Karhutla di Jambi
Kondisi Jambi Terkini, sudah 40 Hektare Lahan Terbakar, Tim Kesulitan Padamkan Api
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau pun Manggala Agni yang ada di Provinsi Jambi harus siaga terhadap ancaman kebakaran lahan dan hutan
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Menurutnya Pemprov Jambi berupaya meminjam helikopter dari PT WKS untuk upaya pemadaman. “Jadi kita sudah koordinasikan hal itu dengan BPBD Provinsi," pungkasnya.

Hingga kemarin, di Muarojambi setidaknya terpantau lima titik panas. Hotspot tersebut berada di daerah Kecamatan Kumpeh Ulu tepatnya berada di Desa Sipin Teluk Duren. Lima titik panas tersebut, disampaikan oleh Zakir berada di satu kawasan.
Dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sejak Sabtu (27/7) lalu api membakar lahan di Desa Mencolok, Kecamatan Mendahara Ulu. Kini, sedang tahap tahap pendinginan.
Penyebab kebakaran yang terjadi di kawasan lahan pertanian masyarakat tersebut, belum diketahui. Kapolsek Mendahara Ulu Iptu Abdul Jalil, bilang luasan yang terbakar tersebut tidak mencapai 200 hektare.
“Apinya kan pindah-pindah, tidak semuanya terbakar. Inikan baru satu hari satu malam. Kalau 200 hektare itu, paling tidak kebakarannya sudah satu minggu. Kita sudah petakan hanya 20,5 hektare,” jelasnya.
Memang, kata dia, lokasinya adalah hamparan yang luasnya sekitar 200 hektare. “Tapi tidak semuanya terbakar. Hanya ada beberapa titik-titik tertentu yang terbakar,” sebutnya.
”Ini saya masih di lokasi tinggal proses pendinginan. Untuk penyebab kita masih melakukan penyelidikan. Begitu juga dengan pemilik kebun kita masih tunggu, karena ada kebun sawit milik masyarakat yang terbakar,” jelasnya kemarin.
Sebelumnya Kepada BPBD Tanjab Timur Jakfar mengatakan, lahan yang terbakar adalah lahan pertanian namun, belum ada tanam tumbuh di atasnya.
“Karena areal yang terbakar merupakan lahan gambut maka api cukup cepat meluas. Hal ini diperparah karena rumput di areal ini juga kering,” katanya.
Jakfar juga sempat menyatakan bahwa luasan yang terbakar kurang lebih 200 hektare. Ia kini bertanya-tanya mengapa api di lahan tersebut tidak terpantau oleh Satelit Terra Aqua.
Terpisah Bupati Sarolangun Cek Endra mengimbau kepada masyarakat Sarolangun agar tidak membakar lahan, atau membuka lahan dengan cara membakar.
"Kita imbau kepada masyarakat menghadapi cuaca seperti agar tidak membakar lahan, karena ini sangat berbahaya. Saya harap masyarakat bisa membantu pemerintah untuk tidak membakar lahan," kata Cek Endra.
Ia juga mengatakan bahwa membakar lahan selain membahayakan juga ada ancaman hukum bagi pelakunya.
"Ini ada sanksi ya, kalau yang membakar lahan sudah jelas ada penegakan hukumnya, makanya kita imbau ini agar masyarakat tidak usah terlibat pembakaran hutan yang jadi masalah," katanya.
Pemkab Sarolangun saat ini siaga mengantisipasi karhutla.