Siapa Membekingi Bisnis Minyak Ilegal di Jambi? Lihat Foto dari Udara Penampakan Lokasi Pengolahan
Mobil itu mondar-mandir di lokasi dari pagi hingga malam hari. Bau minyak ilegal itu begitu menyengat hidung. Lihat foto-foto udara ini ...
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Selain di Desa Batin Ness, satu lagi lokasi tempat pemasakan minyak ilegal juga terpantau di Desa Mekarsari Ness, Kampung 8, Kecamatan Bajubang.
Diketahui bahwa lokasinya hanya belasan meter dari Taman Mugi Rahayu.
Informasi yang dihimpun Tribunjambi.com, ada 14 tungku pemasakan minyak di lokasi itu.

Tungku-tungku tersebut diketahui milik warga dan menggunakan tanah warga sekitar.
Pantauan di lapangan, puluhan mobil baik pikap maupun truk kerap mondar mandir masuk ke lokasi itu.
Mobil itu mondar-mandir dari pagi hingga malam hari.
Bahkan, bau minyak itu begitu menyengat hidung.
Dari informasi juga diketahui bahwa lokasi itu juga diduga dibekingi oknum polisi.
Terkait keberadaan minyak ilegal, Kapolsek Bajubang, Iptu Elfian Yusran Ritonga, menanggapi hal ini.
Dia mengatakan pada Kamis (14/6) melakukan sosialisasi terhadap bahaya illegal drilling di kantor Camat Bajubang.
Aura Kasih Sudah Melahirkan, Ternyata Aura Ngejar Model Eryck Amaral, Usia Jauh Muda
Bahaya Smartphone Setan Gepeng Pada Keluarga Anda, Jangan Sampai Menyesal!
Bidan Cantik Lakukan Adegan Nakal Saat Video Call dengan Pacar, Pakai Timun, Screenshot Menyebar!
Ini yang Terjadi pada Tubuh Wanita yang Kawin Kontrak dengan Pria Asing, Akademisi Beber Akibat
"Sosialisasi itu dihadiri seluruh kades di Kecamatan Bajubang. Intinya mereka setuju untuk dihentikan. Meski tanggapan mereka beragam. Tapi ini kan sudah jelas melanggar dan mereka harus taat. Karena di tempat itu kan masyarakat semua," katanya saat dikonfirmasi, Minggu (16/6).
Ritonga menegaskan bahwa tak ada lagi aktivitas pengolahan minyak ilegal di Desa Batin dan Mekarsari Ness, Kecamatan Bajubang.
"Iya, sudah berhenti. Tidak ada lagi aktivitasnya," tegasnya.
Kades serba salah
Kepala Desa Batin, Kecamatan Bajubang, Ahmad Yani, mengaku tidak mengetahui siapa saja pemilik tungku di wilayahnya itu.