CPNS
Kisah Drg Romi Syofpa Ismael, Tes CPNS Peringkat 1, Dibatalkan Karena Difabel, Kini Sorotan Menteri
Dokter gigi Romi Syofpa Ismael lulus CPNS di Solok Selatan, tapi akhirnya dibatalkan Pemkab Solok Selatan karena ia menyandang disabilitas
Kemudian tahun 2018, Romi mengikuti seleksi CPNS.
Romi diterima karena menempati ranking satu dari semua peserta
Namun, kelulusannya dibatalkan oleh Pemkab Solok Selatan sebab ada peserta yang melaporkan Romi penyandang disabilitas.
Romi yang merasa diperlakukan tidak adil lalu mendatangi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang untuk mendapatkan bantuan hukum, bahkan telah mengirim surat ke Presiden Joko Widodo.
Romi menyebutkan, ia merasa hak-haknya telah dirampas setelah dinyatakan lulus sebagai CPNS di Solok Selatan, Sumatera Barat, pada Desember 2018.
Namun, saat ia sudah melengkapi semua persyaratan, tiba-tiba dicoret oleh Bupati Solok Selatan pada Maret 2019 dengan alasan tidak sehat fisik.
"Semua administrasi dan persyaratan sudah saya siapkan. Surat keterangan dari dokter spesialis okupasi juga sudah saya dapat dari RSUP M Djamil Padang dan RSUP Arifin Ahmad Pekanbaru. Semua tidak ada masalah, tapi ternyata saya dibatalkan," kata Romi, Selasa (23/7/2019).
Baca: Gara-gara Dicabuli Ayah Tiri, Siswi SD Mengungsi ke Tetangga, Terbongkar Lewat Ibu Korban
Baca: Tunggu APBD Perubahan, Pemkab Muarojambi Bakal Anggarkan Gaji untuk 1.000 Guru PAUD
Sementara itu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak turun tangan merespons polemik dokter gigi Romi Syofpa Ismael yang dibatalkan CPNS-nya oleh Pemkab Solok Selatan, Sumatera Barat.
Asisten Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nyimas Aliya menilai, ada tindakan diskriminasi pada penyandang disabilitas.
"Kami melihat memang kasus dokter Romi di sini ada diskriminasi. Kami memfasilitasi mendampingi upaya hukum, kami mengadvokasi pihak pemda provinsi, untuk memulihkan hak dokter Romi," ungkap Nyimas Aliah, di Padang, Minggu (28/7/2019).
Menurut Nyimas, untuk memfasilitasi persoalan itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak akan menggelar rapat koordinasi dengan kementerian terkait.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan konsolidasi di bawah Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, bersama kementerian terkait untuk melakukan rapat konsolidasi membahas polemik tersebut.
Pemkab Solok Selatan pun akhirnya membuka diri untuk mencari solusi terbaik dari kasus dokter gigi Romi Syofpa Ismael yang kelulusan CPNS-nya sempat dibatalkan.
"Kami membuka diri untuk cari solusi terbaik. Saat ini, tim dari Solok Selatan sudah berada di Jakarta untuk melakukan mediasi di Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan," kata Kabag Humas Pemkab Solok Selatan, Firdaus Firman, saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/7/2019).
Menurut Firdaus, apapun solusi yang ditawarkan dalam mediasi itu, akan dilaksanakan sepanjang tidak menyalahi aturan yang berlaku.