Viral, Temuan "Baru" Obat Kanker Akar Bajakah, Ternyata Sejak Dulu Digunakan Suku Dayak
Bajakah merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah yang sudah lama dipakai sebagai penyembuh kanker secara turun-temurun oleh nenek moyang suku Dayak.
Viral, Temuan "Baru" Obat Kanker Akar Bajakah, Ternyata Sejak Dulu Digunakan Suku Dayak
Untuk mengolah tanaman Bajakah menjadi obat kanker, prosesnya dilakukan melalui pengeringan dengan bantuan matahari.
Setelah itu, cacah tanaman yang telah mengering. Kemudian, tumbuk hingga menjadi bubuk dan rebus.
Satu gram bubuk Bajakah direbus dengan air selama 30 menit dan minum air rebusan tersebut sebagai pengganti air minum setiap hari.
TRIBUNJAMBI.COM-Sempat dianggap tanaman mistis dan hanya tumbuh di hutan Kalimantan, tanaman Bajakah yang sejak dulu dipakai sebagai ramuan obat Suku Dayak di Kalteng, ternyata akarnya ampuh sebagai penyembuh kanker.
Ya, akar bajakah dianggap ampuh obati peyakit mematikan seperti kanke.
Nama tanaman ini sontak menjadi perhatian dalam beberapa hari terakhir setelah diketahui tiga orang siswa SMA asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang meraih medali emas di Korea Selatan berkat penelitiannya terkait tanaman Bajakah.
Berdasarkan temuan kedua siswi itu, tanaman Bajakah disebut bisa menyembuhkan kanker.
Saat ini, pengobatan kanker masih dilakukan melalui kemoterapi atau operasi untuk membuang sel kanker yang menggerogoti tubuh.
Penemuan tersebut berawal sejak 2018 saat tiga orang siswa SMA Negeri 2 Palangkaraya melakukan penelitan terhadap tumbuhan Bajakah.

Awalnya, Bajakah diolah secara sederhana hingga dilakukan uji laboratorium resmi terhadap kandungan Bajakah di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Mei 2019.
Hasilya, akar Bajakah terbukti mengandung antioksidan yang berlimpah dan bisa menjadi penyembuh kanker.
Sebenarnya, tumbuhan apakah Bajakah itu?
Melalui tayangan "AIMAN" yang disiarkan Kompas TV, Senin (12/8/2019) malam, dielaborasi lebih jauh proses penelitian para siswi ini dan tanaman Bajakah.
Bajakah merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah yang sudah lama dipakai sebagai penyembuh kanker secara turun-temurun oleh nenek moyang suku Dayak.