Gempa Bumi Beruntun di Indonesia, Dapatkan Gempa Bumi Menular ke Wilayah Lain? Ini Kata BMKG

Mulai dari gempa dengan kekuatan kecil hingga gempa bumi dengan kekuatan besar dan bahkan berpotensi tsunami seperti yang terjadi di Pandeglang

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @infobmkg
Dapatkan gempa bumi menular? 

Gempa Bumi Beruntun di Indonesia, Dapatkan Gempa Bumi Menular ke Wilayah Lain? Ini Kata BMKG

TRIBUNJAMBI.COM - Gempa bumi terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Mulai dari gempa dengan kekuatan kecil hingga gempa bumi dengan kekuatan besar dan bahkan berpotensi tsunami seperti yang terjadi di Pandeglang, Banten beberapa hari lalu.

Gempa bumi terjadi seolah saling berkaitan dan berkelanjutan.

Lantas muncul pertanyaan, benarkah gempa bumi bisa menjalar?

Tribunjambi.com melansir dari laman resmi BMKG melalui akun @infobmkg.

Baca: Krisdayanti Dicap Sebagai Pelakor oleh Mantan Istri Raul Lemos, Tak Menyangka, Begini Nasibnya Kini

Baca: KRL, MRT, Jaringan Seluler Terganggu Karena Pemadaman Listrik di Jabodetabek, Benarkah Isu Sabotase?

Baca: GEMPA TERKINI - Setelah Banten, Giliran Gorontalo Diguncang Gempa Bumi, Senin (5/8) Dini Hari

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG,  Dr Daryono menjelaskan dapatkah gempa menjalar dan saling picu?

Rentetan gempa bumi yang melanda di berbagai tempat di berbagai daerah di Indonesia akhir-akhir memberi kesan seakan-akan Bumi Nusantara sedang gelisah.

Orang awam pun akhirnya beranggapan bahwa gempa pada waktu tertentu dapat menjalar ke mana-mana, misalnya dari Lombok menyeberang ke Palu, kemudian dari Papua menerjang Maluku utara, Halmahera Selatan, Sumbawa, Bali, dan Banten, kemudisn entah selanjutnya ke mana lagi.

Sore ini rumah warga yang rusak parah terkena dampak guncangan gempa 6,9 Skala Ritcher (SR), mulai dilakukan pembenahan puing dan materil rumah lainnya.
Sore ini rumah warga yang rusak parah terkena dampak guncangan gempa 6,9 Skala Ritcher (SR), mulai dilakukan pembenahan puing dan materil rumah lainnya. (Hari Darmawan/Tribunnews.com)

Pasca gempa Banten M 6,9 pada 2 Agustus 2019, kini berkembang berita yang viral di media sosial bahwa akan terjadi gempa besar megathrust berkekuatan M 9,0 dan mereaktivasi sesar aktif Baribis.

Gejala “menjalarnya” atau “migrasi” gempa dari tempat ke tempat lain, secara ilmiah masih sulit diterangkan.

Hingga saat ini, kita lebih mudah mengkaji aktivitas gempa dalam aspek spasial dan temporal daripada mengkaji perubahan dan perpindahan tegangan (stress) di kulit Bumi.

Baca: Ramalan Kesehatan Zodiak (5/8) - Jaga Makanmu Gemini, Aries Stres, Capricorn Ekspresikan Emosimu

Baca: Jalang Meleset, Usai Gempa Banten, Mbak You Ramal Tahun 2019: Masih Banyak Bencana Alam di Indonesia

Inilah mengapa sangat sulit menerangkan secara empirik dugaan sebagian orang bahwa gempa saling berhubungan dan dapat menjalar kesana kemari.

Ada sebagian pakar berpendapat, perubahan pola tegangan regional (regional stress pattern) mungkin dapat menerangkan gejala ini.

Tetapi nyatanya, hingga saat ini bagaimana memodelkan hal itu masih sulit dilakukan.

Namun demikian dalam perkembangan ilmu kegempaan, setidaknya sudah ada 2 teori pemicuan antar gempa, yaitu pemicuan yang bersifat statis (permanen) dan pemicuan yang bersifat dinamik (yang berpindah).

Pemicuan yang bersifat statis dapat terjadi pada gempa-gempa yang sangat dekat lokasinya, sebagai contoh adalah munculnya gempa-gempa baru di Lombok di bagian barat dan timur yang diduga kuat akibat pemicuan gempa yang bersifat statis (static stress transfer) dari gempa Lombok M 7,0 yang terjadi sebelumnya.

Baca: Ramalan Zodiak Senin (5/8) - Pisces Sedikit Emosional, Scorpio Gairah Romantisme, Gemini Enerjik

Baca: Dua Postingan Ariel Tatum Isinya Blank Picture, Curhat Alasan Undur Diri dari Dunia Artis?

Transfer tegangan statis ini berkurang secara cepat terhadap jarak dan disebabkan oleh perpindahan patahan yang permanen.

Sementara itu untuk pemicuan dinamis, bisa berkaitan dengan gempa-gempa dekat dan jauh.

Transfer tegangan dinamis ini nilainya lebih kecil, berkurang dengan melambat terhadap jarak dan merupakan tegangan yang dibawa oleh gelombang seismik melalui batuan.

Konsep pemicuan dinamik ini lebih sering dikaitkan dengan potensi gempa yang dipicu dari jarak jauh.

(Tribunjambi.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved