Apa Itu Porang? Tanaman Umbi Bikin Paidi Pemulung Madiun Punya Omzet Miliaran Rupiah
Di tangan Paidi, tanaman porang ini mampu menghasilkan omzet miliaran per tahun. Tiga tahun lalu dia merupakan pemulung, namun kini mampu mengumrahkan
Di tangan Paidi, tanaman porang ini mampu menghasilkan omzet miliaran per tahun. Tiga tahun lalu dia merupakan pemulung, namun kini mampu mengumrahkan petani sekitar.
TRIBUNJAMBI.COM - Apa yang dilakukan Paidi, pemulung di Madiun, bisa Anda contoh.
Jangan menganggap remeh seorang pemulung, karena suatu kali bisa menjadi orang sukses.
Kisah Paidi (37) yang kehidupannya berubah drastis setelah menanam porang tiga tahun lalu ini bisa menginspirasi.
Akhirnya, Paidi bisa mengirimkan beberapa petani untuk umrah.
Baca Juga
Video Mengerikan Turbulensi 20 Menit, Badan Pramugari Terlempar Membentur Langit-langit Pesawat
Ternyata Sekolah Agus Harimurti Yudhoyono Sama dengan Prabowo, Lulusan Terbaik Fort Benning
Tak Tanggung-tanggung, Pria Asal Blora Beri Mahar Toyota Fortuner, Profesinya Tak Terduga
Cara Nekat Polwan Cantik Menyamar di Sindikat Perdagangan Wanita, Tak Sangka Ketemu Sosok Terkenal
Polisi Jogja Tilang KSAD yang Terobos Lampu Lalu Lintas, Kaget saat Baca Nama di SIM
Melansir Kompas com, dahulu Paidi hanya dikenal sebagai sosok pemulung yang tinggal di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
Rumahnya saat itu berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah.
Namun, sejak tiga tahun terakhir, nasib Paidi berubah total.
Pria berambut gondrong ini kini menjadi sosok yang banyak dicari kalangan petani.
Bukan tanpa sebab. Rumahnya yang dahulu sederhana kini menjadi bagus.
Semenjak kegetolannya mengembangkan porang.
Tak hanya sukses berjualan porang hingga luar negeri, Paidi juga memberikan modal bagi petani-petani di kampung halamannya yang ingin mengembangkan porang.
Paidi pun memberangkatkan sejumlah petani umrah ke Tanah Suci Mekkah.

Apa itu porang?
Melansir porang.co.id, banyak manfaat tanaman porang yang tidak diketahui publik.
- Manfaat tanaman porang adalah sebagai lem terbaik, lem yang dihasilkan sangat ramah lingkungan
- Campuran pada pembuatan kertas, manfaat tanaman porang pada pembuatan kertas agar kertas menjadi kuat dan lemas.
- Pengganti media tumbuh microba.
- Isolator Listrik, glucomannan pada tanaman porang yang berbentuk gel dapat dimanfaatkan sebagai pengganti gel silicon, yang sangat baik sebagai isolator listrik.
- Campuran dalam alat alat pesawat terbang dan parasut
- Di negara jepang manfaat tanaman porang adalah sebagai campuran makanan jepang shirataki dan konnyaku, Bahan makanan ini banyak disukai masyarakat jepang untuk mie shiratake atau konnyaku
- Penjernih air
- Pengikat Formulasi tablet
- Manfaat tanaman porang juga sebagai pengental sirup dan perekat pada es krim sehingga tidak mudah/tidak cepat meleleh
- Bahan obat, Glucomannan pada tanaman porang dimanfaatkan sebagai bahan pembentuk kapsul pada obat.
- Kadar glucomannan pada tanaman porang bermanfaat/berkhasiat bagi kesehatan tubuh yaitu mengurangi kadar kolesterol dalam darah dan memperlambat pengsongan perut dan mempercepat rasa kenyang sehingga cocok untuk makanan diet bagi penderita diabetes
- Porang merupakan serat yang secara alami dapat larut dalam air. Juga tembus cahaya dan bersifat seperti agar agar dan tidak berbau sehingga dapat digunakan sebagai pengganti agar agar.
- Porang banyak mengandung vitamin A dn B lebih tinggi dari kentang
- Kandungan karbohidratnya lebih dari 80%, komponen yang terpenting ada dalam glucomannan.
- Mendukung Industri antara lain sebagai pengkilap kain, perekat kertas, Cat, Kain katun dan wool, dan bahan imitasi yang memiliki sifat lebih baik dari milum serta harganya yang lebih murah.
- Pengganti Gelatin sebagai bahan pembuat negatif film, isolator dan seluloid karena sifatnya yang mirip selulosa. Sehingga dapat sebagai pengganti selulosa dalam film
- Larutan Mannan jika dicampur dengan gliserin atau natrium hidroksida bisa dibuat bahan kedap air.
- Mannan juga dipergunakan untuk menjernihkan air dan memurnikan bagian bagian keloid yang terapung dalam industri bir, gula, minyak dan serat.
Porang masih belum banyak dibudidayakan oleh masyarakat sehingga, kebutuhan untuk industri masih terbuka lebar pasarnya. Umbi porang diextrac menjadi tepung glucomannan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, ada beberapa manfaat bagi kesehatan yang di bahas di halaman lain.
Kisah sukses Paidi
Kepada Kompas.com Rabu (12/6/2019), Paidi menceritakan awal mulanya mengenal porang.
Porang merupakan sejenis umbi.
Tanaman ini dapat dijadikan bahan makanan, kosmetik, dll.
Porang di tangan Paidi itu akhirnya membuka mata banyak petani.
Paidi menuturkan pertama kali mengenal porang saat bertemu dengan teman satu panti asuhan di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, sepuluh tahun silam.
Di rumah temannya, Paidi dikenalkan tanaman porang yang dibudidayakan warga setempat.

"Setelah saya cek, ternyata porang menjadi bahan makanan dan kosmetik yang dibutuhkan perusahaan besar di dunia," ungkap Paidi.
Setelah belajar dari temannya, Paidi kemudian mencari berbagai informasi tentang porang di internet.
Dari pencariannya di dunia maya, Paidi menyimpulkan porang merupakan kebutuhan dunia.
Melihat peluang itu, Paidi mulai memutar otak.
Sebab, tanaman porang yang dikembangkan di Saradan rata-rata tumbuh harus di bawah naungan pohon lain.
Kondisi itu menjadikan panen tanaman porang memakan waktu yang lama hingga tiga tahun.
Saat hendak mengembangkan porang di kampung halamannya, Paidi mengalami kendala lantaran kondisi lahan pertaniannya berbukit-bukit.
Padahal, rata-rata petani porang di wilayah lain mengembangkan tanaman itu di bawah naungan pohon keras seperti pohon jati.
Berbekal pencarian di Google, Paidi mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana mengembangkan porang di lahan pertanian terbuka.
Hasil pencarian itu lalu dikumpulkan dalam satu catatan yang dinamai sebagai revolusi tanam baru porang.
"Menanam porang rata-rata harus di bawah naungan. Di sini, menanam tanpa harus naungan. Kami menggunakan revolusi pola tanam baru," kata Paidi.
Paidi mengatakan, dengan revolusi tanam baru, hasil panennya berbeda jauh dengan pola tanam konvensional yang mengandalkan di bawah naungan pohon.
Santer Nama Bursa Calon Gubernur, Namun Masih Malu-Malu Nyatakan Siap Maju Pemilihan Gubernur 2020.
Gigi Bripka Made Agus Copot, Dikeroyok Dua Anggota Ormas saat Rayakan Ulang Tahun
Ternyata Sekolah Agus Harimurti Yudhoyono Sama dengan Prabowo, Lulusan Terbaik Fort Benning
Ia membandingkan kalau menggunakan pola tanam konvensional, satu hektare dapat menghasilkan panen tujuh sampai sembilan ton.
Sementara dengan revolusi pola tanam intensif, satu hektar bisa mencapai panen 70 ton.
"Kalau pakai pola tanam konvensional, panennya paling cepat tiga tahun. Sementara dengan pola tanam baru bisa lebih cepat panen enam bulan hingga dua tahun dan hasilnya lebih banyak lagi," ujar Paidi.
Dia mengatakan, bila menggunakan pola tanam konvensional tidak akan bisa mengejar kebutuhan dunia.
Apalagi, pabrik pengelola porang makin menjamur dengan total kebutuhan sehari bisa mencapai 200 ton.
"Kalau menunggu tiga tahun, lama sekali. Untuk itu, butuh revolusi pola tanam sehingga bisa mempercepat panen," ujar Paidi.
Tak mau sukses sendiri, Paidi tak pelit berbagi ilmu.
Ia membagi ilmu dari cara bertanam hingga memberikan informasi harga porang dengan membuat blog dan channel YouTube yang bisa diakses siapa pun.
"Saya buat tutorial di akun infoasalan atau paidiporang," ungkap Paidi.
Harapannya, ilmu yang dibagikan di media sosial itu dapat menarik petani di mana pun untuk mengembangkan porang.
Apalagi, porang gampang dikembangkan dan mudah untuk dipasarkan.
Ditanya omzet yang ia dapatkan dari pengembangan porang di Desa Kepel, Paidi mengatakan sudah mencapai miliaran rupiah.
"Sudah di atas satu miliar," kata Paidi.
Ingin umrahkan satu desa
Tak hanya ingin menularkan ilmu bertanam porang, Paidi juga menginginkan seluruh petani di desanya bisa berangkat umrah ke Tanah Suci tanpa membebani biaya apa pun.
Untuk mengumrahkan petani yang tidak mampu, Paidi memberikan bibit bubil (katak) sebanyak 30 kilogram gratis kepada petani.
Petani yang mendapatkan bantuan bibit dari Paidi harus menanam dan merawatnya hingga bisa meraih panen dalam jangka waktu dua tahun.
Bila dihitung, panen porang dengan bibit bubil 30 kg bisa menghasilkan Rp 72 juta.
“Uang hasil panen itu bisa untuk memberangkatkan umrah pasangan suami istri. Tetapi kalau panen lebih dari itu, sisa uangnya kami berikan kepada petani,” ujar Paidi.
Paidi menyebutkan, sejauh ini sudah 15 petani yang berangkat umrah setelah mendapatkan bantuan 30 kg bibit bubil.

Harapan ke depan, makin banyak petani yang bertanam sehingga bisa berangkat umrah.
Sementara itu, Kepala Desa Kepel Sungkono menyatakan, banyak warganya ikut menanam porang karena terinspirasi dengan kisah sukses Paidi.
Dua tahun terakhir, hampir 85 persen warga di Desa Kepel menanam porang.
Warga tertarik menanam porang karena harganya yang terus naik dan penanamannya yang lebih mudah.
Sebelumnya, warga setempat banyak mengandalkan bertani cengkeh dan durian.
Namun, nilai hasil panen tidak sebesar jika dibandingkan dengan porang.
“Tahun lalu penjualan porang di desa kami tembus hingga Rp 4 miliaran. Warga yang memiliki lahan seluas satu hektar bisa meraih untung hingga Rp 110 juta,” kata Sungkono.
Sungkono mengatakan, dengan revolusi pola tanam baru, umbi porang yang dihasilkan jauh lebih banyak dibandingkan dengan penanaman di bawah tegakan.
Perbandingannya mencapai enam kali lipat dibandingkan dengan pola tanam konvensional.
“Dengan menanam porang, warga cukup nandur sepisan, panen selawase (tanam sekali, panen selamanya),” ujar Sungkono.
Untuk membantu petani mengembangkan porang, Desa Kepel memiliki badan usaha milik desa (bumdes) yang akan mengurusi porang mulai pembibitan biar bisa jual sendiri.
Tak hanya itu, bumdes juga siap memberikan pinjaman modal kepada petani yang ingin mengembangkan porang.
"Kalau petani jual sendiri, harganya bisa dimainkan tengkulak," kata Sungkono.
Untuk pengembangan porang, Bupati Madiun Ahmad Dawami yang biasa akrab disapa Kaji Mbing mengharapkan semua petani mengembangkan porang menyusul adanya investasi besar pabrik porang di Madiun.
Dengan demikian, semua petani bisa menanam porang dan bekerja sama pabrik olahan.
"Dan tidak akan terjadi petani menanam, pabrik akan membeli dengan harga yang murah," ujar Kaji Mbing.
Ia menambahkan, budidaya tanaman porang juga dikembangkan di kecamatan lain sesuai dengan potensi geografisnya.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Madiun Joko Lelono menyatakan, kesuksesan warga Desa Kepel mengembangkan porang menjadikan desa itu masuk empat besar dalam lomba desa se-Jawa Timur tahun ini.
Desa Kepel mampu menyisihkan 7.724 desa di seluruh Jawa Timur.
Ayo ikuti kisah sukses Paidi, pemulung di Madiun, yang menanam porang. (*)
Subscribe Youtube
Polwan Cantik Ternyata Punya Calon Mertua Orang Terpandang, Bripda Lin Ariska Viral saat Lamaran
Tiga Tahun Lalu Paidi hanya Pemulung di Madiun, karena Tanam Porang Kini Omzet Miliaran Rupiah
Video Mengerikan Turbulensi 20 Menit, Badan Pramugari Terlempar Membentur Langit-langit Pesawat
Kisah Pacaran Pramugari Garuda Indonesia dan Anggota Kopassus, Pacar Hartini Akhirnya Jenderal TNI
Polisi Jogja Tilang KSAD yang Terobos Lampu Lalu Lintas, Kaget saat Baca Nama di SIM