KRL, MRT, Jaringan Seluler Terganggu Karena Pemadaman Listrik di Jabodetabek, Benarkah Isu Sabotase?
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai
PLN menepis isu sabotase dalam insiden gangguan listrik yang mengakibatkan wilayah di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Tengah padam, Jumat (4/8).
PLN menepis adanya dugaan sabotase apalagi berkaitan dengan politik, namun akan melakukan investigasi menyeluruh terkait pemadaman listrik ini.
Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan gangguan semata-mata hanya berkaitan dengan masalah teknis.
Diketahui, Cahyani baru menjabat sebagai Dirut PLN dua hari, menggantikan Djoko Raharjo Abumanan yang diangkat per 29 Mei 2019 lalu.
"Kami nggak melihat ini adanya satu yang bersifat politis atau sabotase," kata Cahyani saat konferensi pers di P2B Gandul, Depok, Minggu (4/8).
Cahyani menjelaskan, pemadaman listrik terjadi karena gangguan pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV.
Hal ini mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan.
Kegagalan transfer energi dari timur ke barat ini menyebabkan kegagalan (trip) di seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat jawa.
Gangguan ini juga mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek, sebagian Jawa Barat, dan Jawa Tengah mengalami listrik padam.
Terkait pemadaman listrik di wilayah lainnya termasuk Jawa Barat, jelas dia, disebabkan karena gangguan transmisi Sutet 500 kV.
Area yang terdampak listrik padam antara lain Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi, dan Bogor.
Di Jakarta, pemadaman berimbas ke sejumlah fasilitas publik. Lampu lalu lintas sepanjang Jakarta mati. Perjalanan KRL Commuter Line terhenti.
Sementara itu, diketahui empat kereta MRT tertahan di terowongan bawah tanah.
Para penumpang dievakuasi melalui pembukaan pintu.
Di Jawa Barat, pemadaman listrik berimbas kepada pos pengamatan Gunung Tangkuban Parahu.