Berselisih dengan Gus Dur, Dipecat Jadi Menteri & Batal Nyapres, Pengakuan Yusril Singgung Megawati

Awalnya, Yusril Ihza Mahendra ditanyakan mengenai alasannya mundur didetik-detik terakhir pencalonan capres saat periode BJ Habibie berakhir.

Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNNEWS.COM
Yusril Ihza Mahendra 

Saran untuk mengundurkan diri itu lantas membuat Yusril dan Gus Dur justru berselisih paham.

Selanjutnya, saran Yusril itu tampak tak digubris Gus Dur hingga kemudian Presiden RI tersebut menyampaikan keinginannya di sidang kabinet.

"Disitu kita mulai berselisih. Saya ingat betul ketika ada sidang kabinet dan duduk disebelah Bu Megawati. Saat Gus Dur mengungkapkan keinginannya untuk dekrit pembubaran MPR dan DPR itu dan sudah ada memorandum untuk dijawab Presiden," papar Yusril.

Adanya memorandum yang harus dijawab Gus Dur itu, Yusril justru memiliki firasat bahwa dirinya yang justru bakal diminta untuk menjawab.

Megawati Soekarnoputri tahun 1998.
Megawati Soekarnoputri tahun 1998. (KOMPAS/ARBAIN RAMBEY)

"Saya sudah menduga pasti saya yang diminta untuk menjawab. Bahkan saya sempat berbicara dengan Ibu Megawati, 'Mba ini bagaimana kok MPR minta pertanggungjawaban Presiden, nanti bisa-bisa ibu yang disuruh', 'Loh saya juga enggak mau kata Bu Megawati'," ucap Yusril.

Menanggapi hal tersebut, Yusril menjelaskan Presiden RI tak perlu membubarkan MPR dan DPR karena situasinya telah berbeda dengan tahun 1959, ketika Soekarno membuat dekrit.

"Tapi Gus Dur sempat marah dengan saya dan kabinet sempat diskors. Pada waktu saya keluar dari ruang kabinet, saya dikejar oleh Pak Agum Gumelar dan SBY dan mereka menuturkan bahwa mereka juga tak setuju dengan keinginan Presiden saat itu," beber Yusril.

Kendati demikian, ketidaksetujuan Agum Gumelar dan SBY saat itu tak disuarakan karena mereka merasa masih menjadi seorang tentara.

Meski sempat berselisih dan dipecat sebagai menteri, Yusril mengaku tak sakit hati dengan Gus Dur.

"Enggak (red: sakit hati) karena Gus Dur sama saya tertawa saja dan akhirnya kita tahu bahwa Gus Dur mengeluarkan Dekrit dan dijawab oleh DPR. Setelah itu Presiden RI justru diberhentikan.

Andai beliau mengikuti apa yang saya sampaikan mungkin kegaduhan politik tak begitu besar," aku Yusril.

Cerita Yusril Mundur dari Pemilu 1999

Yusril mengatakan, mundurnya dia dalam Pemilu 1999 semata-mata untuk menjaga perdamaian.

"Saya sebenarnya lebih mengutamakan menjaga kesatuan dan persatuan di antara kita. Jangan sampai pecah belah sehingga saya berkorban dengan mengundurkan diri dari pencalonan itu. Itu bukan berarti saya kalah," ujar Yusril di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Senin (22/2/2016).

Yusril mengaku bisa mengalahkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat itu. Dia telah menghitung suara yang mungkin akan dia dapat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved