Sejarah Indonesia

Soekarno Sampai Kaget Dengar Ucapan Dukun Jambi Marga Serampas Ini, Ia Ajukan Permintaan Sederhana

Soekarno Sampai Kaget Dengar Ucapan Dukun Jambi Marga Serampas Ini, Ia Ajukan Permintaan Sederhana

Editor: Andreas Eko Prasetyo
(Dok. Kompas/Song)
Presiden Soekarno 

Soekarno Sampai Kaget Dengar Ucapan Dukun Jambi Marga Serampas Ini, Ia Ajukan Permintaan Sederhana

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah satu ini menceritakan saat Presiden pertama Indonesia, Soekarno bertemu dukun sakti dari Jambi yang terjadi pada 1960-an.

Kabar bahwa Presiden Soekarno pernah ada hubungan dengan Marga Serampas, Jambi, santer terdengar.

Namun, tak banyak orang mengetahui kabar samar-samar tentang hubungan keduanya.

Baca: Paspampres Selalu Andalkan Polisi Ini Ketika Presiden Soekarno Marah Besar, Namanya Jadi Pelindung

Baca: Saat Isteri Cantik Soekarno Diberi Tiga Pilihan Mengejutkan oleh Soeharto di Lapangan Golf

Baca: Soekarno Jatuh Cinta ke Pramugari Garuda Indonesia, Minta Anaknya Dilahirkan di Jerman

Baca: Gemparnya Gedung Putih Karena Kemarahan Soekarno, Namun Malah Buat Kagum Kongres AS, Apa Sebabnya?

Bekas Komandan Detasemen Kawal Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo, ketika menyalami Presiden Soekarno yang genap berusia enam puluh tahun pada tahun 1961
Bekas Komandan Detasemen Kawal Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo, ketika menyalami Presiden Soekarno yang genap berusia enam puluh tahun pada tahun 1961 ((Ipphos))

Hubungan Soekarno dengan Marga Serampas Jambi ini tersiar dalam berbagai macam versi. 

Baca: Kala Preman dan Pria Bertato Sering Hilang di Era Soeharto, Sosok Petrus Disebut Sebagai Algojonya

Baca: Ancaman Ledakan Kapal Terlontar dari Mulut Seorang Kopaska TNI AL, ABK Perang Malaysia Sampai Ciut

Baca: 17 Kali Naik Pangkat, Kisah Preman Terminal Jadi Anggota Kopassus, Dulu Sempat Ditolak Berulang

Baca: Prabowo Sampaikan Ucapan Tegas di Instagram: Saya Tidak akan Pernah Tawar Menawar soal Cita-cita!

Baca: Sunan Kalijaga Minta Anaknya Pulang dan Sebut Ibunya Sakit, Salmafina Malah Hapus Postingan Ayahnya

Ada yang bilang Soekarno 'belajar' di Marga Serampas.

Ada juga juga yang menyebut karena sakit, dan lain sebagainya.

M Yusuf, Depati Mudo Karti Menggalo di Renah Alai Merangin, menuturkan hubungan Soekarno dengan dukun Marga Serampas

"Bukan Soekarno yang ke sini, tapi dukun besar di sini yang pergi ke Jakarta," ungkap Depati kepada Tribunjambi.com saat bertandang ke Rantau Kemas, Jangkat, Kabupaten Merangin, pada Jumat (10/10/2015).

Meski udara dingin yang mencucuk tulang, tak menghalangi rasa penasaran Tribunjambi.com untuk tetap mendengarkan cerita.

Sayang, kapan perkara tepatnya tahun peristiwa dukun Marga Serampas bertemu Soekarno itu terjadi, tak didapat.

Depati kurang ingat tahun berapa tepatnya.

Namun yang jelas, peristiwa ini terjadi pada awal kemerdekaan.

Waktu itu, Presiden I RI sedang sakit dan tidak diketahui jenisnya. 

Konon, banyak dukun dari berbagai daerah datang.

"Lalu ada yang bilang ke Soekarno bahwa ada dukun sakti di wilayah Marga Serampas. Jadi ia dipanggil disuruh menghadap ke Istana Negara waktu itu," ungkapnya.

Nama dukun tersebut adalah Badulambun.

"Sekitar tahun 60-an orangnyo dipanggil ke Istana, rumahnyo di Tanjung Kasri," ungkapnya.

Lalu, Yusuf melanjutkan bahwa dukun tersebut juga tak tahu apa penyakitnya.

Namun, ia tetap membuat ramuan obat yang sekiranya ampuh untuk sang proklamator.

Setelah diberikan ramuan oleh Abdul Lambun atau Badulambun, tak lama ternyata tokoh proklamator ini sembuh.

"Bapak mau apa? Mobil atau apa? Katakan saja," kata Depati Karti Mudo Menggalo ini menirukan omongan Soekarno yang dikira-kiranya. 

Yusuf sembari menyelipkan candaan bahwa minta mobil tentu tidak bisa, karena jalan tidak bagus dan dak bisa dilewati mobil.

Akhirnya dukun Marga Serampas yang sakti tersebut mengatakan satu permintaan.

Badulambun meminta barang yang waktu itu bisa jadi dianggap mewah dan memberikan informasi terus menerus: radio.

Ya, dukun tersebut meminta sebuah radio pada Presiden Soekarno sebagai imbalannya, tentu juga dengan biaya pulang.

Yusuf mengaku sempat bertemu Badulambun pada dekade 80-an.

"Ketemu waktu itu pun sudah sangat tua," katanya sembari menambahkan bahwa sekitar 80-an itu Badulambun meninggal.

Abdul Lambun, menurut keterangan M Yusuf, memang terkenal sakti.

"Dari ilmu putih sampai ilmu hitam dikuasainya, juga ilmu pengobatan. Jadi semua ilmu dikerahkannya waktu itu," terangnya.

Cerita tersebut menyebar hingga sekarang dengan berbagai versi.

"Tentu kalau dulu memang banyak cerita dari Marga Serampas tentang ilmu hitamnya, tapi kalau sekarang nggak ada lagi. Sudah mulai jarang semenjak masuk agama," ungkap M Yusuf yang ternyata juga kerja di embaga pemerintahan. 

Sembari tersenyum kecil ia menambahkan bahwa beberapa tahun kebelakang orang-orang Serampas yang tak bisa bahasa Indonesia ini sudah cukup modern.

Masyarakat Marga Serampas tidak menolak kemajuan.

Itu bisa dilihat jika main ke sana, kita akan menemukan parabola dan televisi hampir di setiap rumah.

"Tidak terlalu ketinggalan dan juga tidak terlalu maju," tambah Depati yang membawahi tiga desa ini sembari tertawa.

Anak Badulambun

Pada waktu yang berbeda Tribunjambi.com menghubungi Alutral, anak lelaki Badulambun yang urutan keempat dan sudah berumur 59 tahun.

"Dulu itu awal tahun 1962, dio ke Jakarta. Melalui Danrem Jambi waktu itu ia dijemput oleh anak buah Kolonel Abunjani. Satu letnan dan dua sersan. Di bawa ke Jambi dan langsung berangkat ke Jakarta," ungkapnya.

Alutral membenarkan perihal ayahnya yang waktu itu berangkat ke Jambi dan langsung ke Jakarta untuk mengobati Bung Karno waktu itu.

Buick Super yang pernah digunakan Presiden Soekarno.(Dokumentasi/Tri Dharma)
Buick Super yang pernah digunakan Presiden Soekarno.(Dokumentasi/Tri Dharma) ((Dokumentasi/Tri Dharma))

"Kalau kata orang dusun tu namonyo menghilang 4 sampai 6 bulan. Dibawa ke istana Bogor, istana Bali, keliling-keliling," kisahnya.

Pada waktu itu kondisi Soekarno, tutur Alutral menceritakan sang ayah, mengalami sakit Batu Rajo atau yang biasa dikenal dengan batu ginjal.

Bung Karno, diketahui Alutral dari cerita ayahnya, tidak mau dioperasi.

Karena itulah Badulambun yang kemudian dikirim ke Jakarta.

Hadiah yang berbeda

Versi berbeda dari yang diceritakan M Yusuf dan Alutral, ada pada hadiah untuk Badulambun.

Alutral menambahkan waktu itu presiden pertama itu menawarkan hadiah mobil, boleh pilih mobil mana pun yang dia mau.

Badulambun hanya menginginkan oleh pemerintah dibukanya jalan.

Presiden Soekarno
Presiden Soekarno ((Dok. Kompas/Song))

"Cuma itu maunyo, minta buka jalan dari Bangko sampai ke Tanjung Kasri," ungkapnya.

Badulambun juga ditawari untuk ditarik menjadi tentara nasional waktu itu.

Karena sebelumnya, ia pejuang dari Syarikat Abang, namun tetap saja ia menolak.

Badulambun dikenal anaknya sebagai pria yang tidak banyak ngomong tapi banyak berbuat.

"Orangnyo lembut, penyabar, sederhana dan tipe pekerja. Kalau dibandingkan dengan sayo sekarang, bapak lebih penyabar tidak mudah tersulut amarahnya," ungkap mantan pegawai PU ini.

Alutral manambahkan bahwa karakter bapaknya itu tenang. 

Ia membandingkan dengan dirinya yang masih mudah marah jikalau dalam keadaan terjepit.

"Kalau untuk hal-hal kecil, ia tidak masalah. Tapi kalau ada penyerangan dari luar waktu itu, dia baru turun. Orangnya juga lebih berjiwa besar dan lapang dada," kenang pria yang baru pensiun 2011 ini. (jaka hendra baittri / Tribunjambi.com)

Baca: Prabowo dan Jokowi Telah Bertemu, Rocky Gerung: Junjungan Ambil Jatah Kolam buat Tetangga

Baca: Ini Alasan Lengkap Taqy Malik Buat Salmafina Jadi Janda Muda hingga Sunan Kalijaga Geram dan Kesal

Baca: Netizen Ribut Lihat Ayu Ting Ting Pakai Bikini Hitam di Kolam, Ibunda Bilqis Santai Aja Direkam

Baca: Bukan Luhut Binsar, Ternyata Budi Gunawan yang Buat Jokowi & Prabowo Bertemu, Sosok Ini Beri Pujian

Baca: Seperti Ini Beda Sikap Rai dan Rian DMasiv Usai Bertengkar saat Konser, Ada yang Sampai Unfollow

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved