Perjalanan Arswendo Atmowiloto dan Keluarga Cemara

Nama Arswendo Atmowiloto lekat dengan drama Keluarga Cemara. Arswendo mengisahkan, saat awal ia menjajakan ide itu menjadi serial, tidak banyak orang

Editor: Suci Rahayu PK
Kolase
Perjalanan Arswendo Atmowiloto dan Keluarga Cemara 

Perjalanan Arswendo Atmowiloto dan Keluarga Cemara

TRIBUNJAMBI.COM - Nama Arswendo Atmowiloto lekat dengan drama Keluarga Cemara.

Drama keluarga ini populer di televisi Indonesia pada era 1990 hingga 2000-an awal.

Dikutip dari Harian Kompas, 6 Januari 2019, kisah ini berawal dari buku yang ia tulis sejak tahun 1970-an.

Arswendo mengisahkan, saat awal ia menjajakan ide itu menjadi serial, tidak banyak orang yang berminat

Menurut dia, saat itu, mereka menginginkan cerita dengan genre horor.

Baca: Pasca Penahanan 3 Anggota DPRD Provinsi Jambi, Ini Agenda Dewan beberapa Hari Ke Depan

Baca: Apakah Micin Itu? Apa Kandungannya? Apa Efeknya Bagi Kesehatan, Benarkah Bikin Kita Bodoh?

Baca: LUNA Maya Disebut Sempat Mau Lompat dari Tangga, Melaney Ricardo Bongkar Pengakuan Ini

"Kok enggak ada hantunya? Enggak ada santetnya? Saya bilang Indonesia enggak butuh santet banyak," ujar Arswendo.

Dia memaparkan, Keluarga Cemara mengisahkan tentang nilai kejujuran sebuah keluarga kecil yang hidup jauh dari hiruk pikuk Ibu Kota.

Cerita ini pun mulai digemari dan menjadi favorit khalayak pada waktu itu.

Arswendo Atmowiloto ditemui dalam jumpa pers film Keluarga Cemara di Kinosaurus, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2017).
Arswendo Atmowiloto ditemui dalam jumpa pers film Keluarga Cemara di Kinosaurus, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2017). ((KOMPAS.com/SINTIA ASTARINA))

Tayangan ini pernah menjadi serial yang selalu dinanti di akhir pekan.

Setiap kalimat yang keluar dari sosok Abah dan Emak kepada anak-anaknya selalu terpatri dalam ingatan.

Bahkan, lebih dari dua dekade setelah peluncuran serial pertamanya, banyak orang yang masih mengingat setiap detail cerita hingga lagu temanya.

Hal ini lalu membuat rumah produksi Visinema Pictures berniat untuk mengadopsinya menjadi ide cerita film.

Bekerja sama dengan Ideosource dan Kaskus, ketiganya lalu merancang kisah baru yang disesuaikan untuk generasi saat ini.

Baca: Tya Arifin, Pemeran di Preman Pensiun yang Dinikahi Putra Siti Nurhaliza, Rumah Mewahnya Punya Sauna

Baca: Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Simak Profil dan Karya Maestro Budaya Indonesia Ini!

Ketika kisahnya akan dipinang menjadi film layar lebar, Arswendo menyetujuinya.

Bahkan, ia mempersilakan pihak yang terkait untuk membuat latar cerita baru.

Dalam cerita baru ini, kisah Abah, Emak, Euis, dan Ara dikemas dengan latar milenial.

Pada film ini, latar keseharian pelakon utama diceritakan berada di lingkungan urban dan kompleks.

Namun, sesuatu terjadi hingga membuat keluarga kecil ini terpaksa menyingkir ke pedesaan.

Ketika ditanya mengapa film Keluarga Cemara baru difilmkan setelah lebih dari dua dekade, Arswendo mengatakan, ide dan gagasan yang ada di kisah ini sesuai dengan kondisi sekarang.

"Frame-nya untuk keluarga pada umumnya. Nilai umum dan universal, bahwa terharu bisa berarti air mata bisa berarti senyuman," ucap Arswendo.

Baca: Razia Hotel dan Kosan, Petugas Gabungan Ciduk 7 Pasangan Bukan Pasutri, & Temukan Benda Ini Dihotel

3 Bulan Lawan Kanker Prostat

Sastrawan dan wartawan Arswendo Atmowiloto meninggal dunia, Jumat (19/7/2019) pukul 17.50 WIB, di kediamannya, kawasan Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

Kabar duka ini diterima dari Wakil Pemimpin Redaksi Kompas yang juga tetangga dekat almarhum, Tri Agung Kristanto.

Dia meneruskan informasi yang disampaikan putra Arswendo, Soni Wibisono.

Seniman sekaligus wartawan ini meninggal dunia setelah melawan sakit kanker prostat yang dideritanya.

Dikutip dari pemberitaan Wartakota, pria kelahiran 26 November 1948 ini mengidap kanker prostat sejak April 2019.

Pada 25 Juni 2019, mantan Pemimpin Redaksi majalah Hai ini dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, karena kondisinya yang memburuk.

Hal ini disampaikan oleh rekannya yang merupakan seniman teater Indonesia bernama Rudolf Puspa melalui akun Twitter-nya @rudolf_puspa.

“Arswendo 2 bulan ini terkena kanker prostat, sudah 2 kali dioperasi. Kondisinya tadi pagi drop sudah dibawa dengan ambulans ke RS Pertamina. Mohon doa ya,” tulis Rudolf, 25 Juni 2019.

Baca: Ramalan Zodiak Sabtu 20 Juli 2019, Taurus Posesif Pada Pasangan, Cancer Sedang Fokus Akan Pekerjaan

Rudolf mengatakan, sahabatnya itu sudah menjalani dua rangkaian operasi untuk menyembuhkan kanker prostat yang menyerangnya.

Namun, kondisi kesehatannya justru memburuk.

Sebelumnya, penulis skenario Harry Tjahjono juga sempat mengabarkan kondisi Arswendo melalui Twitter-nya pada 15 Juni 2019.

Saat itu, fisik Arswendo nampak terbaring lemah dan lebih kurus dari biasanya.

Ia menyebut, sebulan sebelumnya Arswendo masih bisa duduk dan bercanda.

Namun, ketika dijenguk kembali, Arswendo lebih suka dalam posisi tiduran dan sesekali merespon candaan dengan menyunggingkan senyum. (Kompas, Warta Kota)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved