Kisah Sebelum Aurel Paskibaraka Tangsel Meninggal, Lakukan Ini, Cerita Ibu dan Penjelasan PPI Beda

Ada kisah berbeda yang diungkapkan ibu dari anggota Paskibra Tangerang Selatan (Tangsel), Aurellia Qurratu Aini yang meninggal

Editor: bandot
ist
Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Aurel Meninggal Dunia dengan Luka Lebam Membiru, Sempat Curhat Ini 

Setelah itu Aurel keluar kamar tanpa membangunkan kedua orang tuanya.

Sri menjelaskan konteksnya, pada hari terakhir latihan sebelum meninggal dunia, buku harian Aurel disobek pelatihnya.

Ia harus menulis ulang diary yang merupakan tugas untuk selalu ditulis setiap hari.

Aurel memiliki PR menulis diary untuk 22 hari pelatihannya. Sedangkan per harinya Aurel harus menulis minimal dua lembar kertas.

"Dia keluar kamar mengisi buku harian untuk tanggal 31 Juli. Karena untuk buku harian dari tanggal sebelumnya yang dia harus salin ulang, dia sudah enggak terkejar waktunya. 22 hari dengan minimal dua halaman. Jadi sekian puluh halaman harus dia salin dalam waktu sangat singkat. Sudah tak terkejar," paparnya.

Aurellia Qurrota Ain
Aurellia Qurrota Ain (paskibra (IG @benyamindavnie) via tribun timur)

Tidak lama, Aurel jatuh di dapur. Sri menyebut suaranya kencang hingga membangunkan ia dan suaminya.

"Tidak lebih dari lima menit kami berusaha membangunkan dia, langsung kami bawa dia ke rumah sakit. Saat di dapur dia jatuh dia sudah tidak bereaksi," jelasnya.

Sampai rumah sakit, dokter menyebut fungsi otak Aurel berhenti.

Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019)
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019) (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

"Dokter di UGD bilang fungsi otaknya sudah terhenti. Ikhlaskan. Kami masih bilang ke dokter, maksimalkan," ujarnya.

Alat pacu jantung tak berhasil membuat Aurel hidup. Sri hancur, sulung yang sangat dicintainya itu sudah tidak ada.

"Dibantu dengan alat pacu jantung, Aurel tidak bereaksi sama sekali. Aurel sudah tidak ada. 1 Agustus 2019," ujarnya dengan suara yang semakin pelan.

Aurel bukan sosok yang lemah

Sri Wajyuniarti yang juga merupakan seorang Purna Paskibraka ini mengetahui betul diklat seharusnya dijalankan seperti apa.

Sri meyakini, anaknya bukanlah sosok yang lemah dan tidak mampu mengikuti diklat yang juga menggunkan pendekatan militer itu.

Baca: Hasil Pertandingan Tadi Malam Borussia Dortmund vs Bayern Munchen, Bocah Ajaib Permalukan Die Roten

Baca: Peringatan Dini BMKG, Awas Gelombang Tinggi Capai 6 Meter di 6 Kawasan Indonesia Ini

Baca: Putusin Pacar, Wanita Ini Digugat Mantan Rp 408 Juta, Fransiska Balik Tuntut Biaya Minum dan Sewa WC

Ibu dua anak itu meyakini Aurel meninggal dunia karena diduga akumulasi kelelahan baik secara fisik maupun mental selama menjalani diklat.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved