LIVE STREAMING Kompas TV, AIMAN Malam Ini 'Rusuh Pasca Pilrpres, Apa Yang Dituju?' Mulai 20.00 WIB
Program AIMAN kembali akan hadir di Kompas TV malam ini, Senin (24/6/2019) mulai pukul 20.00 WIB.
LIVE STREAMING Kompas TV, AIMAN Malam Ini 'Rusuh Pasca Pilpres, Apa Yang Dituju?' Mulai 20.00 WIB
TRIBUNJAMBI.COM - Program AIMAN kembali akan hadir di Kompas TV malam ini, Senin (24/6/2019) mulai pukul 20.00 WIB.
Program AIMAN malam ini akan membahas rusuh pada aksi 22 Mei 2019 pada saat aksi unjuk rasa di Bawaslu.
AIMAN malam ini bakal mengupas terkait kerusuhan pasca Pilpres 2019, "Rusuh Pasca Pilpres, Apa Yang Dituju?"
Untuk menyaksikan AIMAN "Rusuh Pasca Pilpres, Apa Yang Dituju? bisa menyaksikannya melalui siaran langsung Kompas TV.
Selain siaran langsung Kompas TV rusuh AIMAN Rusuh Pasca Pilpres, Apa Yang Dituju? juga bisa disaksikan melalui live streaming.
Link live streaming Kompas TV AIMAN Rusuh Pasca Pilpres, Apa Yang Dituju? ada di akhir berita.
Kerusuhan pasca pilpres, 21-22 Mei lalu masih mengundang sejumlah pertanyaan.
Baca: Aiman Witjaksono Bakal Bongkar Dugaan Skenario Kerusuhan 22 Mei Malam Ini, Upaya Provokasi?
Baca: Penelusuran Aiman Witjaksono: Dugaan Kerusuhan 22 Mei Korban Dieksekusi di Tempat Lain Lalu Di-drop
Termasuk di antaranya, apa tujuan yang hendak dicapai dari aksi rusuh massa di beberapa titik lokasi di Jakarta ini.
Namun sebuah informasi baru mencuat.
Dugaan ini lantas diperkuat oleh seorang peneliti senior yang juga merupakan Ketua Tim Investigasi Kerusuhan 98, Hermawan Sulistyo atau yang akrab disapa Kiki.

Menurut Kiki, jika para korban tewas ini dieksekusi di lokasi kerusuhan, maka seharusnya ada saksi yang melihat.
Namun hal ini tidak terjadi lantaran tak ada satupun saksi yang melihat aksi penembakan meski di lokasi terdapat ribuan massa kerusuhan.
Tak hanya itu, Kiki juga mengutarakan adanya tujuan besar yang hendak dicapai dalang dari kerusuhan ini?
Apakah itu?
Selain Hermawan Sulistyo, jurnalis KompasTV Aiman Witjaksono juga mewawancarai Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan.
Menurut peneliti senior ini, pasca kerusuhan 22 Mei, ada peningkatan rasa takut di masyarakat untuk berbicara politik.

Saksikan program AIMAN dalam episode "Rusuh Pasca Pilrpres, Apa Yang Dituju?" yang akan tayang pada Senin 24 Juni 2019 pukul 20.00 WIB di KompasTV. (Chandra Kriftaningtyas/KompasTV)
Dugaan Korban Dieksekusi di Tempat Lain Lalu di Drop ke Lokasi
SAYA mencermati temuan baru kasus misteri tewasnya 9 orang saat kerusuhan 21-22 Mei lalu.
Dari sini, jalan utama untuk mengungkap arah dan tujuan kerusuhan itu diciptakan! Ada tiga hal yang dapat dicermati dari perkembangan ini.
Pertama, lokasi kerusuhan. Kedua, korban anak yang tewas.
Ketiga, operasi dan provokasi di "medan kerusuhan".
Ada dugaan, korban tewas dieksekusi di tempat lain lalu “didrop” di tempat kerusuhan.
Misteri 9 korban tewas
Hasil temuan terakhir polisi yang diungkapkan pekan lalu menyebutkan, korban tewas saat kerusuhan 21-22 Mei di sekitar gedung Bawaslu hingga kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, adalah 9 orang.
Dari jumlah itu, 8 orang di antaranya tewas akibat peluru tajam, sementara 1 orang akibat benda tumpul.
Dari 8 orang yang tewas akibat peluru tajam, 4 orang telah diotopsi.
Kabag Penum Polri Kombes (Pol) Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/6/2019), mengatakan, polisi juga sudah berhasil mengidentifikasi 5 lokasi tempat ditemukannya korban.
“Secara keseluruhan penemuan berada di Petamburan. Yang empat (korban lain) masih kami dalami di mana TKP-nya," ungkap Asep.
Dua hal yang dicermati Ada dua hal yang dicermati dari temuan ini.
Pertama, mayoritas korban tewas akibat peluru tajam.
Kedua, lokasi mereka tewas berada di kawasan Petamburan.
Artinya, Petamburan merupakan “medan kerusuhan utama”. Apa tujuannya?
Program AIMAN yang akan tayang pada Senin (24/6/2019) pukul 20.00 WIB kembali mendatangi lokasi kerusuhan di kawasan Petamburan.
Baca: Ingat Bubu, Kekasih Syahrini yang Mendadak Hilang? Ini Penampakannya Kini, Datangi Rumah Aisyahrani
Baca: Siapa Sebenarnya Dedi Mulya?Pria yang Begitu Mesra Dengan Ayu Ting ting di Belanda
Baca: Dibanding Rosa Meldianti dan Lebby Wilayati Segini Honor Pertama Manggung Dewi Perssik, Kalah Jauh
Aiman melihat sejumlah mobil di sekitar asrama Brimob Polri di kawasan ini.
Masih ada 5 bangkai mobil yang dijaga garis polisi karena masih digunakan sebagai bahan penyelidikan.
Kawasan ini memang strategis.
Kompleks Brimob berseberangan dengan markas Front Pembela Islam (FPI).
Selama ini tak pernah terjadi konflik di antara keduanya meski Polri dan ormas FPI kerap bersitegang.
Media sosial pun kerap gaduh, terutama terkait masalah Imam Besar FPI Rizieq Shihab yang sempat tersandung masalah hukum.
Kerusuhan di kawasan itu pada 21-22 Mei seolah hendak membenturkan Brimob dan FPI.
Sepertinya, aksi bakar di depan Markas Brimob bertujuan memicu amarah aparat.
Sementara, diperkirakan buyar massa yang dihalau akan lari menuju perkampungan di sekitar wilayah markas FPI.
Ada kecurigaan, kerusuhan sengaja diciptakan di wilayah itu sebagai provokasi.
Temuan baru AIMAN
Saya mencari fakta-fakta baru di lapangan untuk menguatkan kecurigaan ini.
Saya mencari saksi mata yang bisa bercerita tentang malam-malam yang penuh ketegangan saat itu.
Saya bertemu dengan dua saksi mata dari kedua belah pihak, warga di sekitar Asrama Brimob dan warga di sekitar Petamburan.
Keduanya menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera.
Dari hasil perbincangan dengan mereka, saya mendapat fakta bahwa pada malam itu hampir semua pintu rumah warga digedor oleh orang-orang tak dikenal.
Sambil menggedor pintu, orang-orang itu berteriak, "Ayo keluar, kita diserang, ... perang... perang...!"
Sementara dari pihak warga di kompleks Brimob Polri, yang juga menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera, menyatakan, "Kami menggunakan peluru hampa dan karet. Tidak ada peluru tajam yang kami gunakan untuk menghalau massa agar jangan brutal membakar dan melempari mobil!"
Singkat cerita, malam itu korban tewas berjatuhan.
Saya mendapat informasi dari sebuah sumber, ada dugaan korban dieksekusi di sebuah tempat, lalu jasadnya didrop di titik kerusuhan sekitar Petamburan-Slipi, Jakarta.
Tiga korban masih berstatus anak.
Yang paling muda berusia 15 dan 16 tahun, masing-masing bernama Harun Rasyid dan Reyhan Fajari.
Sulit untuk menafikan kerusuhan di sekitar wilayah Petamburan memang sengaja diciptakan untuk memprovokasi terjadinya benturan antara penghuni Asrama Brimob plus aparat dan warga yang tinggal di sekitar markas FPI.
Ada aksi bakar mobil; ada korban tewas; ada seruan serang dan perang!
Upaya konfirmasi Saya mengonfirmasi temuan saya kepada polisi.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menolak memberikan keterangan lebih lanjut terkait perkembangan kerusuhan 21-22 Mei.
Baca: Siapa Sebenarnya Aiman Witjaksono? Bakal Bongkar Dugaan Skenario Kerusuhan 22 Mei Senin (24/6)
Baca: Berpose Diatas Ranjang dan Pakai Baju Tak Biasa, 10 Lekukan Tubuh Artis Ini Makin Bikin Gerah
Baca: Lahan Perusahaan Prabowo Subianto di Aceh Akan Diambil Alih, Dibagikan Untuk Bekal Keluarga Baru
Baca: Nikita Mirzani Bakal Dapat Suami Baru? Begini Hasil Penerawangan Roy Kiyoshi: Bakal Dapat Anak Lagi
"Perkembangan penyelidikan terakhir sudah disampaikan melalui konferensi pers,” ujar Iqbal kepada tim AIMAN yang menghubunginya seraya berjanji akan memberi keterangan lanjutan terbaru dalam beberapa hari ke depan.
Saya pun bergegas mendatangi seorang tokoh. Ia adalah mantan Ketua Tim Investigasi Kerusuhan 98 Hermawan Sulistyo yang akrab dipanggil Kiki.
Saat saya menyampaikan temuan ini dan meminta tanggapannya, ia mengatakan, dugaan bahwa korban dieksekusi di sebuah tempat lalu didrop di lokasi kerusuhan adalah sangat mungkin.
Sebab, menurut dia, dari hasil otopsi didapat, mayoritas korban tewas ditembak dari posisi tiarap (dan dari arah samping).
"Lha... bagaimana mungkin kalau tiarap ada di lokasi kerusuhan. Posisi nembak tiarap kan perlu space kosong. Kalau di lokasi kerusuhan ada ribuan orang, bisa keinjak-injak," ujar Kiki.
Kerusuhan ini dikondisikan untuk menciptakan kerusuhan yang lebih besar dan ada tujuan akhirnya, kata Kiki.
Detail lengkap penjelasan Kiki akan tayang di program AIMAN. Apa pun hasil penyelidikan nanti, harus diungkap lengkap oleh polisi.
Tak kalah penting adalah penuntasan.
Tak mungkin kerusuhan ini ada tanpa dalang! Penuntasan penting agar peristiwa serupa tak lagi terulang.
Saya Aiman Witjaksono.
Salam
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dugaan Fakta Baru Kerusuhan 22 Mei: Korban Dieksekusi di Tempat Lain Lalu Didrop di Titik Kerusuhan"
Link Live Streaming Kompas TV Aiman
LINK 2
LIVE STREAMING Kompas TV, AIMAN Malam Ini 'Rusuh Pasca Pilpres, Apa Yang Dituju?' Saksikan Mulai Pukul 20.00 WIB.