mengenai riwayat pendidikan Prada DP.
Dia mengaku lulus SMA tahun 2016 dan berhasil lulus menjadi anggota TNI saat mengikuti rekrutmen gelombang kedua di tahun 2018.
"Sebelumnya saya sudah pernah ikut tes TNI di tahun 2017 dan di gelombang 2018. Tapi baru lulusnya pas ikut gelombang kedua di tahun 2018," jelasnya.
Setelah lulus, Prada DP lantas mengikuti Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) di lahat selama 5 bulan.
Kemudian dia sempat mendapat cuti dan kemudian melanjutkan pendidikan kejuruan infantri di Baturaja.
"Tapi belum lulus ikut infantri, soalnya saya sudah kabur sebelum pendidikan selesai," ucapan.
Jawaban Prada DP mendapat tanggapan dari ketua majelis hakim.
Letkol Chk Khazim SH berujar keinginan Prada DP masuk sebagai anggota TNI cukup kuat.
Sebab berapa kali gagal dalam seleksi, namun tetap ingin mencoba.
"Banggakah terdakwa jadi tentara?" tanya ketua majelis hakim pada Prada DP
"Siap, bangga," timpal Prada DP.
Mendengar jawaban itu, ketua majelis hakim bertanya mengapa karena takut pada ketinggian saat mengikuti perekrutan tim komando, Prada DP sampai nekat melarikan diri.
"Apakah ada alasan lain yang mendasari terdakwa lari dari pendidikan," tanya Khazim
"Siap, tidak ada," ujar Prada DP.
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:
ARTIKEL TELAH TAYANG DI TRIBUNNEWSWIKI.COM