Punya Nama Unik, Beratnya 850 Kg, Sapi Kurban yang Dibeli Jokowi untuk Korban Gempa Donggala
Pemerintah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 2019 atau 10 Dzulhijjah 1440 Hijriah jatuh pada Minggu (11/8/2019) yang akan datang.
TRIBUNJAMBI.COM- Pemerintah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 2019 atau 10 Dzulhijjah 1440 Hijriah jatuh pada Minggu (11/8/2019) yang akan datang.
Penetapan ini merujuk pada hasil sidang isbat penetapan awal bulan Dzulhijjah 1440 Hijriah/2019 Masehi di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (1/8/2019) lalu.
"Dengan demikian, maka 10 Dzulhijjah Idul Adha jatuh pada Ahad, 11 Agustus 2019," kata Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin sebagaimana dikutip Antara.
Sidang isbat penetapan awal Dzulhijjah itu dipimpin Muhammadiyah Amin karena Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sedang menjalankan tugas sebagai Amirul Hajj di Arab Saudi.
Sidang isbat, kata Amin, menjadi wadah musyawarah lintas sektor untuk menetapkan waktu awal Djulhijjah dan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1440 Hijriah.
Baca: Jelang Idul Adha 2019 Segini Lho Harga Sapi Bali di Tanjab Timur, Hewan Ternak Untuk Qurban
Baca: TUJUH Tradisi Masyarakat dari Penjuru Indonesia yang Dilaksanakan saat Idul Adha
Sidang isbat dihadiri antara lain :
- Perwakilan Majelis Ulama Indonesia
- Duta besar negara sahabat
- Anggota Komisi VIII DPR
- pejabat dari Mahkamah Agung
- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
- Badan Informasi Geospasial (BIG).
- Perwakilan dari Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB)
- Planetarium
- pakar ilmu falak dari ormas-ormas Islam
- pejabat Kementerian Agama serta Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
"Sidang isbat wujud kebersamaan Kemenag dengan ormas Islam dan instansi terkait dalam menetapkan awal bulan qamariyah, terutama Ramadan, Syawal dan Zulhijah," kata Amin.
Sapi yang dibeli Presiden Jokowi punya nama unik

Jelang Idul Adha Presiden Jokowi, telah membeli satu ekor sapi seberat 850 kilogram.
Menurut rencana, daging sapi kurban ini akan dibagikan ke warga Donggala yang terdampak bencana pada September 2018 lalu.
Sapi seharga Rp 65 juta ini diberi nama Khatulistiwa dan telah dua tahun dibesarkan di peternakan sapi di kelurahan Nunu Palu Sulawesi Tengah.
Presiden Jokowi sudah tiga kali membeli sapi untuk kurban dari peternakan ini.
Secara berkala, sapi yang dibesarkan di peternakan ini diperiksa oleh Dinas Peternakan setempat untuk menjaga kesehatan kesehatan ternak hingga waktu berkuban tiba, yakni pada 11 Agustus 2019 mendatang.
Yudi Prianto, peternak sapi menuturkan bahwa sapi yang dibeli Presiden Jokowi ini merupakan persilangan sapi PO dengan sapi Brahman.
"Jadi hasilnya begini, yang sudah dibeli pak Presiden Jokowi," ujarnya.
Baca: #Matilampu Trending 1 Twitter, 4 MRT Jakarta Terhenti di Stasiun Bawah Tanah, Penumpang Dievakuasi
Baca: Jelang Idul Adha 2019 Segini Lho Harga Sapi Bali di Tanjab Timur, Hewan Ternak Untuk Qurban
Berikut videonya :
Gempa dan Tsunami Palu
Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,4 Mw, yang diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA.
Dilansir oleh Wikipedia, Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Mamuju bahkan hingga Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar. Gempa memicu tsunami hingga ketinggian 5 meter di Kota Palu.
Pusat gempa bumi (episentrum) berada di darat, sekitar Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala.
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan cukup kuat di sebagian besar provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan sebagian Kalimantan Timur serta Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Sulawesi Utara.
Di Makassar misalnya, getaran sempat dirasakan beberapa detik.
Di Menara Bosowa, karyawan berlarian meninggalkan gedung.
Di Palopo, Sulawesi Selatan, guncangan membuat warga berlarian meninggalkan rumah.
Di Samarinda, gempa turut dirasakan sampai warga keluar berhamburan dari gedung dan pusat perbelanjaan.
Di Balikpapan, guncangan gempa turut dirasakan di rusunawa, dan hotel.
Secara umum gempa dirasakan berintensitas kuat selama 2-10 detik.
Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposenttrum gempa bumi, tampak bahwa gempa bumi dangkal ini terjadi akibat aktivitas di zona sesar Palu Koro.
Sesar ini merupakan sesar yang teraktif di Sulawesi, dan bisa pula disenut paling aktif di Indonesia dengan pergerakan 7 cm pertahun. Sesar yang diteliti di LIPI baru sampai sesar darat.
Sedangkan sesar di laut sama sekali nihil dari penelitian.[16] Menurut Sutopo Purwo Nugroho, gempa bumi yang terjadi
"merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Palu Koro, yang dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar mengiri (slike-slip sinistral)".
Sehubungan gempa ini, Wahyu W. Pandoes dari pihak BPPT menyatakan bahwa gempa ini berkekuatan 2,5 × 1020 Nm atau setara 3 × 106 ton TNT. Ini serupa 200 kali bom Hiroshima.
(TribunKaltim.co/Doan Pardede)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co