Rekonsiliasi Pilpres 2019

Nama Ketua FPI Habib Rizieq Shihab Tidak Menjadi Pembahasan Pertemuan Jokowi dan Prabowo

Nama Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab sempat telontar sebelum Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan calon presiden

Editor: andika arnoldy
Capture Youtube Kompas TV
Jokowi dan Prabowo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). 

TRIBUNJAMBI.COM- Nama Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab sempat telontar sebelum Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

Diketahui pertemuan Jokowi dan Prabowo berlangsung di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta dan dilanjutkan makan siang di sebuah restoran di kawasan Mall FX Sudirman, Sabtu (13/7/20190.

Pertemuan keduanya memang sudah banyak dinantikan mengingat keduanya merupakan rival dan belum bertemu pasca-penetapan pilpres.

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak sebelumnya sempat mengatakan bahwa Habib Rizieq menjadi syarat pertemuan keduanya.

Baca: Mahfud MD: Habib Rizieq Shihab Harus Dipulangkan, Masalah Hukum Tetap Harus Dipertanggungjawabkan

Namun, soal permintaan tersebut dibantah oleh Sekretaris Negara Pramono Anung.

Pramono yang mendampingi pertemuan Jokowi dan Prabowo mengatakan hal itu setelah pertemuan keduanya selesai.

"Tidak ada pembahasan (Habib Rizieq) sama sekali jadi tidak ada pembahasan baik yang ada di MA maupun pemulangan seseorang dari manapun sama sekali tidak ada pembahasan itu," kata Pramono Anung yang dikutip TribunWow.com dari tayangan Breaking News Kompas Tv.

Baca: Jawaban Prabowo Soal Kemungkinan Bergabung Koalisi dengan Pemerintahan Jokowi-Maruf

Sementara itu, diberitakan sebelumnya, Dahnil angkat bicara terkait syarat pertemuan Jokowi dan Prabowo soal pemulangan Habib Rizieq.

Hal itu dikatakan Dahnil saat menjadi narasumber acara 'iNews Sore' di iNews, Senin (8/7/2019).

"Benarkah memulangkan Rizieq Shihab menjadi syarat rekonsiliasi?" tanya pembawa acara.

"Bahasa tepatnya bukan begitu, tidak ada syarat ya terhadap rekonsiliasi," jawab Dahnil.

"Saya luruskan begini, saya beberapa minggu ini jengah dengan isu rekonsiliasi."

"Karena dialog di publik dipenuhi dengan rekonsiliasi pemaknaan bagi-bagi jabatan," sambungnya.

Baca: Jawaban Prabowo Soal Kemungkinan Bergabung Koalisi dengan Pemerintahan Jokowi-Maruf

Lantas Dahnil mengungkapkan makna rekonsiliasi bagi para elite politik.

"Padahal dalam pemaknaan saya, rekonsiliasi di tingkat elite itu tidak dibutuhkan, karena elite paham betul dengan kompetisi politik," jelas Dahnil.

"Tapi rekonsiliasi dalam tingkat grassroot, antara elite dengan grassroot itu penting, dan harus dilakukan," imbuhnya.

Dirinya menyatakan bahwa dalam rekonsiliasi tidak hanya sekedar bertatap muka saja.

Namun rekonsiliasi juga untuk membahas kepentingan bangsa secara bersama.

"Nah saya ingin menggeser dialog rekonsiliasi, dialog antar kubu politik," kata Dahnil.

"Dialog antara kubu Prabowo dan kubu Jokowi, dialognya harus substantif," tambahnya.

Baca: Siapa Sebenarnya Kapten Adm Sandhyca Putrie Ajudan Cantik Iriana Jokowi, Belum Menikah Usia 33 Tahun

Dikatakannya, satu di antara pembahasan rekonsiliasi bisa memuat soal pemulangan Habib Rizieq yang dianggap menjadi sentral tokoh yang dinilai memiliki pengaruh besar untuk sebagian umat.

"Nah salah satunya adalah dialog bahwasannya kita punya tokoh ulama besar, punya pengaruh yang luar biasa di Indonesia, dihormati dan diikuti banyak umat, itu Habib Rizieq," papar Dahnil.

"Kita berharap ada dialog juga kemudian dengan kepulangan Beliau," imabuhnya.

Lebih lanjut, ia lantas menjelaskan alasan mengapa Habib Rizieq harus dipulangkan melalui bantuan pemerintah khusunya oleh presiden.

"Hambatannya ada, saya sering menyebutnya dengan faktor X, kenapa? Karena di Indonesia ada catatan misalnya terkait dengan pemerintahan di Saudi Arabia yang tidak membolehkan Habib Rizieq bisa kembali atau keluar dari Saudi Arabia," ungkap Dahnil.

"Yang bisa mengatasi itu tentu adalah presiden," tandasnya.

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved