Kisah Militer
Tak Cuma Ahli Perang Hutan, Di Medan Bersalju Kopassus Mampu Kalahkan Pasukan Khusus Korea Selatan
Batalyon 707 merupakan satu diantara pasukan khusus Korea Selatan, Batalyon Misi Khusus 707 (707th Special Mission Battalion), yakni korps khusus
Tak Cuma Ahli Perang Hutan, Kopassus Kalahkan Pasukan Khusus Korea Selatan di Tempat Bersalju
TRIBUNJAMBI.COM - Kopassus merupakan satu diantara pasukan elite TNI yang juga Komando Utama (Kotama) tempur yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia khususnya TNI AD.
Selain ahli dalam berbagai pertempuran, kemampuan penanggulangan teror dan intelijen yang dimiliki Kopassus juga membuat merinding tentara dari berbagai belahan dunia.
Kopassus pernah dinobatkan sebagai pasukan elite paling ditakuti di dunia.
Kopassus mampu menjadi pasukan elite nomor tiga di dunia.
Adapun, pasukan elite nomor satu dunia diduduki Special Air Service (SAS) Inggris dan Mossad (Israel).
Pengalaman bertempur dengan pasukan elite dunia seperti SAS, Gurkha dan juga pasukan Marinir Belanda menjadi CV mentereng yang dimiliki Kopassus.
Pasukan elite TNI Kopassus di dalam setiap kehadirannya ternyata mengundang decak kagum pasukan negara-negara lain.
Selain operasi militer, pasukan negara lain juga memuji kehebatan Kopassus saat terlibat dalam latihan bersama.
Satu diantara pasukan yang dibuat keheranan dengan kemampuan para prajurit Korps Baret Merah yakni saat Kopassus berlatih dengan pasukan anti teror Korea Selatan.
Satu diantara kisahnya yakni saat Kopassus berlatih dengan pasukan Komando Korea Selatan yakni Pasukan Batalyon 707.
Baca: Malaysia Terancam Bangkrut Hutang Rp 3.500 Triliun, Indonesia yang Berutang Rp 5.000 T Justru Tidak?
Baca: Viral - Seserahan Mobil Fortuner Seharga Rp 500 Juta, Berakhir di Kepolisian Ternyata Mobil Curian
Kisah ini dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.
Batalyon 707 merupakan satu diantara pasukan khusus Korea Selatan, Batalyon Misi Khusus 707 (707th Special Mission Battalion), yakni korps khusus yang menangani terorisme.
Batalyon ini di bawah Komando Perang Khusus Angkatan Darat Republik Korea (Republic of Korea Army Special Warfare Command).

Seperti apa Batalyon 707? Batalyon ini yang juga yang menginspirasi Drama Korea Descendant of The Sun yang dibintangi Song Song Couple, Song Jong Ki dan Song Hye Kyo.
Kopassus mampu mengimbangi kemampuan pasukan Komando Korea Selatan yang berlatih di dalam sungai es yang membeku.
Meski tinggal di daerah tropis yang notabene bersuhu panas, namun para prajurit Kopassus sepertinya langsung bisa menyesuaikan diri dengan suhu udara dingin yang sangat menusuk.
Kedua pasukan dari Kopassus dan Korsel tersebut berlatih bersama di Training Site 47-Kwangju.
Area untuk latihan antiteror pemebasan sandera maupun pertempuran jarak dekat, yang dilengkapi pesawat Boeing 747, kereta api, bus, gedung perkantoran dan bank.
Meski ahli dalam perang hutan pasukan Kopassus juga harus mampu bertempur di daerah bersalju dan wilayah ekstrem lainnya.
Cuaca dingin yang dirasakan di daerah tersebut tak lagi jadi halangan para prajurit Kopassus.
Bahkan ketika ada latihan fisik berupa lomba lari menuju bukit dengan pasukan Korea, prajurit Kopassus bisa mencapai puncak lebih dulu.
'Neraka' Latihan Kopassus
Pasukan Elite TNI AD atau yang lebih dikenal dengan nama Komando pasukan Khusus (Kopassus), memang sudah terkenal kehebatannya.
Namun sebelum seorang prajurit mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps tersebut, para prajurit harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia.
Tahapan pertama yang harus dilalui adalah Tahap Basis, yaitu pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung.
Di sini para calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.
Baca: Sinopsis Film Bumi Manusia Dibintangi Iqbaal Ramadhan, Mawar De Jongh dan Jadwal Tayang di Bioskop
Baca: Kata Bijak Romantis di Bumi Manusia, Novel Pramoedya Ananta Toer Filmnya Diperankan Iqbaal Ramadhan
Baca: Subhanallah 4 Jasad Ini Dibongkar & Masih Utuh Meski Dikubur Puluhan Tahun, Ada Buyut KH Maruf Amin
Selesai latihan basis, dilanjutkan dengan Tahap Hutan Gunung yang diadakan di Citatah, Bandung.
Di sini para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan. (YouTube)
Dalam Pelatihan Survival para calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan.

Dengan latihan ini Para Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.
Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ Lembang ke Cilacap dengan membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.
Dalam bukunya yang berjudul Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan yang diterbitkan QailQita Publishing tahun 2014, Mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo membeberkan pengalamannya saat mengikuti latihan Kopassus.
Mengintip Neraka di Cilacap
Latihan terberat sudah menanti saat sampai di Cilacap. ini adalah latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.
Di sini materi Latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.
Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” kata Pramono.

Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.
Selama “pelolosan” si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.
Dalam pelolosan itu, kalau siswa sampai tertangkap maka itu berarti neraka baginya karena dia akan diinterogasi layaknya dalam perang.
Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.
Dalam kondisi seperti itu, si prajurit harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya.
Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka.
Baca: Buktikan Sayang Saat Ulang Tahun, Pelajar di Jambi Diajak Hubungan Intim Sampai 7 Kali
Baca: Bawaslu Sebut Ganjar Pranowo & 32 Kepala Daerah Deklarasi Dukung Capres Jokowi Maruf Tidak Melanggar
Baca: Siapa Sebenarnya Amanda Winarko Gadis Indonesia yang Menikah Dihibur Artis Top Dunia Michael Buble?
Baca: Viral, Anak Keracunan, Liurnya Terus Menetes Usai Gigit Daun Tanaman Hias, Buang Tanaman Ini
Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.
Selama tiga hari siswa menjalani latihan di kamp tawanan. dalam kamp tawanan ini semua siswa akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia.
“Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa, namun para calon prajurit Komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando di perlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya,” tulis Pramono Edhie.
Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan.
Nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70.
Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter.
“Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa,” tutup mantan Danjen Kopassus ini. (Dari berbagai sumber)
Itu tadi satu diantara kisah kehebatan Kopassus pasukan elite TNI yang ditakuti oleh pasukan di dunia.
Simak kisah-kisah Kopasuss dan tentara lainnya di Kisah Militer Tribunjambi.com