Sepak Terjang Raja Intel Kopassus Bikin Soekarno Kepincut Tawarkan Putrinya, Musuh Kelabakan
Ia juga akan dinikahkan dengan salah satu putrinya, namun raja intel yang misterius ini menolak kedua penawaran tersebut.
Sepak Terjang Raja Intel Kopassus Bikin Soekarno Kepincut Tawarkan Putrinya, Musuh Kelabakan
TRIBUNJAMBI.COM - Prestasinya selama kampanye pembebasan Irian Barat telah menarik perhatian dari Presiden Soekarno yang ingin merekrutnya sebagai Ajudan Presiden.
Ia juga akan dinikahkan dengan salah satu putrinya, namun raja intel yang misterius ini menolak kedua penawaran tersebut.
Prajurit Kopassus ini hidup di empat zaman. Sejak zaman penjajahan Belanda, Jepang, zaman Presiden Soekarno kemudian Presiden Soeharto.
Asam garam pertempuran dan misi rahasia telah dirasakan anggota pasukan elite TNI AD ini.
Sebelum menyandang predikat sebagai raja intel Indonesia lalu menjadi Panglima ABRI, Benny Moerdani merupakan sosok prajurit yang terampil dalam peperangan.
Benny Moerdani ikut berperang melawan penjajah, menjadi prajurit sejak Kopassus masih bernama RPKAD dan bergelut misi-misi, hingga akhirnya menjadi Panglima ABRI dan menteri.
Prajurit Komando Pasukan Khusus ini juga merupakan ahli dunia intelijen Indonesia.
Di beberapa misi Kopassus berisiko tinggi, dia merupakan sang sutradara.
Tak kenal takut
Banyak orang mengenal Benny sebagai pribadi yang tak kenal takut dan kerap bikin 'geleng-geleng' orang yang melihat sikap kerasnya.
Sidang Putusan MK Hari Ini, PA 212 Kerahkan Satu Juta Massa Hadir, Wiranto: Tak Ada Izin
7 Fakta Sidang Putusan MK Hari Ini, Alasan Dipercepat, Prabowo Tak Hadir, Koalisi 02 Pecah?
Ada Rencana Pembatasan Medsos Lagi, Ini 8 Fakta Menarik Jelang Sidang Putusan Sengketa Pilpres di MK
Siapa Sebenarnya Sosok Haji Bolot? Pernah Tinggal di Kandang Kambing, Kini Jadi Juragan Kontrakan!
Wajib Tahu, 5 Kebiasaan Pakai Masker yang Harus Kamu Hindari, Bukannya Mulus Malah Berbahaya Kulit!
Benny Moerdani menjadi satu di antara tokoh yang menonjol saat dilangsungkannya Operasi Trikora di Irian Barat.
Sosok Benny Moerdani juga dikenal sebagai prajurit yang tak kenal takut menjalankan misi-misi berbahaya.
Ketika Operasi Trikora digelar tahun 1960-an, saat itu Benny Moerdani masih berpangkat Kapten.
Ia merupakan satu-satunya perwira yang berani memimpin pasukan Resimen Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau kini bernama Kopassus yang diterjunkan di Irian Barat.
Operasi itu adalah bagian dari pelaksanaan operasi penyusupan (Operasi Trikora).
Meski keberaniannya terkesan nekat setiap pasukan yang diterjunkan ke Irian Barat cenderung gugur karena umumnya mendarat di hutan lebat yang masih liar.
Benny bukannya tanpa bekal dan kemampuan.
Sebelumnya Benny pernah mendapatkan pendidikan sebagai pasukan komando (Infantry Officers Advancd Course) di Fort Benning, Georgia, AS.
Tidak hanya belajar sebagai pasukan komando AD yang mumpuni, selama di AS, Benny juga mempelajari ilmu telik sandi (intelijen).
Kemampuan bertempur sebagai marinir, dan memperdalam pengetahuan tentang teknik menjinakkan bahan peledak di bawah air.
Semua kemampuan bertempur yang sebenarnya perlu dikuasai oleh personel TNI AL itu diperoleh Benny ketika belajar di US Navy Little Creek Base, Virginia selama 10 pekan.
Tidak hanya memperdalam kemampuan sebagai pasukan AD dan AL, Benny juga menyempatkan diri berlatih sebagai pasukan para (penerjun payung) di satuan yang sangat terkenal dalam Perang Dunia II: 101 Airborne Division.
Dengan bekal kemampuan militer yang cukup memadai itu maka Benny, yang kemudian pangkatnya dinaikkan menjadi mayor ketika memimpin satu kompi pasukan RPKAD di Irian Barat untuk bertempur melawan pasukan Belanda terbilang berhasil.
Benny dan pasukannya bahkan mendapat penghargaan tertinggi dari negara: Bintang Sakti.
Pasca melaksanakan misi tempur di Irian Barat, Benny sempat bertugas di Kostrad dan kemudian ditarik oleh tokoh intelijen RI, Ali Moertopo.
Tokoh ini yang selanjutnya turut berperanan besar dalam membesarkan nama Benny di dunia intelijen.
Puncak karier Benny dalam dunia intelijen adalah ketika menjadi ketua Badan Intelijen Strategis (Bais) yang sangat berpengaruh untuk menciptakan stabilitas keamanan di Indonesia.
Tapi ketika menjadi bos Bais, Benny yang gila kerja kerap membikin anak buahnya stres karena mereka harus mampu bekerja di luar batas kemampuan.
Misalnya pukul 23.00 WIB Benny justru baru memulai rapat yang biasanya berlangsung sampai dini hari.
Karena kebiasaan Benny yang suka membuat anak buahnya kelabakan itu, seorang perwira intelijen pernah bertanya kenapa rapatnya tidak besoknya saja.
Dengan wajah dingin dan roman mukanya yang angker, Benny hanya menjawab, "Kalau ada jam 25 pun akan saya pakai," demikian tutur Benny seperti dikutip dalam buku Benny Moerdani Yang Belum Terungkap.
Sosok Misterius
Jenderal TNI (Purn.) Leonardus Benyamin Moerdani, atau L.B. Moerdani, atau kerap disebut Benny Moerdani (lahir di Cepu, Blora, Jawa Tengah, 2 Oktober 1932 – meninggal di Jakarta, 29 Agustus 2004 pada umur 71 tahun) adalah salah satu tokoh militer Indonesia yang terkenal pada masanya.
Benny Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia intelijen, sehingga sosoknya banyak dianggap misterius.
Moerdani merupakan perwira yang ikut terjun langsung di operasi militer penanganan pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 di Bandara Don Mueang, Bangkok, Kerajaan Thai pada tanggal 28 Maret 1981, peristiwa yang kemudian dicatat sebagai peristiwa pembajakan pesawat pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Republik Indonesia dan terorisme bermotif jihad pertama di Indonesia.
Dalam posisi pemerintahan, selain sebagai Panglima ABRI, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan dan juga Pangkopkamtib.
Siapa sebenarnya Benny Moerdani?
Dia lahir di Cepu, Blora, Jawa Tengah, 2 Oktober 1932 dan meninggal di Jakarta, 29 Agustus 2004.
Karier Benny Moerdani:
- Berbagai operasi militer: pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 pada 1981
- Asisten Intelijen Menteri Pertahanan dan Keamanan
- Asisten Intelijen Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib)
- Kepala Pusat Intelijen Strategis (Pusintelstrat)
- Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin)
- Pangkopkamtib.
- Panglima ABRI
Karier pemerintahan
- Kepala Konsulat Indonesia di Malaysia Barat.
- Menteri Pertahanan dan Keamanan
- Konsul Jenderal Indonesia di Korea Selatan
Peristiwa Tanjung Priok
Latar belakang Moerdani yang Katolik akan mencuat ke permukaan pada tahun 1984 ketika bersama-sama dengan Panglima Kodam V/Jaya, Try Sutrisno, memerintahkan untuk menggunakan tindakan keras terhadap demonstran Islam di Tanjung Priok, Jakarta yang mengakibatkan kematian.
Moerdani mengklaim bahwa para demonstran telah terprovokasi dan tidak bisa dikendalikan secara damai dan sebagai hasilnya ia memerintahkan tindakan keras.
Moerdani bersikeras bahwa dia tidak pernah ingin menganiaya Muslim dan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah Muslim di seluruh Jawa untuk meningkatkan citranya dengan Muslim.
Sebagai Panglima ABRI, Moerdani bisa dibilang sebagai orang paling kuat kedua secara de facto dalam aspek sosial dan politik di Republik Indonesia saat itu, setelah Soeharto.
Baca kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite TNI di Tribunjambi.com.
Sidang Putusan MK Hari Ini, PA 212 Kerahkan Satu Juta Massa Hadir, Wiranto: Tak Ada Izin
7 Fakta Sidang Putusan MK Hari Ini, Alasan Dipercepat, Prabowo Tak Hadir, Koalisi 02 Pecah?
Ada Rencana Pembatasan Medsos Lagi, Ini 8 Fakta Menarik Jelang Sidang Putusan Sengketa Pilpres di MK
Siapa Sebenarnya Sosok Haji Bolot? Pernah Tinggal di Kandang Kambing, Kini Jadi Juragan Kontrakan!
Wajib Tahu, 5 Kebiasaan Pakai Masker yang Harus Kamu Hindari, Bukannya Mulus Malah Berbahaya Kulit!
TONTON VIDEO: Viral Pengemasan Jajan Curah di Lantai hingga Diinjak-injak Kaki Pekerjanya, Masih Doyan?
IKUTI INSTAGRAM KAMI: TER-UPDATE TENTANG JAMBI
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/benny-moerdani_20180720_195610.jpg)