SETELAH Beri Saran ke Soeharto, Jenderal TNI dari Kopassus Ini Dibentak: Wajah Pak Harto Berubah
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah tentang Presiden Soeharto saat berkuasa 32 tahun memang tidak habis-habisnya.
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah tentang Presiden Soeharto saat berkuasa 32 tahun memang tidak habis-habisnya. Misalnya ketika Pak Harto membentak seorang jenderal TNI jebolan Kopassus, hanya gara-gara ia mengungkapkan sarannya ke Presiden ke-2 RI itu.
Dikutip dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, jenderal TNI jebolan kopassus itu tak lain adalah Sintong Panjaitan.
Mayjen TNI Sintong Panjaitan kena bentak Soeharto saat ia menjabat sebagai Panglima Kodam IX/Udayana.
Saat itu hari Minggu tanggal 23 Juli 1989, jenderal TNI jebolan kopassus itu tengah mendampingi Menteri Hankam Benny Moerdani menghadap Soeharto yang sedang berkunjung ke Bali.
• Sandiwara Komandan Tim Kopassus Bohongi Pasukannya Sebelum Misi Berbahaya, Ternyata Ada Tujuan Mulia
• TERUNGKAP Rahasia Prajurit TNI AD Bisa Juarai Lomba Tembak AASAM 12 Kali, PT Pindad Sebut 3 Hal ini
• Prajurit TNI Berhasil Desak KKB Papua hingga Masuk Jurang, Banyak Ceceran Darah, ini Kronologinya
• Video Prajurit TNI Hukum Sopir Truk Ugal-ugalan Viral di Instagram, Disuruh Jungkir Balik di Aspal

Dalam pengarahannya, Soeharto mengatakan bahwa Sintong harus mempersiapkan diri menghadapi Timor Timur sebagai daerah terbuka
Kemudian Soeharto bertanya, "Kamu sebagai panglima operasi di sana, apakah saran-saranmu supaya masalah Timor Timur lebih cepat selesai?"
Baca: Penetapan Caleg Terpilih Tanjab Timur Tunggu Putusan MK
Baca: Pria yang Bakal Jadi Suami Agnez Mo, Daftar 8 Pria yang Pernah Dekat Penyanyi Bergigi Kelinci
Baca: Pemilihan Duta Pariwisata Jambi Angkatan ke 3, 100 Peserta Dituntut Paham Semua Tentang Jambi
Sintong langsung menyampaikan aspirasi rakyat Timor Timur yang dikatakan oleh Uskup Diosis Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo
"Mereka minta agar Timor Timur dijadikan daerah istimewa seperti Aceh. Ini permohonan Uskup Belo gubernur atas nama rakyat Timor Timur" kata Sintong
Sesudah Soeharto mendengar saran itu, wajahnya menjadi cemberut
Soeharto berkata dengan nada keras, "Apa istimewanya Aceh? Apa istimewanya Yogyakarta? Apa istimewanya Jakarta?"
"Kamu jangan berfikir mundur. Nanti daerah istimewa itu tak ada lagi. Saya katakan daerah sitimewa itu tidak boleh" tambah Soeharto
Baca: Pamer Foto Tubuh Setengah Terbuka Disamping Wijin, Gisella Anastasia Jadi Bulan-bulanan Warganet
Baca: Beli Sabu 22 Gram, Herlan Mengaku Menyesal Dengar Tuntutan 2,5 Tahun
Baca: Daftar Harga Mobil Bekas Rp 40 Jutaan Ada Manual dan Matic Merek Daihatsu, Hyundai, KIA, Proton
Reaksi keras Soeharto itu menyebabkan Sintong merasa ketakutan.
Akhirnya Soeharto berkata, "Ya sudah begitu saja ya, jadi dilanjutkan saja yang sudah kamu lakukan. Jangan kamu pikirkan daerah istimewa lagi"
Teguran Benny Moerdani Kepada Soeharto
Jenderal TNI Benny Moerdani pernah melayangkan teguran 'maut' kepada Soeharto, yang pada akhirnya membuat Pak Harto menyesal karena mengabaikannya
Dilansir dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap' dan 'Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan' karya Julius Pour, Jenderal TNI Benny Moerdani memberikan teguran 'maut' itu pada tahun 1984
Jenderal TNI Benny Moerdani melakukan hal itu karena sejumlah menteri merasa risau dengan anak-anak Soeharto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis tapi dengan memanfaatkan kekuasaan bapaknya.
Baca: Ramalan Cinta Zodiak Sabtu (27/7) - Capricorn Single Tak Hanya Tergoda, Cancer Tak Bisa Berduaan
Baca: Dua Kali CJH Terlambat, Kanwil Kemenag Jambi Kesulitan Beri Layanan
Baca: Cara Download Lagu MP3 Batak Terpopuler dan Terbaru 2019, Cocok Didengarkan saat Berbagai Suasana
Bisnis anak-anak Soeharto bahkan merambah ke soal pembelian alutsista yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI/TNI bukan oleh warga sipil.

Ketika ada kesempatan bermain biliar dengan Soeharto, Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri ‘menegur’ Pak Harto.
Ia mengingatkan soal bisnis anak-anak Soeharto yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.
Baca: Ari Lasso Akhirnya Bongkar Tabiat Ahmad Dhani, Puluhan Tahun Bungkam Alasannya Kabur dari Dewa 19
Baca: Pemkab Kerinci Fasilitasi Keberangkatan 337 JCH Kabupaten Kerinci pada Musim Haji 1440 H
Baca: Baru Rilis! Chord Kunci Gita Lagu NOAH Kupeluk Hatimu, Berikut Lirik Beserta Video Musiknya
Soeharto ternyata tidak terima oleh teguran Benny yang dianggap sangat kurang ajar dan setelah itu hubungan mereka berdua memburuk.
Benny Moerdami kemudian dicopot dari Panglima ABRI meski Soeharto membantah jika pencopotan Benny akibat ‘teguran maut’ yang telah dilakukannya.
Pada Agustus 2004 Soeharto menjenguk Benny Moerdani yang sedang sakit keras dan terbaring di Rumah Sakit RSPAD, Jakarta.

Di depan Benny, Soeharto secara terus-terang mengakui bahwa teguran yang pernah dilontarkan Benny pada tahun 1984 ternyata benar.
Akibat bisnis anak-anaknya yang ikut memicu krisis ekonomi dan kemarahan rakyat terhadap keluarga Soeharto,
Pada 21 Mei 1998, kekuasaan Soeharto pun tumbang.
Baca: Al Haris Kembali Rombak Pejabat Merangin, 65 Pejabat Eselon III dan IV Diambil Sumpah
Baca: Malam Pertama Tak Seindah Bayangan, Diatas Ranjang Siti Badriah dan Krisjiana Baharudin Lakukan Ini
Soeharto juga menyatakan kepada Benny, jika teguran Benny itu dipatuhi, dirinya tidak akan sampai lengser dari kursi Presiden akibat demo besar-besaran dan kerusuhan sosial yang terjadi di mana-mana.
Sejak masih berpangkat Kapten di TNI AD, Benny Moerdani sudah berhubungan akrab dengan Presiden Soeharto yang pada pada tahun 1960-an berpangkat Mayor Jenderal.

Soeharto memang sangat mengagumi Benny Moerdani karena piawai dalam strategi tempur dan memecahkan masalah secara intelijen.
Sehingga masalah rumit baik di dalam maupun di luar negeri selalu dipercayakan kepada Benny Moerdani yang dikenal sangat loyal terhadap Soeharto.
Baca: Sempat Batal Terbang, Ishak Yahya Akhirnya Berangkat ke Mekkah Bersama Kloter 22
Baca: Live SCTV Jadwal Lengkap Live Streaming Vidio.com Timnas U-15 Indonesia di Piala AFF U-15
Baca: Beda Gaya Rumah Ahok saat Dengan Veronica Tan dan Puput Nastiti Devi, Mobilnya Mentereng
Misalnya saja ketika Indonesia terlibat konflik politik dan militer dengan Malaysia (1964).
Soeharto merasa kalau penyelesaian secara militer tidak menguntungkan Indonesia, lalu ia memutuskan untuk mengambil langkah intelijen serta diplomasi.
Tugas yang sebenarnya sangat berat dan tidak dikehendaki oleh Presiden Soekarno itu, diam-diam diserahkan kepada Benny Moerdani dan berhasil gemilang.
Indonesia dan Malaysia pun kembali berdamai serta terhindar dari bentrok militer yang bisa sangat merugikan kedua negara.
Baca: Sisi Lain GIIAS 2019 - Derita SPG dengan Kostum Minim, Mulai Kedinginan hingga Masuk Angin
Baca: Ketika Moeldoko Lontarkan Guyonan Soal Koalisi Plus-plus dan Hotel Plus-plus
Baca: Tampil Cemerlang Pada Paruh Pertama MotoGP 2019, Yamaha Ingin Pertahankan Fabio Quartararo
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jenderal TNI Jebolan Kopassus ini Dibentak Soeharto Setelah Beri Saran, Ekspresi Pak Harto Berubah,