Tanggapi Amien Rais Sebut Berikan Kesempatan Jokowi-Maruf Selama 5 Tahun, Mahfud MD:Hormat Pak Amien
Amien Rais meminta semua pihak memberikan kesempatan kepada presiden terpilih Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin selama lima tahun k
TRIBUNJAMBI.COM- Amien Rais meminta semua pihak memberikan kesempatan kepada presiden terpilih Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin selama lima tahun ke depan.
Meski demikian, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut juga meminta masyarakat mengawasi jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Soal kekuasaan berikan kepercayaan dan kesempatan yang utuh ke Jokowi dan Maruf Amin dengan menterinya."
"Nanti lima tahun kita awasi," ujar Amien saat ditemui di Kantor DPP PAN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/7/2019).
Baca: Kisah Motif Loreng Darah Mengalir Milik Kopassus, Ternyata Pernah Jadi Seragam Korps Marinir AS
Baca: Prabowo Dituduh Pengkhianat, Andre Rosiade Berkoar, Sebut Ketemu Jokowi Demi Bebaskan Pendukung
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD pun memberi apresiasi atas apa yang diucapkan Amien Rais.
Lewat akun Twitter-nya, Mahfud MD memberikan salam hormat pada mantan Ketua MPR tersebut.
Mahfud MD juga mengajak Amien Rais untuk merajut Keindonesiaan.
"Hormat, Pak Amien. Mari rajut Keindonesiaan kita," tulis Mahfud MD sembari menautkan sebuah berita dari media online.
Baca: Diduga Selewengkan Dana Desa, Warga Desa Bukit Minta Kadesnya Dicopot
Baca: Kesal karena Diintip hingga Pernah Ajak Istri Pelaku Berhubungan Intim, Kakak Bunuh Adik Ipar
Nah, dalam kesempatan tersebut, Amien Rais juga membacakan surat yang pernah dikirimkan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto padanya.
Amien Rais memang bilang, Prabowo sempat mengirimnya surat, tapi ia baru sempat membacanya Senin hari ini.
"Jadi saya tadi datang dari Yogya, kemudian langsung baca surat di meja saya dari Pak Prabowo. Surat itu tertanggal 12 Juli."
"Isinya, 'Pak Amien kemungkinan 13 Juli, jadi esok harinya, akan ada pertemuan dengan Pak Jokowi.'"
"'Bagi saya, Pak Amien, kepentingan lebih besar yaitu keutuhan bangsa, NKRI, dan lain-lain. Itu lebih saya pentingkan'," lanjut Amien membacakan isi surat Prabowo tersebut.
Baca: Miliki Banyak Manfaat, Ini 4 Dampak Buruk Memotong Kumis Kucing
Baca: Kisah Motif Loreng Darah Mengalir Milik Kopassus, Ternyata Pernah Jadi Seragam Korps Marinir AS
Amien juga membacakan surat yang menyatakan, setelah bertemu Presiden Jokowi, Prabowo akan menemui dirinya.
Amien lantas menegaskan kepada wartawan yang hadir, ia tidak akan memberikan komentar lebih jauh mengenai pertemuan antara Jokowi-Prabowo yang digelar di Stasiun MRT Lebak Bulus, Sabtu (13/7/2019) lalu.
Ia juga menolak untuk berkomentar mengenai wacana rekonsiliasi antara seluruh peserta Pemilu 2019.
Ia baru akan berbicara lebih jauh mengenai hal tersebut apabila sudah bertemu langsung dengan Prabowo.

"Nah, sekarang saya belum ketemu dengan Pak Prabowo. Jadi singkatnya begini, saya tentu tidak bisa jelaskan secara detail mengapa Pak Prabowo sudah ketemu Jokowi."
"Tapi yang jelas, saya sebentar lagi atau besok pagi atau lusa akan bertemu (Prabowo)," lanjut Amien.
Baca: Prabowo Dituduh Pengkhianat, Andre Rosiade Berkoar, Sebut Ketemu Jokowi Demi Bebaskan Pendukung
Dalam pertemuan itu, Amien akan mengklarifikasi ke Prabowo ihwal isi pertemuan antara kandidat Pilpres 2019 itu.
Amien mengatakan, pada intinya, ia sepakat dengan rekonsiliasi yang dibangun antara Jokowi dan Prabowo setelah Pilpres 2019.
Namun Amien meminta rekonsiliasi tersebut tidak didasari oleh bagi-bagi kursi menteri di kabinet.
Amien mengatakan, keberadaan oposisi sangat penting dalam negara demokrasi.
Ia mengatakan, partai oposisi sangat penting di parlemen untuk mengkritisi pemerintah sehingga kebijakan yang ditelurkan bisa bermanfaat bagi masyarakat.
"Jadi saya sampaikan, di sini teruskan kita menjalin persatuan."
"Kita bersalaman tapi jangan pernah kooptasi dapat satu dua kursi kemudian lantas kocar-kacir semua," ujar Amien.
"Itu saya katakan berkali-kali, demokrasi tanpa oposisi itu demokrasi bohong-bohongan, jadi demokrasi bodong," lanjut dia.
Selain itu,Amien juga mengingatkan partai-partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak perlu berebut kursi menteri.
"Dan itulah imbas demokrasi. Kalau itu (pembentukan koalisi pemerintahan) terjadi, kita enggak usah ada seperti gempa bumi," kata Amien, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Amien menambahkan, pembentukan koalisi pemerintahan jangan dijadikan dasar untuk rekonsiliasi seusai Pilpres 2019.
Amien menyatakan, semestinya rekonsiliasi dilakukan tanpa ada iming-iming jatah kursi menteri.
Sebab, kata Amien, partai oposisi tetap dibutuhkan dalam negara demokrasi.
Jika semua partai di parlemen mendukung pemerintah, tak akan ada kritik untuk menjaga kualitas kebijakan.
Ia juga meminta konflik seusai pilpres jangan dijadikan alasan adanya pembagian jatah menteri dalam rekonsiliasi.
"Saya ingin katakan, kita sikapi sesuatu yang amat sangat kecillah."
"Masalah ini (konflik seusai pilpres) jangan dibesar-besarkan."
"Kemudian seolah akan pecah, akan ada huru-hara. Itu jauh dari kamus bangsa Indonesia," tutur Amien.
"Kita sudah mengalami berkali-kali lebih dahsyat pun. Ini (konflik usai pilpres) ecek-eceklah."
"Ada 1948 di Madiun, ada 1965 PKI. Ini (pilpres) cuma enteng saja. Ini enteng saja enggak usah dibesar-besarkan," kata dia.
Diketahui, Amien Rais mengaku, sempat terkejut dengan pertemuan Jokowi-Prabowo.
Di kediamannya, Yogyakarta, Sabtu, setelah pertemuan Jokowi-Prabowo berlangsung, ia mempertanyakan sikap Prabowo yang tidak meminta izin kepada dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu Jokowi.
"Sama sekali saya belum tahu. Makanya itu, mengapa kok tiba-tiba nyelonong?" kata Amien.