Oknum Mahasiswi Asal Jambi Jadi Mucikari di Sleman, Jual PSK ke Pria Hidung Belang, Segini Tarifnya
Seorang mahasiswi asal Jambi menjadi mucikari di Sleman, Yogjakarta dan kedapatan menjual sejumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) ke pria hidung belang.
"Kami akan terus melakukan patroli cyber dan memantau akun-akun seperti ini. Kalau ada temuan, pasti akan kita lakukan penindakan," ujarnya.
Adapun Polda DIY beserta jajaran Polres telah melaksanakan operasi kewilayahan dengan sandi Operasi Pekat Progo.
Operasi yang menyasar penyakit masyarakat ini berlangsung selama 10 hari, mulai 24 Juni hingga 3 Juli 2019.
"Dalam operasi ini ada empat kasus prostitusi. Satu dengan modus online dan sisanya adalah prostitusi berkedok salon atau spa," paparnya.
Ungkap Kasus Serupa
Kasus prostitusi online yang melibatkan mahasiswa sebagai mucikari juga pernah diungkap oleh pihak kepolisian pada Maret lalu.
Pada tanggal 7 Maret silam, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda DIY menangkap CK (33) seorang perempuan warga Maguwoharjo, dan pada 12 Maret menangkap HP (25) mahasiswa warga Tanjung Penyembal, Riau.
Keduanya beroperasi melalui sosial media.
Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto saat menggelar konferensi pers Senin (18/3/2019) mengatakan, tersangka HP yang masih berstatus mahasiswa ini membuat 15 akun twitter untuk mengiklankan para pekerja seks yang dikelolanya maupun berkomunikasi dengan pengguna jasa.
Jadi jika ada pelanggan yang mau booking dapat langsung berkomunikasi di twitter wanita yang ingin dibookingnya.
Setiap akun sudah terdapat foto-foto dari wanita.
Namun yang mengelola dan melakukan komunikasi melalui akun twitter tersebut adalah pelaku sendiri.
"Setelah cocok dan deal dengan pengguna jasa, pelaku menghubungi wanitanya dan menentukan waktu serta lokasi bertemu. Pelaku meminta DP 30 % dari harga booking melalui transfer dan sisa pembayaran akan langsung diberikan pelanggan kepada perempuan yang dibooking," terangnya.
Yuliyanto mengatakan tak sedikit perempuan pekerja seks yang berstatus mahasiswa.
Tarif paling mahal yang ia tarik adalah Rp 1,3 juta.