SIAPA Sebenarnya Erick Thohir yang Pernah Jadi Bos Inter Milan, Pengusaha Sukses Pemilik Media
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Saat Pilpres 2019 yang baru saja berlalu, Erick Thohir dipercaya menjadi Ketua
Proses itu bermula pada September 2013.
Presiden dan pemilik klub Internazionale (Inter Milan), Massimo Moratti saat itu mengonfirmasi pembicaraan untuk penjualan saham mayoritas 70 persen kepada Erick.
Baca: Berniat Beli Ponsel Baru, Kenali 3 Ciri Ponsel Black Market Agar Tak Menyesal Kemudian Hari!
Baca: Salah Kaprah Tentang Penyakit Diabetes, Jaga Gula Darah dengan Rutin Minum Obat
Baca: Lebih Bebas Berekspresi dalam Teater, Jadikan Ekskul Tempat Salurkan Bakat
Pada 15 Oktober 2013, setelah melalui proses negosiasi yang panjang, International Sport Capital yang dipimpin Erick, secara resmi menjadi pemegang saham mayoritas, dengan memiliki saham klub sebesar 70 persen.
Pada 15 November 2013, Erick dipercaya sebagai presiden klub Inter Milan menggantikan Moratti.
Ia menjadi presiden klub ke-21 dalam 106 tahun sejarah klub tersebut.
Namun pada 2016, ia menjual sebagian saham Inter Milan ke perusahaan China, Suning Group.
6. Bisnis Media dan Entertainment
Dilansir Wikipedia, Erick Thohir merupakan pemilik Mahaka Group.
Baca: BESUK Galih Ginanjar di Penjara, Tangis Barbie Kumalasari Pecah: Blak-blakan Salahkan Rey Utami
Baca: TERNYATA, Sosok Jenderal Ini di Balik Pertemuan Jokowi-Prabowo Subianto, Bukan Luhut Panjaitan
Baca: Pemilik 5 Zodiak Ini Lebih Suka TTM-an alias Friendzone, Sagitarius Peringkat Pertama
Perusahaan itu merupakan perusahaan induk dari perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media dan entertainment.
Berbagai unit usaha Mahaka antara lain di bidang penyiaran (broadcast), yakni Gen FM dan Jak FM; stasiun televisi Jak TV; media luar ruang (out of home) Mahaka Advertising; penerbitan (publishing), yakni Harian Republika, Golf Digest; digital, yakni Rajakarcis.com; dan berbagai perusahaan lainnya yang bergerak di bisnis olahraga dan hiburan.
7. Lulusan Amerika
Erick Thohir yang lahir pada 30 Mei 1970, menyelesaikan pendidikan sarjananya di Glendale University.
Pada 1993, Erick lulus program Master untuk Bisnis Administrasi dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Erick langsung terjun ke dunia bisnis.
Ia meneruskan bisnis ayahnya di bidang restoran, yakni Hanamasa dan Pronto pada 1993 hingga 1998.