Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia

Reaksi Raisa Saat Ingat Pertemuannya dengan Almarhum Sutopo Bikin Pilu: Hati Aku Berat dan Sedih

Rasa sedih diungkapkan Raisa Andriana saat saat mengenang pertemuannya dengan Sutopo Purwo Nugroho.

Editor: Tommy Kurniawan
Kolase Instagram.com/raisa6690 & @sutopopurwo
Reaksi Raisa Saat Ingat Pertemuannya dengan Almarhum Sutopo Bikin Pilu: Hati Aku Berat dan Sedih 

Reaksi Raisa Saat Ingat Pertemuannya dengan Almarhum Sutopo Bikin Pilu: Hati Aku Berat dan Sedih

TRIBUNJAMBI.COM - Kepergian Sutopo Purwo Nugroho tentu menjadi kesedihan tersendiri bagi sejumlah masyarakat di tanah air.

Beberapa publik figur sempat menceritakan bagaimana pertemuannya dan kesehariannya seputar Sutopo Purwo Nugroho sebelum meninggal dunia.

Seperti halnya penyanyi Raisa yang mengungkapkan duka mendalam atas meninggalnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Rasa sedih diungkapkan Raisa Andriana saat saat mengenang pertemuannya dengan Sutopo Purwo Nugroho.

Baca: Masuk Gang Sempit, Penampakan Rumah Barbie Kumalasari Bikin Kaget Hotman Paris, Ada Sendal Jepit!

Baca: Dapat Janda Cantik! Ini Pacar Baru Delon Thamrin Sejak Cerai dari Yeslin Wang, Rada Pemalu & Tajir!

Baca: Anak Walikota Tidore Ini Ternyata Sejak SMA Sudah Menjadi Kuli Bangunan, Ini Alasan Sebenarnya Rafdi

Baca: Pulang Bulan Madu Syahrini Langsung Hamil? Penampilan Istri Reino Barack Mendadak jadi Sorotan

Sejumlah unggahan di media sosial, membuatnya terkenang almarhum.

“Kalau ditanya sih sedih banget. Banyak juga orang yang nanya ke aku, orang yang nge-tag aku, di video yang kami ketemu. Hati aku merasa berat dan sedih,” katanya ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019).

Ibu satu anak itu juga mendoakan almarhum, agar ditempatkan di sisi-Nya.

Ia juga berharap keluarga almarhum Sutopo diberikan keikhlasan dan ketabahan.

Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho bertemu Raisa. Foto ini diunggah Sutopo di akun Twitter-nya pada Selasa (6/11/2018). (Twitter/@Sutopo_PN)
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho bertemu Raisa. Foto ini diunggah Sutopo di akun Twitter-nya pada Selasa (6/11/2018). (Twitter/@Sutopo_PN) ()

“Dan yang pasti beliau menginspirasi untuk ada lagi orang-orang yang berdedikasi terhadap pekerjaan yang membantu orang, membantu korban bencana seperti beliau. Jadi meninggalkan legacy yang luar biasa buat penerus-penerusnya,” katanya.

Sutopo Purwo mengembuskan nafas terakhir di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019), pukul 02.20 waktu setempat atau 01.20 WIB. Sutopo merupakan penggemar dari istri artis peran Hamish Daud tersebut.

Tagar yang dibuat warganet yakni #RaisaMeetSutopo akhirnya direspon oleh Raisa.

Sutopo Purwo akhirnya bisa bertemu dengan pelantun lagu "Terjebak Nostalgia" itu.

Anggota TNI dan BPBD menurunkan peti jenazah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho ke dalam liang lahat saat pemakaman di TPU Sonolayu, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019). Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada usia 49 tahun saat menjalani pengobatan di Tiongkok karena sakit kanker paru-paru yang dideritanya. TRIBUN SOLO/ASEP ABDULLAH ROWI (TRIBUN SOLO/ASEP ABDULLAH ROWI)
Anggota TNI dan BPBD menurunkan peti jenazah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho ke dalam liang lahat saat pemakaman di TPU Sonolayu, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019). Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada usia 49 tahun saat menjalani pengobatan di Tiongkok karena sakit kanker paru-paru yang dideritanya. TRIBUN SOLO/ASEP ABDULLAH ROWI (TRIBUN SOLO/ASEP ABDULLAH ROWI) ()

Nyanyian Sutopo Dendangkan Mantan Terindah Bikin Histeris

Penggalan lirik lagu Mantan Terindah yang dilantunkan Raisa sangat disukai Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)Sutopo Purwo Nugroho.

"Liriknya Mantan Terindah yang paling bagus. Pasti anda akan mengenang saya sebagai humas BNPB yang dekat dengan media," demikian kata Sutopo sebelum memulai konferensi pers terkait informasi terkini korban akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah Oktober 2019 silam.

"Yang tlah kau buat, sungguhlah indah, buat diriku susah lupa," kata Sutopo mendendangkan lagu Mantan Terindah.

Baca: Kondisi Mantan Istri Pasha Ungu setelah Diperiksa Polisi 7 Jam, Kisruh Okie Agustina dan Biro Umrah

Baca: Apa Alasan Yusril Ihza Mahendra Sebut Prabowo-Sandi Aneh Karena Melakukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Baca: Kondisi Tio Pakusadewo Terkini, Pembuluh Darah Pecah hingga Dilarikan ke Rumah Sakit

Baca: Siapa Sebenarnya Angelica Amira? Sosok Mahasiswi Asal Jambi Ditangkap Polres Sleman, Prostitusi

Sutopo memang sengaja diminta oleh wartawan untuk menyanyikan lagu Mantan Terindah tersebut.

Ya Sutopo Purwo Nugroho bak mantan terindah yang pernah menorehkan kenangan baik di perjalanan hidupnya.

Meski telah meninggal Minggu (7/7/2019), nama terpatri di benak hampir seluruh lapisan di neger ini dan jasanya seolah susah dilupakan.

"Saya nyanyi Mantan Terindah, anak-anak muda pada histeris, ikut nyanyi," katanya disambut gelak tawa wartawan.

Sutopo Purwo Nugroho dikenal aktif membagikan berbagai informasi kebencanaan melalui akun media sosialnya baik di Twitter @Sutopo_PN maupun di Instagram @sutopopurwonugroho.

Pesan Menyentuh Sutopo Purwo Untuk Penyintas Kanker, dan Orang Sehat, Sang Anak Ucap Kalimat Ini

Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker paru-paru yang dideritanya sejak tahun 2018 lalu.

Kepala Pusdatinmas BNBP ini juga sempat menjalani perawatan di Guangzhou, China sebelum meninggal dunia pada Minggu (7/7/2019) pukul 02.20 waktu setempat.

Saat sedang berjuang melawan kanker, Sutopo Purwo Nugroho sering membagikan foto dan video saat dirinya menjalani perawatan.

Foto dan video tersebut dibagikannya melalui akun Instagram @sutopopurwo.

 
Sutopo Purwo Nugroho
Sutopo Purwo Nugroho (instagram @sutopopurwo)

Pada setiap foto dan video yang diunggah, Sutopo Purwo Nugroho selalu menulis caption yang mendeskripsikan kondisinya serta kalimat motivasi.

Ingatkan untuk Selalu Berpikir Positif

Pada video yang diunggah 20 Mei 2019 lalu, Sutopo menuliskan caption mengenai pentingnya berpikir positif.

Menurut Sutopo, walaupun sedang dalam kondisi sakit kita tetap harus berpikir positif.

Hal tersebut dapat membantu kesembuhan jiwa dan raga.

"Tahukah anda bahwa setiap hari manusia menghadapi lebih dari 60.000 pikiran?
.
Pada 1986, penelitian Fakultas Kedokteram di San Fransisco menyebutkan bahwa lebih dari 80% pikiran manusia bersifat NEGATIF.

Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan bahwa nafsu cenderung menyuruh pada keburukan (ammarah bi al-su').

Maka 80% dari 60.000 pikiran, berarti setiap hari kita memiliki 48.000 pikiran negatif.
.
Semua itu turut mempengaruhi perasaan, perilaku dan penyakit yang mendera jiwa dan raga.
.
Maka selagi anda masih sehat selalu berpikir positif. Jangan mudah terbawa pengaruh untuk berpikir negatif. .

Bagi kita yang sakit. Kita tetap harus berpikir positif.

Terapi berpikir positif dapat membantu kesembuhan sakit jiwa dan raga.

Meski ini bukan hal yang mudah.

Orang sakit apalagi sakit kritis akan lebih sensitif, labil dan menderita ditengah penyakit yang menggerogoti fisik dan rasa dihatinya.
.
Jadi kita harus terus optimis dan berpikir positif."

Sutopo Purwo Nugroho
Sutopo Purwo Nugroho (instagram @sutopopurwo)

Lepaskan Beban dengan Menangis

Selain memberikan pesan untuk berpikir positif, Sutopo juga mengingatkan tentang tidak ada salahnya jika ingin menangis.

Sutopo menulis caption pada foto dirinya yang sedang menitikkan air mata.

Menurut Sutopo menangis adalah fitrah manusia jika tertimpa musibah.

Pria yang menempuh S-1 Geografi di Universitas Gadjah Mada ini juga menyebut bahwa menangis bisa melepaskan beban di hati.

"Orang kuat bukanlah orang yang tidak pernah menangis.

Orang kuat adalah orang yang mengakui bahwa dirinya lemah.
.
Menangis adalah fitrah manusia jika ditimpa musibah. Menangis juga juga untuk melepaskan segala bebam yang ada di hati kita.
.
Tentu yang paling baik menangis sendirian di hadapan Sang Pencipta.

Menangis dan menyesali semua kesalahan dan kekhilafan yang pernah kita lakukan kepada diri sendiri maupun kepada Allah.

Jika kita melakukan ini, sesungguhnya Allah tengah menurunkan limpahan rahmat dan nikmat yang tidak terhingga untuk diri kita..
.
Apalagi menangis di saat sedang bersujud.

“Dan mereka bersujud sambil menangis dan mereka bertambah khusyu” (QS Al Israa’: 109).
.
Insya Allah jika setelah menangis di hadapan Allah, hati ini rasanya akan lebih tenang dan pikiran akan lebih terbuka.

Yakinlah bahwa Allah mendengar dan melihat tangisan kita.

Allah akan memberi jalan keluar yang terbaik kepada hambanya yang mau menyesali kesalahannya dan memohon pertolongan kepada-Nya.
.
Menangislah!"

Almarhum Sutopo Purwo Nugroho Kepala Humas BNPB
Almarhum Sutopo Purwo Nugroho Kepala Humas BNPB (TribunStyle.com/ Kolase Instagram)

Foto-foto & Video Sutopo Purwo Nugroho Berjuang Melawan Kanker Paru-paru, Sebelum Akhirnya Meninggal

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dikabarkan meninggal dunia.

Sutopo Purwo Nugroho meninggal saat menjalani perwatan di salah satu rumah sakit di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019), pukul 02.20 waktu setempat.

Sutopo Purwo Nugroho telah divonis menderita kanker paru-paru.

Dikutip TribunStyle melalui Tribunnews kabar meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho diketahui melalui pesan WhatsApp.

"Iya, benar (informasi yang menyebutkan Bapak Sutopo meninggal dunia)," kata Kepala Subbagian Tata Usaha Pusdatinmas BNPB, Yahya Djunaid saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.

Selain itu, akun resmi Direktorat Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengabarkan bahwa Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia di Guangzhou, China.

"Telah meninggal dunia Bapak @Sutopo_PN , Minggu, 07 July 2019, sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou/pukul 01.00 WIB. Mohon doanya untuk beliau," tulis akun Twitter @PRB_BNPB.

Meski tidak sehat karena kanker paru-paru yang diderita, Sutopo dikenal sebagai orang yang pekerja keras.

Dalam keadaan sakit, Sutopo masih saja bertanggung jawab dengan pekerjaannya.

Berikut foto-foto dan video perjuangan Sutopo saat berjuang melawan kanker paru-paru yang dilansir dari akun Instagram @sutopopurwo:

"Bukan sulap, bukan sihir. Bertahun-tahun saya botak. Puluhan shampo dan penumbuh rambut saya gunakan. Tapi rambut tak tumbuh jua. Malah rambut makin tipis.
.
Namun pasca kemoterapi rambut saya malah tumbuh. Biasanya orang dikemo rambut rontok dan botak. Saya malah tumbuh rambutnya. Tak mengalami rontok.
.
Aneh. Dokterpun juga bilang aneh. Tapi nyata. Saya mengalami sendiri. Jadi ini beneran testimoni.
.
Makanya buat para pria botak, jangan frustasi. Ada cara baru tumbuhkan rambut. Silakan ikut kemoterapi jika ingin tumbuh rambut. Hubungi rumah sakit terdekat. Ada kemo yang ditanggung BPJS lho."

"Mohon doanya saya segera sembuh dari sakit agar saya bisa terus menginfokan berbagai bencana di tanah air.

Bersyukurlah kepada Tuhan YMK atas nikmat sehat yang diberikan-Nya.

Jagalah selalu hidup sehat, berbuat kebaikan dan selalu membantu sesama agar hidup kita bermakna."

"Makin lama posisi saya saat berdiri atau berjalan makin miring.

Ternyata sesuai dengan hasil foto MRI. Tulang belakang saya sudah bengkok (skoliosis).

Bengkok disebabkan dorongan massa kanker. Rasanya sakit dan nyeri di tulang.
.
Makanya selalu bersyukurlah diberi nikmat sehat oleh Allah SWT.

Jangan kau rusak anggota tubuhmu dengan gaya hidup tidak sehat, makanan tidak sehat dan jarang olahraga.
.
Ingat, sehat itu mahal. Apalagi saat sudah menderita sakit kritis seperti saya ini.

Segala cara akan ditempuh agar sehat kembali.

Tetaplah berterima kasih pada Allah SWT karena kau telah diberi nikmat sehst."

"Orang kuat bukanlah orang yang tidak pernah menangis.

Orang kuat adalah orang yang mengakui bahwa dirinya lemah.
.
Menangis adalah fitrah manusia jika ditimpa musibah. Menangis juga juga untuk melepaskan segala bebam yang ada di hati kita.
.
Tentu yang paling baik menangis sendirian di hadapan Sang Pencipta.

Menangis dan menyesali semua kesalahan dan kekhilafan yang pernah kita lakukan kepada diri sendiri maupun kepada Allah.

Jika kita melakukan ini, sesungguhnya Allah tengah menurunkan limpahan rahmat dan nikmat yang tidak terhingga untuk diri kita..
.
Apalagi menangis di saat sedang bersujud. “Dan mereka bersujud sambil menangis dan mereka bertambah khusyu” (QS Al Israa’: 109).
.
Insya Allah jika setelah menangis di hadapan Allah, hati ini rasanya akan lebih tenang dan pikiran akan lebih terbuka.

Yakinlah bahwa Allah mendengar dan melihat tangisan kita.

Allah akan memberi jalan keluar yang terbaik kepada hambanya yang mau menyesali kesalahannya dan memohon pertolongan kepada-Nya.
.
Menangislah!"

 
"Tulang belakang bengkok atau skoliosis yang terbentuk akibat kanker paru-paru sungguh menyakitkan.

Tulang nyeri setiap saat. Tidur pun susah. Malam rasanya sangat panjang karena tidak bisa tidur nyenyak. Hanya tidur ayam.

Akhirnya hati dan badan jadi tambah sakit dan gelisah.
.

Belajar senam yoga adalah salah satu ikhtiar.

Apakah yoga bisa menyembuhkan? Bagi orang sakit apapun akan ditempuh agar sembuh dan sehat. .

Syukurlah bagi kalian yang sehat. Sehat itu mahal. Sehat itu nikmat dan anugerah Allah yang sungguh besar.

Janganlah kau rusak tubuhmu dengan gaya hidup yang tidak sehat yang akhirnya bisa mendatangkan penyakit.
.
Selalu, jagalah kesehatanmu. Jagalah riang, gembira dan bahagia hatimu."

"Untuk kesekian kali harus menjalani CT Scan untuk mengetahui sebaran kanker di tubuh.

Selain CT scan, berbagai cara juga sudah ditempuh seperti PET scan, Bone scan, MRI, rontgen, dan lainnya. Semua adalah bagian dari ikhtiar untuk sembuh dari sakit.
.
Selain tidak nyaman. Beayanya juga mahal. Tapi itulah yang harus dilakukan.
.
Jagalah kesehatan. Apapun caranya tempuhlah untuk meraih dan mempertahankan sehat. Sehat itu mahal."

"Sakit kanker yang sudah metastase ke tulang itu sakitnya luar biasa.

Nyeri terus menerus dan di banyak sendi. Diberi morfin tidak mempan menahan sakit.
.
Alhamdulillah Ibuku masih sehat. Setiap merawatku.

Tanpa kenal kenal lelah memijit sendi-sendi yang sakit.

Meski selesai dipijit langsung sakit lagi. Mendoakankanku tanpa kenal lelah agar anaknya sembuh dari penderitaan sakit yang terus mendera anaknya. Doa ibu semoga di ijabah Allah YMK.
.
Mohon doanya semua netizen dan sahabatku semua."

(TribunStyle.com/Desi Kris)

Almarhum Sutopo Purwo Nugroho Kepala Humas BNPB
Almarhum Sutopo Purwo Nugroho Kepala Humas BNPB (TribunStyle.com/ Kolase Instagram)

Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un, Sutopo Purwo Nugroho Humas BNPB Meninggal, Ini Biografi Lengkap

Meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho Kepala Humas BNPB pada Minggu dini hari ini 7 Juli 2019 di China, meninggalkan duka mendalam banyak pihak, termasuk kalangan pers yang dikenal dekat dengan almarhum semasa hidupnya. 

Betapa tidak? Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho sempat berpamitan lewat media sosial ketika hendak berobat ke China sampai akhirnya dikabarkan meninggal dunia dalam perawatan kanker di Guangzhou, Tiongkok.

Kabar wafatnya Sutopo diinformasikan Direktorat Pengurangan Risiko Bencana BNPB lewat akun Twitter-nya.

Almarhum meninggal dunia pada Minggu, 7 Juli 2019, pukul 2 dini hari waktu setempat.

Informasi ini juga disampaikan putra Sutopo, Muhammad Ivanka Rizaldi melalui akun Instagram-nya.

Sutopo meninggal dunia saat sedang menjalani pengobatan penyakit kanker yang dideritanya di Saint Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, sejak 15 Juni 2019 yang lalu.

Kanker telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuh.

Sebelumnya, Sutopo divonis dokter telah mengidap kanker paru pada pertengahan Januari 2018. #SutopoMeninggal #SutopoBNPB #RIPSutopo

Sutopo Purwo Nugroho dalam kenangan
Sutopo Purwo Nugroho dalam kenangan 

Biografi Lengkap

Lengkapnya bernama Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU (lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 7 Oktober 1969 – meninggal di Guangzhou, Tiongkok, 7 Juli 2019 pada umur 49 tahun) terakhir riwayat kariernya adalah seorang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB.

BNPB adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Sutopo Purwo Nugroho adalah alumni Universitas Gajah Mada dan Institut Pertanian Bogor.

Sutopo Purwo Nugroho bekerja di pemerintahan sebelum ia akhirnya ditempatkan di BNPB pada 2010 sebagai Direktur Pengurangan Risiko Bencana.

Sutopo Purwo Nugroho
Sutopo Purwo Nugroho ()

Kota Kelahiran

Sutopo Purwo Nugroho lahir di Boyolali, Jawa Tengah, pada 7 Oktober 1969.

Sutopo Purwo Nugroho adalah anak pertama Suharsono Harsosaputro dan Sri Roosmandari.

SD, SMP, dan SMAnya itu ia jalani di kampung halamannya.

Ia memperoleh gelar S-1 geografi di Universitas Gadjah Mada pada 1993, dan ia menjadi lulusan terbaik di sana pada tahun itu.

Ia memeroleh gelar S2 dan S3 di bidang hidrologi di Institut Pertanian Bogor.

Menurut sebuah wawancara Sutopo nersama dengan detik.com, ia hampir menjadi profesor peneliti pada 2012 tapi dikandaskan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia karena statusnya sebagai peneliti Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT) yang bekerja di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Potret keluarga Sutopo Purwo Nugroho
Potret keluarga Sutopo Purwo Nugroho (Kolase TribunStyle)

Riwayat Karier

Sutopo Purwo Nugroho setelah lulus, ia mulai bekerja di BPPT pada 1994.
Ia kemudian bekerja pada bidang penyemaian awan.  Perlahan-lahan, ia mulai naik pangkat ke Peneliti Senior Utama (IV/e).
Kemudian, ia membantu BNPB sebelum bekerja secara penuh di sana pada Agustus 2010.
Awalnya, ia bekerja pada Direktur Pengurangan Risiko Bencana.
Di bulan-bulan pertama ia bekerja, terjadi bencana-bencana terkenal yang menerjang Indonesia seperti banjir di Wasior, gempa bumi dan tsunami di Mentawaidan erupsi Gunung Merapi.
Ia menjadi Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di November pada tahun itu.
Menurut  Sutopo Purwo Nugroho ia menolak posisi tersebut 3 kali, sebelum menerima bahwa ia ditunjukkan S3nya, berkata bahwa orang akan memercayainya lebih karena itu.
Karena ia dikenal aktif memberitakan bencana di media sosial ketika sedang berlangsung, The Straits Times menyebutnya sebagai "pejabat Indonesia yang paling sering dikutip dalam berita selama bencana berlangsung".
Selama kerjanya di BNPB, ia diberi penghargaan "Public Campaigner" pada 2014 by rmol.co.

Pada 2016, ketika Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengkritik lembaga penanganan bencana provinsi, Sutopo malah membenarkan kata-kata gubernur tersebut, mengatakan bahwa kritik tajam itu mustilah dianggap sebagai kritik yang membangun.

Pada tahun berikutnya, setelah Ahok ditangkap dan ditahan karena kasus penistaan agama, Sutopo menggunakan akun Twitternya untuk memuji secara terbuka keberhasilan Basuki dalam menekan banjir Jakarta ketika Basuki menginjak hari jadinya yang ke-51.[12]

Ia juga mengajar di IPB, Universitas Indonesia, dan Universitas Pertahanan Indonesia.

Unggahan terakhir Sutopo Purwo Nugroho di twitternya
Unggahan terakhir Sutopo Purwo Nugroho di twitternya (Kolase TribunStyle.com/twitter @Sutopo_PN/instagram @sutopopurwo)

Riwayat Keluarga dan Pernikahan 

Mengutip catatan Wikipedia,  Sutopo Purwo Nugroho menikah dengan Retno Utami Yulianingsih dan mereka memiliki 4 orang anak hasil dari pernikahan itu.

Pada Januari 2018, Sutopo mengumumkan bahwa ia mengidap kanker paru-paru stadium IV dan masih berada di bawah tahap perawatan.

Keluarga dan dokternya telah memintanya untuk berhenti beraktivitas, namun ia menolak, meskipun sakit. Karenanya ia juga terpaksa pakai morfin. Ia juga masih tetap bersemangat dan tak pernah surut, terutama jika berbicara dengan wartawan.

Ia diketahui masih aktif memantau bencana di media sosial, menyediakan informasi, dalam berbagai kejadian, serupa tenggelamnya KM Sinar Bangun dan gempa Lombok pada 2018.

Namun begitu, kegiatannya berkurang jauh, dan kini waktunya hanya terbatas pada kerja kantor saja.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved