Mbah Moen Meninggal Dunia
Mbah Moen Satu Pemakaman dengan Ulama Masyhur Indonesia yang Tetap Utuh Setelah 3 Tahun Dikubur
Mbah Moen Satu Pemakaman dengan Ulama Masyhur Indonesia yang Tetap Utuh Setelah 3 Tahun Dikubur
Mbah Moen Satu Pemakaman dengan Ulama Masyhur Indonesia yang Tetap Utuh Setelah 3 Tahun Dikubur
TRIBUNJAMBI.COM - Kiai Haji (KH) Maimun Zubair (90) atau akrab disapa Mbah Moen meninggal dunia di Mekkah, saat menunaikan ibadah haji, Selasa (6/8/2019).
Kabar tersebut membuat masyarakat Indonesia kehilangan bapak bangsa yang selalu menjadi panutan dalam ilmu agama maupun membangun bangsa Indonesia.
Diketahui, Mbah Moen pun dimakamkan di pemakaman Ma’la, Makkah al Mukarromah.
Pemakaman itu juga memakamkan orang-orang penting dalam agama Islam, seperti Siti Khodijah (Istri Nabi Muhammad SAW), Abu Tholib (paman Nabi), Abdul Mutholib (kakek Nabi). Juga dimakamkan ulama nusantara yang masyhur, Syekh Nawawi Al-Bantani.
Nama Syekh Nawawi Al-Bantani tentu sudah tak asing lagi bagi umat muslim Indonesia.
Meski telah tiada, ulama asal Banten ini seakan masih hidup dan terus menyertai umat dalam memberikan wejangan ajaran Islam yang menyejukkan.
Baca: Siapa Sebenarnya Mbah Moen? Dari Rembang Belajar Ngaji ke Mekkah hingga Berpulang di Tanah Suci. . .
Baca: Kenapa Jenazah Mbah Moen Dimakamkan di Mekkah Bukan Di Kampung Halamannya, Ini Alasannya
Baca: Tanggapan Sosok Mbah Moen di Mata Jokowi, Ahok, Khofifah, hingga Menteri Susi Pudjiastuti
Melansir dari laman www.nu.or.id, Syekh Nawawi merupakan satu dari tiga ulama Indonesia yang mengajar di Masjid Al-Haram, Mekkah pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Dua yang lainnya ialah muridnya, Ahmad Khatib Minangkabau dan Syekh Mahfudz Termas.
Hal ini menunjukkan keilmuan Syekh Nawawi sangat diakui, tak hanya di Indonesia melainkan di semananjung Arab.
Syehk Nawawi sendiri menjadi pengajar di Masjid Al-Haram sampai akhir hayatnya yaitu sampai tahun 1898.
Wajar, jika Syehk Nawawi dimakamkan berdekatan dengan makam istri Nabi Muhammad SAW, Khadijah di Ma'la.
Namun pada suatu waktu, kejadian menggegerkan terjadi saat makam Syekh Nawawi digali untuk dipindahkan sesuai tradisi Arab Saudi.
Pasalnya, Arab Saudi punya kebijakan soal jenazah yang telah dikubur selama beberapa tahun maka kubur itu harus digali kembali.
Tulang belulang jenazah kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya.
Selanjutnya, semua tulang itu dikuburkan di tempat lain demi efisiensi pemakaman.
Baca: Tiga Kali Curi Motor, Wahid Dikira Pembalap oleh Hakim
Baca: Gegara Farhat Abbas, Galih Ginanjar, Rey Utami dan Pablo Benua terancam Masuk Sel Tikus Karena Ini
Baca: Sosok Ini Sebut Mulan Jameela yang Terpuruk Bisa Diberi Pertolongan Maia Estianty dengan Cara Ini
Lubang kubur yang telah dibongkar akan dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya.
Kebijakan ini dijalankan tanpa pandang bulu, baik pejabat, orang biasa, saudagar kaya atau orang miskin akan terkena aturan serupa.
Termasuk makam Syekh Nawawi Al-Bantani.

Kala itu kubur Syekh Nawawi genap berusia 3 tahun, datanglah petugas dari pemerintah kota Makkah untuk menggali kuburnya.
Namun hal yang tak lazim justru terjadi, yakni petugas tak menemukan tulang belulang layaknya jenazah.
Yang petugas temukan adalah satu jasad yang masih utuh dan tak kurang satu apapun, tak ada lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti jenazah umumnya.
Bahkan kain putih kafan penutup jasad Syekh Nawawi tidak robek dan tidak lapuk sedikit pun.
Sontak kejadian ini mengejutkan para petugas yang sedang membongkar makamnya.
Mereka pun lari berhamburan mendatangi atasannya dan melaporkan apa yang telah dilihatnya.
Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan.
Langkah bijak lalu diambil, Pemerintah Arab Saudi melarang membongkar makam Syekh Nawawi Al-Bantani.
Jasadnya lalu dikuburkan kembali seperti sediakala dan hingga sekarang makamnya tetap berada di Ma'la, Makkah.
Selain jasad yang masih utuh saat dibongkar, berikut karomah lain yang dimiliki oleh Syekh Nawawi seperti dikutip Gridhot.ID dari Warta Kota.
Baca: Ibunda Kristina Gultom Korban Pembunuhan: Berilah Hukuman Seberat-beratnya Kepada Pembunuh Putriku
Baca: Dianggap Berbahaya Bagi Anak-anak di Jambi, Maulana Lantik KIP3 Cegah Pornografi dan Pornoaksi
1. Telunjuk Bersinar dan Dapat Menjadi Lampu Penerang
Pada suatu waktu di sebuah perjalanan syuqduf (rumah-rumahan di punggung unta) Syekh Nawawi pernah mengarang kitab dengan menggunakan telunjuknya sebagai lampu.
Hal tersebut terjadi lantaran tak ada cahaya dalam syuqduf yang ia tumpangi, sementara aspirasi untuk menulis kitab tengah kencang mengisi kepalanya.

Syekh Nawawi kemudian berdoa kepada Allah agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu dan menerangi jari kanan yang akan digunakannya untuk menulis.
Kitab itu kemudian lahir dengan nama Maraqi al-Ubudiyyah syarah Matan Bidayah al-Hidayah.
Namun, jari telunjuk kiri Syekh Nawawi kemudian cacat karena cahaya yang diberikan Allah membawa bekas yang tidak hilang.
2. Melihat Kabah dari Tempat Lain yang Jauh
Karomah lain Syekh Nawawi juga diperlihatkannya di saat ia mengunjungi Masjid Pekojan, Jakarta.
Masjid yang dibangun oleh Sayyid Utsman bin 'Agil bin Yahya al-'Alawi (mufti Betawi keturunan Rasulullah S.A.W) ternyata memiliki kiblat yang salah.
Padahal yang menentukan kiblat bagi masjid itu adalah Sayyid Utsman sendiri.
Saat Syekh Nawawi yang dianggap seorang anak remaja tak dikenal menyalahkan penentuan kiblat, Sayyid Utsman pun sangat terkejut.
Diskusi panjang pun terjadi antara keduanya, Sayyid Utsman tetap berpendirian bahwa kiblat Masjid Pekojan sudah benar.
Sementara Syekh Nawawi berpendapat arah kiblat Masjid Pejokan haruslah dibetulkan.
Saat kesepakatan tak bisa diraih lantaran masing-masing mempertahankan pendapat, Syekh Nawawi menarik lengan baju Sayyid Utsman agar bisa saling mendekat, kemudian ia berkata:
Baca: Antisipasi Penyakit Zoonosis, DPKP Kota Jambi Periksa 1.900 Hewan Kurban
Baca: Sikap Pilu dari Putra Jennifer Jill saat Sang Ibu Nikahi Ajun perwira, Tak Hadir di Acara Pernikahan
"Lihatlah Sayyid!, itulah Ka'bah tempat Kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! Tidakkah Ka'bah itu terlihat amat jelas?
Sementara Kiblat masjid ini agak ke kiri. Maka perlulah kiblatnya digeser ke kanan agar tepat menghadap ke arah Ka'bah."
Sayyid Utsman termangu melihat Ka'bah yang ia lihat dengan mengikuti telunjuk Syekh Nawawi terlihat jelas.
Sayyid Utsman merasa takjub dan menyadari jika remaja yang bertubuh kecil di hadapannya itu telah dikaruniai kemuliaan, yakni terbukanya Nur Basyariyyah.
Atas karomah yang dimiliki, dimana pun Syekh Nawawi berada Ka'bah akan tetap terlihat.
Dengan penuh hormat Sayyid Utsman langsung memeluk tubuh kecil Syekh Nawawi.
Sampai saat ini di Masjid Pekojan akan terlihat kiblat digeser dan tidak sesuai dengan aslinya.
3. Salat di Dalam Mulut Ular Besar
Suatu hari ketika dalam perjalanan, Syekh Nawawi beristirahat di sebuah tempat untuk adzan kemudian salat.
Setelah Syekh Nawawi adzan ternyata tak ada orang yang datang, akhirnya ia iqomah lalu salat sendirian.
Usai salat Syekh Nawawi kembali melanjutkan perjalanan, tapi ketika menengok ke belakang ternyata ada seekor ular raksasa yang mulutnya sedang menganga.
Akhirnya Syekh Nawawi tersadar jika ia salat di dalam mulut ular yang sangat besar itu.
Baca: Kebakaran Lahan di Tanjab Timur Merembet ke Kawasan Tahura, Damkar Masih Berjibaku Padamkan Api
4. Menghasilkan Karya-karya yang Fenomenal
Karomah Syekh Nawawi yang paling tinggi dapat dirasakan ketika membuka lembar demi lembar Tafsir Munir yang ia karang.
Kitab Tafsir fenomenal tersebut menerangi jalan siapa saja yang ingin memahami firman Allah.
Begitu juga dari kalimat-kalimat lugas kitab fiqih, Kasyifah al-Saja yang menerangkan syariat.
Ratusan hikmah di dalam kitab Nashaih al-'Ibâd, serta ratusan kitab lainnya akan terus menyirami umat dengan cahaya abadi dari buah tangan Syekh Nawawi Al-Bantani.
(EkoPrasetyo/@nahdlatuulama)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: