Apa Itu Porang? Tanaman Umbi Bikin Paidi Pemulung Madiun Punya Omzet Miliaran Rupiah
Di tangan Paidi, tanaman porang ini mampu menghasilkan omzet miliaran per tahun. Tiga tahun lalu dia merupakan pemulung, namun kini mampu mengumrahkan
Saat hendak mengembangkan porang di kampung halamannya, Paidi mengalami kendala lantaran kondisi lahan pertaniannya berbukit-bukit.
Padahal, rata-rata petani porang di wilayah lain mengembangkan tanaman itu di bawah naungan pohon keras seperti pohon jati.
Berbekal pencarian di Google, Paidi mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana mengembangkan porang di lahan pertanian terbuka.
Hasil pencarian itu lalu dikumpulkan dalam satu catatan yang dinamai sebagai revolusi tanam baru porang.
"Menanam porang rata-rata harus di bawah naungan. Di sini, menanam tanpa harus naungan. Kami menggunakan revolusi pola tanam baru," kata Paidi.
Paidi mengatakan, dengan revolusi tanam baru, hasil panennya berbeda jauh dengan pola tanam konvensional yang mengandalkan di bawah naungan pohon.
Santer Nama Bursa Calon Gubernur, Namun Masih Malu-Malu Nyatakan Siap Maju Pemilihan Gubernur 2020.
Gigi Bripka Made Agus Copot, Dikeroyok Dua Anggota Ormas saat Rayakan Ulang Tahun
Ternyata Sekolah Agus Harimurti Yudhoyono Sama dengan Prabowo, Lulusan Terbaik Fort Benning
Ia membandingkan kalau menggunakan pola tanam konvensional, satu hektare dapat menghasilkan panen tujuh sampai sembilan ton.
Sementara dengan revolusi pola tanam intensif, satu hektar bisa mencapai panen 70 ton.
"Kalau pakai pola tanam konvensional, panennya paling cepat tiga tahun. Sementara dengan pola tanam baru bisa lebih cepat panen enam bulan hingga dua tahun dan hasilnya lebih banyak lagi," ujar Paidi.
Dia mengatakan, bila menggunakan pola tanam konvensional tidak akan bisa mengejar kebutuhan dunia.
Apalagi, pabrik pengelola porang makin menjamur dengan total kebutuhan sehari bisa mencapai 200 ton.
"Kalau menunggu tiga tahun, lama sekali. Untuk itu, butuh revolusi pola tanam sehingga bisa mempercepat panen," ujar Paidi.