Biasanya Membentak, Jansen Sitindaon Terdiam Ketika Ditanya Najwa Shihab: Tak Malu Gabung ke Jokowi?
Kala Jansen Sitindaon dihujani pertanyaan Najwa Shihab, Jansen Sitindaon terdiam mendadak, saat ditanya malu atau tidak Partai Demokrat bergabung ke p
"Jadi begini, memang hari ini ada 'rasa takut' untuk bergabung dengan oposisi, karena kalau oposisi itu dicap dengan musuh negara, keras sedikit makar, keras sedikit ditangkap."
"Kalau misalnya keras lagi partai begitu, ada suasana begitu, 4,5 tahun ini partainya akan dibelah, jadi maksud saya teman-teman yang hari ini mendukung kekuasaan Pak Jokowi ini jangan hanya sekedar ngomong kita butuh chek and balancy, kita butuh pengawas begitu tapi di sisi yang lain kalian tidak menumbuhkan suasana ini," paparnya.
Ia juga menyinggung saat Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa.
"Ini kan harus dijaga suasana ini, enggak boleh ada ketakukan. Kalau di jaman Pak SBY, jangankan di luar, orang bawa kerbau itu bebas beroposisi."
"Yang di dalam saja, Golkar dan PKS itu keras di dalam, jadi di internal koalisi saja boleh kritis apalagi di luar. Hari ini jujur memang ada, ini soal rasa ya," ungkap Jansen Sitindaon.
Mendengar alasan Jansen Sitindaon, Sekjen PAN Eddy Suparno menyanggah bahwa mereka yang terjerat makar memang bersalah.
Baca: Sinopsis Film The Hunt for Eagle One, Ketika Helikopter Tentara Ditembak Pemberontak Jatuh ke Pulau
Baca: Polri Bongkar Ciri-ciri Penembak Misterius Saat Aksi 22 Mei, Beraksi Pakai Tangan Kiri
"Bukan begitu, itu kasus di polisi memang ada yang dilanggar. Kalau Anda tidak melanggar hukum jangan takut, papar Eddy.
Jansen Sitindaon lalu memberikan contoh kasus makar.
"Saya kasih bukti, itu ada dua kasus makar dimunculkan. Ada makar jilid pertama Sri Bintang Pamungkas (aktivis), Rachmawati Soekarnoputri dan lain macam. Ditahan dikeluarkan, sampai saat ini tidak ada proses," ujar Jansen Sitindaon.
"Jilid yang kedua juga tidak ada proses. Hukum itu harus ada proses, penyelidikan, penyidikan, penuntutan. Begitu maksud saya," tambahnya.
Baca: Sinopsis Film The Hunt for Eagle One, Ketika Helikopter Tentara Ditembak Pemberontak Jatuh ke Pulau
Baca: Berkah Nenek Iro, Jadi Jutawan Setelah Kerap Diajak Syuting Baim Wong, Begini Perubahannya!
Baca: Polri Bongkar Ciri-ciri Penembak Misterius Saat Aksi 22 Mei, Beraksi Pakai Tangan Kiri
"Siapa yang Anda salahkan?" tanya Ketua DPP PKB, Lukman Edy.
"Siapa yang berkuasa? memang kami yang berkuasa?" jawab Jansen Sitindaon.
"Oleh karena itu, tumbuhnya suasana nalar kritis, tidak hanya dari partai, oposisi, cyber society, dan LSM, lain segala macam," pungkasnya.
Lihat videonya di menit ke 3.18: