Teriakan Minta Tolong Menggema Ternyata Anak Tiri Bakar Nenek Inem, Ada Masalah Apa Sebenarnya?
Disana warga melihat api telah membakar sekujur tubuh Inem (50) hingga asap memenuhi teras belakang rumah tersebut.
TRIBUNJAMBI.COM - Warga Dusun III, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pulau Bandring, Asahan terkejut dengan suara teriakan minta tolong pada Selasa (25/6/2019) sekitar pukul 09.00 WIB. Warga pun berbondong-bondong ke arah sumber suara yang ternyata berada di teras rumah Suparman.
Disana warga melihat api telah membakar sekujur tubuh Inem (50) hingga asap memenuhi teras belakang rumah tersebut.
Baca: Cara Download Lagu Alan Walker Lily, On My Way, Faded, Download MP3 Hits The Best of Alan Walker
Baca: Sering Buat Resah 11 Anak Punk Ditangkap Satpol PP Merangin, Ini Daerah Asal Mereka
Baca: TERUNGKAP Alasan Prabowo dan Sandiaga Tak Hadir Dalam Putusan Sengketa Hasil Pilpres 2019 di MK!
Warga pun kemudian berinisiatif mencari air untuk disiramkan ke tubuh Inem.
"Awalnya kami dengar teriakan orang minta tolong. Ternyata tubuh Nek Inem udah terbakar, api udah besar. Jadi kami langsung cari air, siramkan ke tubuh nenek itu," ungkap seorang tetangga, Ismiyati di lokasi kejadian.
Akibatnya sekujur tubuh Nek Inem mengalami luka bakar.
Pakaian dan rambut korban telah hangus dilalap api.
"Kami tanyai, katanya si Jum yang bakar. Jum itu anak tirinya. Nggak cocok orang ini memang sama anak tirinya. Sering diusir-usir," kata Ismiyati.
Baca: Alumni Lemhannas PPSA XXI Ngumpul, Harapkan IKAL Fokus Penyemaian Kembali Nilai Pancasila
Baca: Begini Akhirnya yang Terjadi Pada Pria Viral Marah ke Pedagang Karena Ogah Bayar Teh Anget Rp 1000
Baca: Ingat Eka Frestya Polwan Cantik yang Viral Beberapa Tahun Lalu? Begini Kondisi Sekarang
Menurut Ismiyati, saat kejadian Nek Inem diketahui tengah seorang diri berada di rumah.
Kondisi nek Inem yang mengalami luka bakar akibat dibakar oleh anak tirinya di belakang teras rumahnya yang berada di Dusun III Desa Sidomulyo, Kecamatan Pulau Bandring pada Selasa (25/6/2019). Tribun Medan/Mustaqim Indra Jaya (Tribun Medan/Mustaqim Indra Jaya)
Sedangkan suaminya, Suparman sedang tidak di tempat.
"Tadi pas kejadian nenek itu sendiri. Bojonya lagi keluar," kata dia.
Nek Inem diketahui baru setahun belakangan tinggal di lokasi kejadian.
Itu pun setelah dirinya menikah dengan Suparman (60), ayah kandung dari Jum.
"Suparman suaminya. Baru setahun di sini. Baru nikah sama Suparman setahun lalu," kata seorang warga Syafruddin, Selasa.
Syafruddin mengungkapkan bahwa korban selama ini menderita lumpuh.
Bahkan kondisi Nek Inem telah lumpuh sebelum ia dinikahi oleh Suparman.
"Korban ini lumpuh. Dari saudaranya tiap bulan dapat bantuan, dikasih ke suaminya untuk biaya hidup korban sama untuk mengurusi korban," ujarnya.
Hal itu pun diamini Ismiyati, bahwa Nek Inem yang lumpuh sehari-hari setiap pagi selalu ditempatkan oleh suaminya di teras belakang rumahnya.
"Memang tiap hari kalau pagi sampai siang, selalu berada di teras belakang rumah. Posisinya sama di lokasi nenek itu dibakar tadi," ujar Ismiyati.
Kini, Nek Inem yang mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya telah dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD H Abdul Manan Simatupang, Jalan Sisingamangaraja, Kisaran untuk mendapat perawatan.
Sedangkan pelaku, bernama Jum pascakejadian langsung melarikan diri.
Kondisi Nek Inem yang mengalami luka bakar akibat dibakar oleh anak tirinya di belakang teras rumahnya yang berada di Dusun III Desa Sidomulyo, Kecamatan Pulau Bandring pada Selasa (25/6/2019). Tribun Medan/Mustaqim Indra Jaya
Dari TKP ditemukan botol diduga berisi bensin yang dipakai untuk membakar tubuh korban.
Bunuh Orang Tua karena Selingkuh
Sementara itu di tempat terpisah, seorang remaja menikam ayahnya sampai mati karena sang ayah berselingkuh.
Ia melakukan tindakan keji tersebut dengan bantuan ketiga temannya pada Rabu malam.
Polisi mengatakan, motif pembunuhan itu adalah karena korban Ramayan Pandey berusia 45 tahun kedapatan oleh putranya berselingkuh.
Menurut seorang sumber kepolisian, pada Rabu (5/6/2019) malam, mereka menerima telepon laporan seorang pria terluka dan ditemukan terbaring di dekat Koloni Aarey.
Sebuah tim polisi segera bergegas ke tempat itu.
Di sana, mereka menemukan Pandey dalam kondisi mengenaskan dan tubuh dipenuhi genangan darah.
Terdapat bekas tikaman di bagian leher, dada, dan perutnya.
Dia dilarikan ke rumah sakit Trauma Care untuk perawatan tetapi dinyatakan meninggal sebelum sempat ditangani oleh dokter.
Polisi kemudian mencari bukti identitas tubuhnya dan hanya menemukan ponsel.
Dari bantuan nomor ponsel, identitas korban diketahui.
Polisi kemudian memanggil putranya yang bernama Ajay berusia 19 tahun untuk mengenali tubuh ayahnya dan mendaftarkan kasus pembunuhan terhadap orang tak dikenal di kantor polisi Aarey.
Selama penyelidikan, polisi menginterogasi keluarga dan tetangga korban.
Dari sana polisi menemukan bahwa pria itu memiliki hubungan yang tegang dengan Ajay sejak beberapa bulan terakhir.
Polisi kemudian mulai menyelidiki ikut campur Ajay dalam kejahatan tersebut.
Mereka menemukan bahwa remaja itu tidak menunjukkan penyesalan atas kematian ayahnya.
Setelah menemukan celah dalam pernyataan Ajay, polisi memeriksa catatan panggilan ponsel, yang menunjukkan lokasinya di Aarey Colony sekitar waktu pembunuhan.
Mereka lalu melakukan proses interogasi yang lebih terperinci, hingga anak itu mengaku.
(ind/tribun-medan.com)