Video Viral

Fakta Sebenarnya Video Viral HP Santri Dirusak Guru Pakai Palu, Pengurus Ungkap Kejadian Sebenarnya

Viral di media sosial beberapa ponsel dirusak menggunakan palu oleh para pria yang diduga guru di sebuah sekolah

Editor: bandot
Twitter/@dayatpiliang
Perusakan HP di Ponpes Wali Songo Ngabar, Ponorogo, Jawa Timur(Twitter/@dayatpiliang) 

Fakta Sebenarnya Video Viral HP Santri Dirusak Guru Menggunakan Palu, Pengurus Ungkap Kejadian Sebenarnya

TRIBUNJAMBI.COM - Viral di media sosial beberapa ponsel dirusak menggunakan palu oleh para pria yang diduga guru di sebuah sekolah.

Dalam video terlihat puluhan hinggar ratusan siswa terlihat berkumpul menyaksikan perusakan ponsel gengam tersebut.

Dengan santainya para guru tersebut memukul satu persatu ponsel gengam yang sudah dikumpulkan di atas meja menggunakan palu.

Video yang memperlihatkan sejumlah ponsel genggam milik siswa dirusak pihak sekolah dengan menggunakan palu tersebar di media sosial sejak Sabtu (22/6/2019).

Baca: Masih Ingat dengan Sarah Azhari? Jarang Terekspos, Ternyata Suaminya Bukan Orang Sembarangan

Baca: Rocky Gerung Ternyata Jago Bela Diri, Alumni Perguruan Silat Bangau Putih, Simak Kehebatannya!

Baca: Ingat Bubu, Kekasih Syahrini yang Mendadak Hilang? Ini Penampakannya Kini, Datangi Rumah Aisyahrani

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah pondok pesantren di Ponorogo, Jawa Timur dan menimpa para santri yang melanggar peraturan dengan membawa ponsel ke lingkungan pondok.

Salah satu akun yang turut menyebarkan video ini adalah Twitter @dayatpiliang.

Unggahannya tersebut sudah di-retweet sebanyak lebih dari 7.000 pengguna Twitter yang lain.

Pengakuan Alumni Akun lain yang turut mengunggah video ini adalah Instagram @makassar_iinfo.

Dalam kolom komentar terdapat seseorang yang mengaku sebagai alumni dari pondok pesantren yang menjadi tempat kejadian.

Dia adalah Asrofi Abdur pemilik akun @iamz_foryou.

Saat dimintai keterangan lebih lanjut, Asrofi menyebut kejadian itu ada di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar, Ponorogo, Jawa Timur.

"Iya benar sekali. Jadi untuk memfokuskan santri dalam belajar dan beribadah, santri tidak diperbolehkan membawa barang elektronik dan termasuk rokok," kata alumnus yang lulus pada 2014 itu.

Konsekuensi ini sudah diketahui sejak awal, baik oleh santri maupun wali santri.

Sehingga jika mereka dengan sengaja melanggar, mereka harus siap dengan akibat yang akan didapatkan.

"Hal tersebut sudah diberitahukan kepada wali santri di awal pendaftaran bahwa santri tidak diperkenankan membawa alat elektronik. Jika ingin menghubungi keluarga tersedia wartel pesantren," kata Asrofi.

Baca: Jatuh Dari Lantai 8, Fakta Meninggalnya Putri Pemilik Hotel di Balikpapan, Sebelum Tewas Lakukan Ini

Baca: Inilah Dampaknya Jika Terjadi Aksi Unjuk Rasa 28 Juni di Gedung MK, Moeldoko: Sudahlah Mau Apa Lagi?

Baca: MENANGI Kontes, Ikan Arwana Super Red Kapuas Hulu Terjual Rp 875 juta, Dibeli Orang Kaya di China

"Peraturan dari awal kontrak belajar seperti itu, jadi santri yang kedapatan membawa HP harus merelakan HPnya untuk dihancurkan seperti itu,” ucapnya.

Bentuk hukuman yang didapat, menurut Asrofi tidak melulu dihancurkan menggunakan palu, namun bisa beragam sesuai keputusan para pengasuh pesantren.

"Banyak, bisa disita, dihancurkan, atau dibakar, tergantung dari kesepakatan pengasuh pesantren. Yang jelas bila disita barangnya tidak akan digunakan asatidz atau pengurus,” ujarnya.

Penjelasan Pondok Pesantren Saat dimintai keterangan lebih lanjut, bagian Sekretariat Pimpinan Pondok menyampaikan video itu tersebar bukan dari pihak internal mereka.

"Kami dari pihak internal sendiri tidak menyebarkan video tersebut. Jadi itu kan ada salah satu pihak kami yang sempat memvideokan. Itu bukan dari kami secara resmi, jadi banyak disalahartikan," kata dia melalui sambungan telepon.

Selanjutnya, melalui keterangan resmi yang diunggah di akun Instagram PP.

Wali Songo Ngabar, @ngabarexcellent, disebutkan ponsel-ponsel tersebut merupakan barang sitaan yang didapat dari para santri yang tanpa izin membawa masuk ponsel.

"Perusakan barang-barang terlarang yang disita pihak pesantren di depan santri untuk memberikan edukasi efek jera dan menegaskan bahwa pesantren tidak mengambil manfaat secara materiil dari barang tersebut," tulis keterangan resmi dari Humas Biro Sekretariat Pondok.

Mengingat video yang sudah terlanjur tersebar luas dan menimbulkan pro-kontra, pihak pondok mengaku siap menerima masukan yang bersifat membangun untuk tindakan yang diambil di kemudian hari.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com "Viral soal HP Para Santri Dirusak dengan Palu, Ini Penjelasan Pondok Pesantren"

Fakta Sebenarnya Video Viral HP Santri Dirusak Guru Pakai Palu Fakta sebenarnya sudah disampaikan pengurus pondok pesantren

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved