Berita Sarolangun
Ditinggal Pergi, Ustadz yang Mengajar Suku Anak Dalam di Sarolangun Tidak Betah
Ditinggal Pergi, Ustadz yang Mengajar Suku Anak Dalam di Sarolangun Tidak Betah
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Deni Satria Budi
Ditinggal Pergi, Ustadz yang Mengajar Suku Anak Dalam di Sarolangun Tidak Betah
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Dua orang ustadz yang ditugaskan di wilayah pemukiman madani Suku Anak Dalam (SAD), Kabupaten Sarolangun, tidak betah.
Ustadz yang bertugas mengajar agama tersebut, pergi lantaran tidak bisa menahan diri dan tidak betah berdampingan dengan orang rimba.
Hal itu diakui Wakil Bupati Sarolangun, Hilalatil Badri, Senin (19/8/2019). Menurutnya, perginya ustadz itu memang karena tidak sabar dengan tingkah laku warga rimba.
Baca: Bupati Bungo Hadiri Pengukuhan MPI, Harap Dakwah Islam Sampai pada Suku Anak Dalam
Baca: Video Pria Pelihara 30 King Kobra, Beri Makannya Mengerikan, Ada yang Doyan Paha Ayam dan Anak Ular
Baca: Emak-emak Meninggal Usai Ikuti Lomba Tarik Tambang, Ini Fakta Sebenarnya, Baca di Sini!
"Karena dari awal saya katakan, membina SAD sangat memerlukan kesabaran. Karena perilaku mereka berbeda dengan perilaku masyarakat pada umumnya," sebut Wabup Sarolangun.
"Dari itu, mereka kurang memiliki kesabaran dan budaya sangat beda jauh dengan kita dari sisi kehidupan," katanya
Jika dilihat dari sisi kesejahteraan gurunya bilang Hilalatil Badri, sudah memadai. Perlengkapan fasilitas dari sisi bahan pangan, tempat dan listrik juga sudah terpenuhi.
Baca: Nasib Apes Suami yang Babak Belur oleh Istri yang Berbagai Ranjang dengan Pria Lain, Kayu Melayang
Baca: Viral Jasa Melupakan Mantan (JMM) Cuma Bayar Rp12 Ribu, di Facebook dan Instagram Langsung Ramai
Baca: Kisah Santri yang Lulus Kuliah di Kairo dan Terbentur Biaya, Bupati Masnah Janji Bantu Keberangkatan
"Cukup, cuma kita kurang kontrol. Ke depan kita lebih perketat lagi di dinas sosial dan pendidikan dan lebih memperhatikan lagi. Sehingga kekurangan mereka bisa terkoordinir," tuturnya.
Dikatakan Wabup, pihaknya akan berkoordinasi dengan pimpinan pondok pesantren yang sebelumnya mengirimkan ustadz tersebut, terkait kaburnya mereka dari lingkungan SAD.
"Mereka (pondok pesantren) akan mengirimkan ustaz yang baru," bilang Hilalatil Badri.
Sebagaimana program awal Pemkab Sarolangun, untuk pendidikan bahwa warga SAD berhak mendapatkan pendidikan yang layak, baik dari sisi formal dan agama.
"Ke depan kami wanti-wanti untuk ustadz yang baru, agar bisa sabar mengahdapi orang rimba," ujarnya.
Ditinggal Pergi, Ustadz yang Mengajar Suku Anak Dalam di Sarolangun Tidak Betah (Wahyu Herliyanto/Tribun Jambi)