Norwegia Tidak Tolak Minyak Sawit Indonesia, Ternyata Ini Posisinya di Mata Dunia

Todung menegaskan hal ini terkait resolusi parlemen Uni Eropa yang menetapkan kebijakan RED II (renewable energy directive)

Editor: Duanto AS
Istimewa
Prof Dr Todung Mulya Lubis, Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia, kepada wartawan di Wisma Duta, Oslo (27/6/2019). 

“Siapa yang menguasai energi, mereka akan menguasai dunia. Itu yang membuat negara maju termasuk Uni Eropa khawatir dan akhirnya menghambat perkembangan minyak sawit,” kata Togar.

Menurut Togar, komitmen untuk perbaikan tata kelola perkebunan sawit agar sejalan dengan tuntutan tujuan pembangunan berkelanjutan global dilakukan melalui berbagai cara.

Antara lain penguatan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) .

Penasihat Politik Menteri Lingkungan Hidup dan Iklim Norwegia, Marit Vea
Penasihat Politik Menteri Lingkungan Hidup dan Iklim Norwegia, Marit Vea (Istimewa)

Sebagai standar tata kelola sawit berkelanjutan di Indonesia, ISPO memiliki kesamaan tujuan dengan standar tata kelola global lain yaitu menekan deforestasi, mengurangi emisi gas rumah kaca dari perubahan fungsi lahan serta kepatuhan terhadap persyaratan hukum lain seperti perburuhan dan Hak Asasi Manusia (HAM).

“Penguatan ISPO mengadopsi nilai-nilai yang tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan agenda pembangunan dunia yang disepakati di PBB untuk dicapai dunia hingga 2030,” katanya.

Selain ISPO, Pemerintah Indonesia juga telah melaksanakan kebijakan moratorium hutan dan lahan gambut.

Karena itu, lanjut Togar, dalam berbagai kesempatan di dalam dan luar negeri, pemerintah bersama pemangku kepentingan berupaya mengampanyekan kelapa sawit sebagai produk strategis yang ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan.

Ke depan, kata Togar, para pemangku kepentingan sawit di Indonesia akan terus memberikan pemahaman kepada masyarakat global bahwa sawit tidak hanya penting bagi Indonesia tetapi juga dunia.

“Produk minyak sawit untuk campuran biodiesel dan industri makanan serta produk turunan lainnya dinilai paling kompetitif dari segi harga dan pasokan dibandingkan minyak nabati lain,” tuturnya. (*)

 Ingat Ririn Ekawati yang Masih Betah Menjanda? Akhirnya Bareng Edwin Hadiri Wisuda Jasmine

 BESOK Live Streaming Penetapan Jokowi-Maruf sebagai Presiden & Wakil Presiden Terpilih di Kompas TV

 Ammar Zoni Kegirangan Lihat Gambar 4G Anak Kembar Irish Bella, Denny Darko Pernah Ramal

 Dua Pemuda Desa Mendahara Tengah Bersimbah Darah, Duel karena Kapal Serempetan

 Perjalanan Marco Polo 1292 ke Sumatera dan Orang Pendek Berkaki Terbalik di Kerinci Jambi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved