Maryani Menabung 26 Tahun Dari Hasil Jual Botol Bekas Buat Biayai Ongkos Naik Haji ke Tanah Suci
Satu diantara yang perlu dipersiapkan sebelum pergi ke tanah suci adalah ongkos naik haji.
TRIBUNJAMBI.COM - Satu diantara yang perlu dipersiapkan sebelum pergi ke tanah suci adalah ongkos naik haji.
Namun rupanya ongkos naik haji bukan masalah asal diniati dengan mulai menabung demi dapat menunaikan ibadah haji.
Seperti yang dilakukan pemulung bernama Maryani (63), warga Pulo Geulis RT 2 Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor.
Maryani rela menabung selama 26 tahun demi naik haji dari mengumpulkan dan menjual botol bekas.
Baca: Jadi Tersangka, Galih Ginanjar Dijemput Pukul 4 Pagi, Barbie Kumalasari Tak Kaget, Ini Kata Fairuz
Baca: Tak Ingin Dirolling, Jadi Toke Udang Saja, Ini 3 Poin Pesan Wabup pada Camat Nipah Panjang yang Baru
Baca: JIKA Mau Tinggalkan Arab Saudi, Pimpinan FPI Habib Rizieq Bayar Denda Rp 550 Juta, Ini Alasannya
Berbekal keyakinan dan tekadnya, Maryani akhirnya berkesempatan mengunjungi tanah suci bulan Agustus 2019 nanti.
Setiap hari, janda empat anak ini mencari kardus, botol, dan barang bekas lain demi mewujudkan impiannya.
Hanya dengan berjalan kaki membawa tas kresek, ia berkeliling kampung untuk bekerja mulai dari pukul 04.00 hingga 05.00 WIB.
Baca: Rudy Badil Pendiri Warkop DKI Meninggal Dunia, Indro Warkop Tulis Janji Menyentuh!
Baca: SIAPA Sebenarnya Iriawan, Jenderal Bintang 3 Diperiksa TGPF sebagai Saksi Kasus Novel Baswedan
Baca: Menyambut Tour de Singkarak, Dinas PUPR Kerinci Ajukan Rp 17 Miliar untuk Perbaikan Jalan
Sesekali, saat sungai Ciliwung di dekat rumahnya sedang meluap, ia mengumpulkan pasir untuk dijual sebagai tambahan tabungannya ke Tanah Suci.
Dari hasil mengumpulkan pasir itu, ia bisa mendapat 10 karung dimana satu karung pasirnya dijual Rp 10.000.
Meski berpenghasilan tak menentu, Maryani tetap istikomah menyisihkan uang hasil mulungnya.
Ia biasa menjual barang rongsok yang didapatkan per satu tahun agar mendapat penghasilan yang lebih banyak.
Hal ini dilakukannya setiap hari sejak tahun 1993.
"Kalau ngejualnya per hari teh uangnya kecil, paling sehari mah cuman dapet Rp 3.000 paling gede Rp 10.000. Jadi ibu kumpulin dulu sampai satu tahun baru ibu jual," cerita Maryani kepada TribunnewsBogor.com saat dijumpai di rumahnya, Kamis (11/7/2019).
Dalam satu tahun, ia biasanya mendapat uang Rp 1.200.000 dari barang bekas yang dikumpulkan.
Dari jumlah tersebut, Rp 1.000.000 ia tabung untuk berangkat haji sedangkan sisanya untuk simpanan pribadi.
Berbekal uang Rp 25.000.000 dari hasil menabung sedikit demi sedikit, tepatnya pada tahun 2012 Maryani mendaftarkan diri sebagai peserta calon haji.
"Waktu daftar, dibilangnya berangkat tahun 2020. Saya agak tenang karena masih ada waktu banyak untuk cari uang pelunasannya. Ternyata dipanggil lebih cepat," paparnya.
Kendati demikian, sebelum Maryani dihubungi untuk melakukan tes kesehatan pada bulan April lalu, ia dimudahkan mendapat uang Rp 10.000.000 untuk melunasi biaya pergi haji sebesar Rp 35.000.000.
Padahal, waktu pertama kali hendak mendaftar sebagai peserta calon haji, ia sempat ragu tidak bisa membayar biaya sisanya.
Namun dengan mengembalikan keyakinannya ingin menunaikan rukun islam yang ke-5 itu, pada akhirnya ia tetap mendaftarkan diri bahkan dilancarkan jalannya untuk mendapatkan uang.
"Yang dicari kan bukan cuma uang buat lunasin tapi untuk pegangan ibu di Mekkah juga harus ada. Tapi alhamdulillah, pas tanggal jatuh temponya ibu bisa bayar lunas. Alhamdulillah jadi berangkat," cerita Maryani dengan mata berkaca-kaca.
Meski usia tak lagi muda, Maryani nampak masih segar dan lincah layaknya usia produktif.
Ia mengaku tak malu sama sekali dengan profesinya meski berkutat dengan sampah setiap harinya.
Bahkan anak yang kini tinggal satu rumah bersama Maryani sebetulnya sudah tak lagi mengizinkannya untuk bekerja mencari rongsok.
Namun siapa sangka, justru dari sampah plastik yang ia kumpulkan puluhan tahun di pagi buta, bisa memberangkatkannya ke Tanah Suci seorang diri.
Padahal, ia bercerita, 1 kg sampah plastik hanya bernilai Rp 2.000 - Rp 4.000 saja tergantung jenis botolnya.
Apalagi harga 1 kg kardus hanya bernilai Rp 1.000 saja.
"Setiap solat saya selalu berdoa, ya Allah saya mau ke Mekkah dan ziarah ke makam Rasulullah," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Cerita Maryani Naik Haji, Hasil Jual Botol Bekas dan Pasir Ditabung Selama 26 Tahun, https://bogor.tribunnews.com/2019/07/11/cerita-maryani-naik-haji-hasil-jual-botol-bekas-dan-pasir-ditabung-selama-26-tahun?page=all.