Mayor Umar Nekat Minum Air dari Kandang Kuda, Kopassus Tugas Luar Negeri

Apa yang dilakukan Mayor Umar ini karena menghormati tuan rumah, meski risikonya tinggi.

Editor: Duanto AS
IST
Kopassus, pasukan elite TNI AD. 

Saat melihat kondisi airnya, Umar kaget.

Warnanya keruh. Dan yang membuatnya kaget, air tersebut diambil dari wadah yang sama untuk memberi minum kuda.

Di negeri yang berada di benua Afrika dan sedang bertikai itu, air menjadi satu di antara sumber daya yang susah dicari.

Saking ingin menghormati tamunya, warga memberikan satu-satunya hal berharga yang mereka miliki, yakni air.

Karena tak ingin mengecewakan tuan rumah, sambil menahan napas, Mayot Umar terpaksa meminumnya.

Kopassus
Kopassus (tribunnews)

Tapi di kali berikutnya, Kopassus ini memiliki trik agar terhindar dari penghormatan yang amat berisiko menimbulkan sakit perut tersebut.

Belajar dari pengalaman tersebut Mayor Umar mempunyai trik untuk menolak secara halus setiap kali berkunjung ke rumah warga dan disuguhi hal yang serupa.

Setiap kali disuguhi air minum seperti ini, akhirnya Umar menolaknya dengan mengaku sedang berpuasa.

30 orang vs 3.000 orang

Kopassus pernah menjalankan misi yang dianggap mustahil oleh seluruh angkatan bersenjata di dunia.

Kejadiannya berawal pada 1962 di negara Kongo yang waktu itu sedang bergejolak. 

Indonesia diminta United Nations/Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengirim pasukan perdamaian ke Kongo.

Ilustrasi Kontingen Pasukan Garuda yang bertugas di Lebanon
Ilustrasi Kontingen Pasukan Garuda yang bertugas di Lebanon (tniad.mil.id)

Di bawah pimpinan Letjen TNI Kemal Idris, pasukan perdamaian Indonesia tersebut diberi nama Kontingen Garuda III (Konga III).

Pasukan ini anggotanya diambil dari Batalyon 531 Raiders, satuan-satuan Kodam II Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur tempur lain, termasuk Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat ( RPKAD).

Konga III berangkat dengan pesawat pada Desember 1962. Pasukan ini akan bertugas di Albertville, Kongo, selama delapan bulan di bawah naungan UNOC (United Nations Operation in the Congo).

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved