Siapa Sebenarnya Arswendo Atmowiloto? Budayawan yang Dikabarkan Meninggal, Ternyata Tidak
Arswendo merupakan penulis dan wartawan yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti majalah Hai dan Kompas.
Arswendo merupakan penulis dan wartawan yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti majalah Hai dan Kompas.
Budayawan ini juga menulis cerpen, novel, naskah drama, dan skenario film.
Arswendo pernah kuliah di IKIP Solo (tidak tamat).
Dia juga pernah memimpin Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah, di Solo (1972).
Pada 1979 dia mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat.
Sosok pria ini juga pernah mengelola tabloid Bintang Indonesia setelah menemui Sudwikatmono, penerbitnya.
Arswendo berhasil menghidupkan tabloid itu.
Tapi, Arswendo hanya bertahan tiga tahun. Ia kemudian mendirikan perusahaannya sendiri, PT Atmo Bismo Sangotrah, yang memayungi sedikitnya tiga media cetak: tabloid anak Bianglala, Ina (kemudian jadi Ino), serta tabloid Pro-TV. Saat ini selain masih aktif menulis ia juga memiliki sebuah rumah produksi sinetron.
Karier Arswendo Atmowiloto tersandung pada 1990.
Ketika itu dia menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid Monitor.
Dia ditahan dan dipenjara karena satu jajak pendapat.
Tabloid Monitor memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh pembaca. Arswendo terpilih menjadi tokoh nomor 10, satu tingkat di atas Nabi Muhammad yang terpilih menjadi tokoh nomor 11.
Sebagian masyarakat Muslim marah dan terjadi keresahan di tengah masyarakat.
Arswendo kemudian diproses secara hukum sampai divonis hukuman 5 tahun penjara.
Ganti nama