Kopassus Makan Beling Santai-santai Saja, Pasukan Elite AS Kaget Kebingungan

Kopassus Makan Beling Santai-santai Saja, Pasukan Elite AS Kaget Kebingungan

Editor: Duanto AS
Capture/YouTube
Atraksi debus Kopassus 

 
Kopassus Makan Beling Santai-santai Saja, Pasukan Elite AS Kaget Kebingungan

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa ini benar-benar terjadi saat Kopassus dan pasukan elite AS di lapangan.

Saat anggota Kopassus makan beling dan mempraktikkan ilmu debus, pasukan elite AS sama sekali tak berkutik.

Namun, yang paling mudah untuk membuat klenger pasukan khusus AS, ketika dalam latihan jungle survival disuguhi buah durian.

Cerita ini terjadi ketika pada 1980-an Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (TNI) hendak membentuk pasukan khusus. Saat itu, pasukan yang dibentuk harus memiliki kemampuan antiteror.

Sebagai referensi, ada beberapa satuan pasukan khusus dari berbagai negara menjadi acuan.

Baca: Dua Pengajar Bela Diri Kopassus Bertarung, Master Karate Jepang Tersungkur

Baca: Pemuda dari Blora Daftar Kopassus, Punya Pacar Pramugari Cantik Karier Melejit Jadi Jenderal TNI

Baca: Penyamaran Kopaska di Bank Tak Terdeteksi, Perampok Babak Belur Kena Jebakan Tingkat Tinggi

Baca: Bentuk Tubuh Terbaru Aura Kasih Berubah Mengejutkan, Ternyata Suami Masih 25 Tahun

Baca: Daftar 10 Artis Cantik yang Cerai saat Masih Muda, Kok Ada Nama Aurelie Moeremans?

Baca: 8 Artis Cantik Indonesia yang Tinggi Badan Kisaran 150 Cm, Mengapa Penampilan Terlihat Beda?

Referensi yang diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.

Satuan-satuan itu banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.

Kemudian, teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu direkomendasikan oleh Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI, LB Moerdani, untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.

Pasalnya, semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.

Apa maksud dari pasukan tempur sangat profesional?

Letjen Benny menjelaskan bahwa tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas, meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.

Dengan kata lain, kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran. Melainkan, oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.

Demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi, Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.

Hingga saat ini, pasukan-pasukan khusus AS seperti Green Berets, Navy Seal, Delta Force, SWAT dan lainnya memang selalu tergantung kepada teknologi militer untuk mendukung operasi tempurnya.

"Kemampuan" diri

Misalnya, untuk melakukan pertempuran malam hari, semua pasukan khusus AS sangat tergantung kepada teropong pelihat malam (Night Vision Google/NVG) sehingga bisa melihat targetnya dalam gelap.

Tapi, bagi pasukan khusus seperti Kopassus, untuk melihat dalam gelap tidak perlu NVG karena mereka sudah dibekali ilmu beladiri pernapasan Merpati Putih sehingga bisa ‘melihat’ dalam gelap.

Setiap prajurit Kopassus juga mampu menembak tepat layaknya sniper tanpa dibantu oleh teropong dalam jarak minimal 300 meter. Sedangkan pasukan khusus AS umumnya bisa melakukannya dengan bantuan teropong.

Pasukan khusus AS yang umumnya berbadan besar, kadang merasa superior dibandingkan pasukan khusus TNI yang berbadan lebih kecil.

Tapi para pasukan khusus AS itu menjadi tidak berkutik ketika ilmu debus pasukan khusus TNI mulai dikeluarkan.

Selain menjadi kebal oleh sabetan senjata tajam, berkat ilmu debus yang dikuasai, seorang pasukan khusus AS yang berbadan raksasa hanya bisa kebingungan.

Pasalnya ketika pasukan khusus AS itu di suruh berdiri di atas selembar kertas koran dan kemudian diangkat oleh dua pasukan khusus TNI sambil mengerahkan negara dalamnya, dia bisa terangkat dengan mudah.

Namun, yang paling mudah untuk membuat klenger para pasukan khusus AS adalah ketika dalam latihan jungle survival mereka disuguhi buah durian.

Tak ada seorang pun pasukan AS berani makan durian, sementara pasukan khusus TNI bisa menyantap semua durian penuh gairan dan suka cita.

Berkat kemampuan pasukan khusus Indonesia yang tiap personelnya menguasai ilmu beladiri dan tenaga dalam itu, sesungguhnya telah membuat para jenderal di markas besar militer AS, Pentagon ketakutan.

Para jenderal di Pentagon yakin, pasukan khusus Indonesia menguasai ‘ilmu hantu’, sementara pasukan khusus AS sama sekali asing dengan ilmu kebatinan tersebut.

Oleh karena itu, jika dalam latihan bersama para pasukan khusus TNI mulai menerapkan ilmu kanuragannya (beladiri dan tenaga dalam), misalnya makan beling sewaktu mempraktikkan ilmu debus, benar-benar membuat para pasukan khusus AS sama sekali tak berkutik.

Maka menjadi masuk akal, jika dalam pertempuran melawan pasukan khusus TNI, para pasukan khusus AS yang bertempur tanpa menggunakan teknologi militer canggihnya, bisa dengan mudah dikalahkan.

Tulisan ini bersumber dari buku Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Penerbit Buku Kompas, 2009.

Itulah kekuatan rahasia Kopassus, pasukan elite TNI AD.

Baca: Kisah Raja Intel dari Kopassus, Punya Keahlian Sutradara Misi-misi Rahasia Risiko Tinggi

Baca: Penyamaran Kopaska di Bank Tak Terdeteksi, Perampok Babak Belur Kena Jebakan Tingkat Tinggi

Baca: Keistimewaan Pilot Tempur TNI AU Senilai Rp 1 Miliar, Paskhas Dikirim untuk Operasi Penyelamatan

Baca: Posisi Kaki Irish Bella Memang Selalu Beda, Mengapa? Foto-foto Masa Kecil Diungkap Johan de Beule

Baca: Bentuk Tubuh Terbaru Aura Kasih Berubah Mengejutkan, Ternyata Suami Masih 25 Tahun

 
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved