HUT Ke 74 Kemerdekaan RI
Naskah Asli Teks Proklamasi Otentik Tulisan Soekarno dan Perubahannya yang Dibacakan 17 Agustus 1945
Berikut ini naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan RI yang otentik dibacakan oleh Soekarno pada detik-detik Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945
Naskah Asli Teks Proklamasi Otentik Tulisan Soekarno dan Perubahannya yang Dibacakan Pada 17 Agustus 1945
TRIBUNJAMBI.COM - Berikut ini adalah naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan RI yang otentik dibacakan oleh Soekarno pada detik-detik Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Ketika memperingati hari kemerdekaan Indonesia, terutama dalam upacara, dibaca teks atau naskah proklamasi yang dibacakan Soekarno.
Mengutip wikipeda, teks atau naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Drs Mohammad Hatta dan Mr Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
Para pemuda yang berada di luar meminta supaya teks proklamasi bunyinya keras. Namun Jepang tak mengizinkan.
Baca: Daftar Mutasi 56 Jenderal TNI dan Pati AD, AL dan AU, Suami Bella Saphira Ditarik ke Mabes TNI AD
Baca: Link Live Streaming Mola TV dan Jadwal Liga Inggris Pekan Kedua, Ada Bigmatch Man City vs Tottenham
Baca: Siapa Sebenarnya 3 Saudara Wanita Najwa Shihab, Ternyata Bukan Orang Biasa Walau Jarang Terekspos
Beberapa kata yang dituntut adalah "penyerahan", "dikasihkan", diserahkan", atau "merebut".
Akhirnya yang dipilih adalah "pemindahan kekuasaan".
Setelah dirumuskan dan dibacakan di rumah orang Jepang, isi proklamasi pun disiarkan di radio Jepang.
Berikut isi proklamasi tersebut:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah Proklamasi Klad ini ditinggal begitu saja dan bahkan sempat masuk ke tempat sampah di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda.
Baca: Jadwal Tayang Bumi Manusia di Bioskop Kota Jambi Hari Ini, Sinopsis Film Terbaru Iqbaal Ramadhan
Baca: Karena Raffi Ahmad & Nagita Slavina? Ini Kekhawatiran Ibunda Bila Merry Terus Kerja di Sana
Baca: Dapat Perintah Tegas dari Wakil Presiden Untuk Balik Serang KKB Papua: TNI dan Polri Jangan Pasrah!
B.M. Diah menyelamatkan naskah bersejarah ini dari tempat sampah dan menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, hingga diserahkan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha pada 29 Mei 1992.
Naskah baru setelah mengalami perubahan
Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi), yang isinya adalah sebagai berikut :
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

Perbedaan teks naskah Proklamasi Klad dan Otentik
Di dalam teks naskah Proklamasi Otentik sudah mengalami beberapa perubahan yaitu sebagai berikut :
Kata "Proklamasi" diubah menjadi "P R O K L A M A S I",
Kata "Hal2" diubah menjadi "Hal-hal",
Kata "tempoh" diubah menjadi "tempo",
Kata "Djakarta, 17 - 8 - '05" diubah menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05",
Kata "Wakil2 bangsa Indonesia" diubah menjadi "Atas nama bangsa Indonesia",

Isi naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.

Sedangkan isi naskah Proklamasi Otentik adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi),
Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.