Kerusuhan di Manokwari
Diangkat Menjadi Mama Papua, Mengapa Walikota Surabaya Tri Risma Malah Bersedih: Saya Mohon Maaf
Bahkan, Risma mengaku kini sudah memiliki kedekatan dengan warga Papua hingga mendapatkan gelar Mama Papa Papua.
Walikota wanita itu juga mengajak seluruh masyarakat, untuk terus menjaga kerukunan dan kebersamaan yang khususnya di Surabaya.
Baca: V BTS Ternyata Diidolakan Idol KPop Dongkyu Spectrum, Sampai Gambar Karakter Vimpson Untuk V
Baca: Ramalan Zodiak Selasa (20/8) - Scorpio Hindari Stres, Virgo Hati-hati di Jalan, Hari Baik Leo
Baca: Kapolri Tito Karnavian Sebut Ada Pihak yang Bermain Munculkan Gejolak di Papua Barat
Baca: Gubernur Khofifah, Walikota Surabaya dan Walikota Malang Minta Maaf ke Warga Papua
"Jadi tidak ada itu, mari sekali lagi kita jaga, kita akan rugi semua. Sayang sekali selama ini kita sudah bangun semuanya itu dengan susah payah, kemudian hancur begitu saja hanya karena emosi kita," ucap Risma.
Risma juga menyampaikan permohonan maaf dan kembali menegaskan tidak pernah melakukan pengusiran pada mahasiswa Papua.
"Sekali lagi kalau itu ada keselasahan kami di Surabaya, saya mohon maaf. Tapi tidak benar kalau kami dengan sengaja mengusir, tidak ada," jelas Risma.
Lihat vidoe lengkap:
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Senin (19/8/2019), Risma yang ditemui di Kantor DPP PDIP, Menten, Jakarta Pusat mengaku akan menjamin keselamayan para pemuda Papua.
Ia meminta warga yang ada di Papua tidak perlu khawatir untuk pada putra putrinya yang mengenyam pendidikan di Surabaya.
"Saya pastikan, saya pastikan, saya pastikan," tegas Risma.
Risma pun berniat untuk segera kembali ke Surabaya dan mengunjungi Asrama Mahasiswa Papua.
Ia ingin meredakan situasi dengan merangkul para pemuda Papua, yang mengenyam pendidikan di Surabaya.
"Habis ini saya ke sana. Sekarang enggak bisa karena sampai Surabaya sudah malam, kemunkinan besok," ucap Risma.
Sebelumnya telah terjadi aksi unjuk rasa, hingga melumpuhkan Manokwari, Papua Barat.
Sebagian besar ruas jalan di Manokwari ditutup oleh para penghunjuk rasa.
Bahkan banyak toko dan bank milik pemerintah terpaksa tutup untuk menghindari terjadi kekerana.
Tidak hanya itu pengunjuk rasa juga membakara beberapa rumah, bangunan termasuk kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat.
(TribunWow.com)